Pilgub Jatim

Khofifah Sebut Desa Produsen Samiler di Mojokerto Butuh Communal Branding

Khofifah bertandang menyapa 500 keluarga produsen kerupuk samiler yang sudah bertahun-tahun dikembangkan warga.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: yuli
fatimatuz zahro
Calon gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa bertandang menyapa 500 KK produsen kerupuk samiler yang sudah bertahun-tahun dikembangkan warga di Desa Kemasan Tani Kecamatan Gondang Mojokerto, Senin (4/6/2018). 

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Kampung produsen kerupuk samiler di Mojokerto menjadi perhatian calon gubernur Jawa Timur nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa.

Hari ini, Senin (4/6/2018), Khofifah bertandang menyapa 500 keluarga produsen kerupuk samiler yang sudah bertahun-tahun dikembangkan warga.

Namun setelah berdialog dan mengunjungi tempat produksi, fakta yang ditemukan Khofifah adalah ratusan warga di Desa Kemasan Tani Kecamatan Gondang itu tidak bisa mandiri dengan membuat branding sendiri.

Masing-masing produsen di sana memproduksi kerupuk samiler untuk disetorkan pada agen dan kemudian dijual dengan merk orang lain dari daerah lain.

"Tentu sangat disayangkan, mereka yang memproduksi, bertahun-tahun tapi mereka tidak mampu menjual dengan brand mereka sendiri. Itulah mengapa mereka butuh communal branding," kata Khofifah saat berkunjung di dapur Suminah, salah satu produsen krupuk samiler.

Communal Branding, digagas dalam program Khofifah Emil untuk mengatasi masalah semacam yang terjadi di Desa Kemasan Tani ini.

Dengan Communal Branding, warga di sini akan bisa naik kelas. Mereka bisa menjual dengan merk sendiri. Tinggal warga menciptakan mekanisme produksi yang tertata.

Ada standar produk yang jelas, ada quality control yang baku, maka kualitas dan kuantitias kerupuk samiler di kampung ini akan bisa menjadi produk unggulan.

"Kalau kuantitasnya juga sudah besar, maka dia akan mampu menjawab tantangan pasar yang lebih besar," tegasnya.

Lebih lanjut dalam program Khofifah Emil juga digagas program pendampingan untuk UKM yang mengedepankan sistem petik olah kemas jual.

Sebagaimana olahan singkong ini dibuat oleh warga, Pemerintah Provinsi nanti akan memberikan pendampingan termasuk masalah pengemasan produk.

Apa yang diprogramkan Khofifah Emil ini mendapatkan dukungan dari Ibu Kepala Desa Kemasan Tani, Kecamatan Gondang, Siti Ma'rifah.

Ia mengatakan selama ini warga produsen kerupuk samiler ini bekerja untuk dijual ke pengepul. Bumbu membuat kerupuk, standar kerupuknya, dibuatkan oleh pengepul.

"Sebenarnya kami sudah lama ingin membuat merk sendiri sehingga samiler jadi oleh-oleh khas. Namun kami mengalamu kesulitan dalam packaging," ucap Rifah.

Pasalnya untuk bisa melakukan pengemasan produk yang apik dan layak jual ke pasar ritel moderen butuh modal dan kreativitas packaging yang bukan asal-asalan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved