Nasional

Fakta Baru Pengeroyokan Haringga Sirila, Tukang Bakso Sampai Pingsan Saat Berusaha Melerai

Polisi menggelar rekonstruksi kasus pengeroyokan yang menewaskan Haringga Sirila. Ada fakta baru yang muncul dalam rekonstruksi itu.

Editor: Zainuddin
Mega Nugraha/Tribun Jabar
Rekonstruksi pengeroyokan Haringga Sirila di Stadion GBLA pada Rabu (26/9/2018). 

SURYAMALANG.COM – Polisi menggelar rekonstruksi kasus pengeroyokan yang menewaskan Haringga Sirila, Rabu (26/9/2018).

Suporter asal Jakarta itu tewas jelang laga Persib Bandung kontra Persija Jakarta di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Dalam rekonstruksi itu terungkap sejumlah fakta baru.

Dalam rekontruksi terlihat ternyata ada sejumlah pihak yang berusaha melerai pengeroyokan tersebut.

Di antaranya adalah Adang Ali (67), penjual bakso di lokasi.

Dalam rekaman ‎kasus pengeroyokan tersebut memang terlihat roda pedagang bakso.

Sementara itu, korban tampak dikeroyok persis di samping kanan roda.

Saat rekonstruksi, Adang Ali mengaku tidak tahu pasti awal Haringga teridentifikasi sebagai suporter Persija.

Dia baru melihat korban diseret dan diteriaki sekelompok suporter Persib.

“’ieu aya budak The Jak, kadarieu (ini ada anak The Jak, ayo kesini),” ujar Adang menirukan teriakan sekelompok suporter Persib saat kejadian.

“Saat itu saya lihat sudah ada yang memukuli. Tetapi korban belum berdarah seperti di video,” katanya.

Adang sudah lama berdagang di Stadion GBLA, terutama saat Persib berlaga atau acara lain di GBLA.

Saat itu dia membawa cucu dan istrinya.

Melihat kejadian itu, Adang berusaha melerai sekuat tenaga.

“Saya berusaha melerai karena kasihan dia sendirian.”

“Apalagi dia dipukuli dari segala arah. Saya sempat menghalangi juga mereka yang memukuli.”

“Saat saya sedang hentikan mereka yang memukuli, ada lagi yang memukuli dari arah lain.”

“Saya juga kena dorong-dorong mereka,” ujar Adang.

Karena kuatnya dorongan mereka, tubuh renta Adang Ali pun tumbang.

Adang Ali pun tersungkur di aspal beton di dekat pintu Gerbang Biru Stadion GBLA.

Dia mengaku tidak tega melihat Haringga dikeroyok oleh puluhan orang.

“Saya kecapean. Tubuh saya didorong-dorong sehingga saya tidak sadarkan diri dan pingsan,” ujar Adang.

Saat sadar, Adang sudah tidak melihat korban. Adang hanya melihat darah di samping roda baksonya.

“Katanya, korban meninggal dan dibawa ambulans. Mangkuk bakso saya juga habis semua.”

“Saat itu saya sedih sekali. Saya menyesal karena tidak bisa melerai,” ujar Adang.

Sementara itu, rekonstruksi ini menghadirkan delapan tersangka dan dua saksi mata, yakni Adang Ali dan Dede Supriadi.

Berita ini sudah dimuat di Bolasport.com dengan judul Terungkap Fakta Pengeroyokan Haringga, Saksi Mata Berniat Melerai tapi Jatuh Pingsan karena Didorong

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved