Liga 1
Iwan Budianto Berharap Jakmania, Viking-Bobotoh, Aremania dan Bonek Bisa Duduk Satu Tribun
Iwan Budianto Berharap Jakmania, Viking-Bobotoh, Aremania dan Bonek Bisa Duduk Satu Tribun dalam Sebuah Laga
Penulis: Dya Ayu | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Iwan Budianto, Kepala Staf Ketua Umum PSSI, berharap agar semua suporter di Indonesia dapat duduk satu tribun ketika tim kesayangan mereka bertanding.
Tak hanya suporter Persib Bandung (Viking - Bobotoh) dan Persija Jakarta (Jakmania) saja, yang baru terlibat insiden pengeroyokan Haringga Sirla hingga tewas, Iwan juga berharap agar Aremania dan Bonek mania dapat duduk bersama dalam satu tribun.
Hal ini sebagai tindak lanjut usulan 18 klub Liga 1 pada PSSI, yang mengharuskan tim tuan rumah harus memberikan kuota pada tim tamu saat bertanding.
Baca: VIDEO : Ikrar Perdamaian 18 Manajer Klub Liga 1 di Stadion Kanjuruhan Malang
Baca: Beri Jatah Kuota pada Suporter Tim Tamu Jadi Opsi PSSI Meminimalisir Hal Negatif
"Soal usulan 18 klub kemarin, mungkin Persija lawan Persib, Arema lawan Persebaya di masa yang akan datang kedua tim yang bertanding harus memberikan kuota pada suporter tamu dan menjamin kenyamanan pada kuota yang diberikan," kata Iwan Budianto, Senin (1/10/2018).
Meski hal itu tak dapat serta merta diwujudkan sekarang, namun pihaknya berharap agar itu dapat terealisasi kedepannya. Mengingat setiap tim tersebut berlaga, suporter tim tamu selalu mendapat larangan untuk datang, karena faktor keamanan.
Kondisi dan tradisi inilah yang coba dicarikan solusi agar situasi yang sempat menegang antar suporter dapat mencair.
"Tidak dalam waktu dekat ini, mungkin untuk kompetisi yang akan datang, kalau Arema tanding harus ada kuota untuk Bonek mania, begitu juga sebaliknya. Itulah yang kami pikir bisa mencegah kekerasan," ujar CEO Arema FC itu.
"Mungkin biayanya akan besar untuk panpel dan pelaksanaanya ditahap awal tidak langsung 5 persen, mungkin 200 orang dulu atau 500 orang. Tapi yang pasti kami harus melibatkan negara, pemerintah dan kepolisian," tambah Iwan.
Seperti diketahui, merujuk dari kasus yang dialami Haringga, di beberapa pertandingan besar atau super big match seperti pertemuan Persija dan Persib, Arema dan Persebaya, masih ada larangan suporter tim tamu untuk datang.
Larangan ini yang justru dinilai rawan menyulut api kekerasan karena timbul kecurigaan suporter lawan akan datang.