Gempa Lombok

Gempa Lombok, 14 Orang Tewas, Ratusan Pendaki Masih Terjebak di Gunung Rinjani

Uspi, salah seorang porter menceritakan, saat gempa terjadi ada sekitar 1.000-an pendaki di sekitar Segara Anak Gunung Rinjani.

Editor: Dyan Rekohadi
Dok. BNPB
Papan tulisan di gerbang jalur pendakian Gunung Rinjani runtuh karena Gempa 

SURYAMALANG.COM -Duka kembali menyelimuti Indonesia degan terjadinya bencana alam.

Gempa bumi yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat telah menelan korban jiwa 14 orang. 

Gempa bumi berkekuatan 6,4 SR itu mengguncang pulau Lombok dan pulau Sumbawa, NTB, Minggu, pukul 06.47 WITA.

Pusat gempa terletak pada koordinat 8,26 lintas selatan, dan 116,55 bujur timur, dengan kedalaman 10 km.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis menyebutkan korban bertambah menjadi 14 orang meninggal dunia.

"Data sementara berdasarkan laporan BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat, tercatat 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak," sebut Sutopo.

Gempa yang disertai gempa susulan berulang kali itu juga menyebabkan ratusan pendaki gunung Rinjadi terjebak.

"Kami minta mereka ambil posisi yang aman saja dulu karena jalan tertutup oleh longsor," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sudiyono, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu, seperti dikutip Kantor Berita Antara.

TNGR, kata dia, telah berkoordinasi dengan Basarnas Mataram, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan TNI/Polri guna melakukan evakuasi.

Hingga saat ini, Balai TNGR telah menerjunkan tiga personel untuk melakukan penjajakan evakuasi.

Sebagai antisipasi, seluruh jalur pendakian ditutup untuk sementara waktu sejak pagi hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Keputusan ini diambil mengingat aspek keselamatan para pendaki.

Sudiyono menyebutkan, satu pendaki WNI dilaporkan meninggal dunia.

Namun, ia belum mengetahui identitas lengkap korban meninggal.

"Posisi korban masih di atas sedang kita pikirkan upaya evakuasinya," ungkapnya.

Uspi, salah seorang porter menceritakan, saat gempa terjadi ada sekitar 1.000-an pendaki di atas.

Para pendaki itu berada di sekitar Segara Anak.

"Ada ratusan yang masih belum bisa keluar. Karena saat kami di atas ada 1.000-an pendaki masih berada di atas Gunung Rinjani," tutur Uspi yang berhasil turun pada Minggu sore.

Menurut Uspi, jalur pintu Senaru di Kabupaten Lombok Utara dan pintu Sembalun di Kabupaten Lombok Timur sudah tidak bisa dilewati karena tertutup material longsor dan bongkahan batu.

"Sudah enggak bisa lewat, kalau dari danau," ujarnya.

Gempa di tengah pendakian Ia mengungkapkan, saat terjadi gempa, dirinya bersama para pendaki lainnya sedang menuju puncak Rinjani.

Namun, menjelang puncak mereka dikejutkan dengan getaran hebat, sehingga seluruh pendaki menjadi panik dan langsung memutuskan kembali dengan buru-buru turun ke bawah.

"Getarannya besar sekali di atas, semua pendaki juga lagi tiarap, enggak ada yang berani berdiri, bahkan sejumlah pendaki bule-bule sampai ikut teriak-teriak Allahu akbar saat di atas minta keselamatan," tutur Uspi.

Ia mengaku bersyukur bisa tiba dengan selamat bersama pendaki asal Thailand yang jumlahnya enam orang hingga jalur pintu masuk Bawak Nao Desa Sembalun.

"Alhamdulilah, kami bisa selamat sampai di bawah," katanya.

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Lombok, 333 Pendaki Rinjani Terjebak di Danau Segara Anak", https://regional.kompas.com/read/2018/07/29/19424821/gempa-lombok-333-pendaki-rinjani-terjebak-di-danau-segara-anak.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved