News

Pasca Gempa di Palu dan Donggala, Inilah Deretan Gunung di Indonesia yang Erupsi dalam Sepekan Ini

Usai bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, beberapa Gunung di Indonesia sedang menunjukkan aktifitasnya

Twitter/Sutopo_PN
Erupsi Gunung Soputan pada Kamis pagi (4/10/2018) 

SURYAMALANG.COM - Usai bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah, beberapa Gunung di Indonesia sedang menunjukkan aktifitas pada beberapa hari belakangan ini

Pada Selasa (2/10/2018) Gunung Anak Krakatau yang berada di selat Sunda meletus dan mengeluarkan lontaran lava pijar ke arah selatan.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Puwo Nugroho menyebutkan bahwa Gunung Anak Krakatau hampir setiap hari meletus.

Total pada hari selasa tersebut Sutopo mengatakan Gunung Anak Krakatau telah mengalami 156 kali letusan.

Hal itu sesuai dilansir dalam akun Twitter milik Sutopo @Sutopo_PN.

"Gunung Anak Krakatau hampir setiap hari meletus. Pada 2/10/2018 terjadi 156 kali letusan yang melontarkan abu, pasir dan lava pijar. Status Waspada. Kondisinya aman jika berada di luar radius 2 km dari kawah. Menarik untuk wisata melihat fenomena gunung meletus di tempat aman," tulis Sutopo.

Menurutnya, radius 2 Km dari Gunung Anak Krakatau merupakan titik yang paling aman.

Terdengar pula suara dentuman dan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat yang dirasakan di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.

Selain Gunung Anak Krakatu, dua Gunung yang berada di Indonesia Timur yakni Gunung Soputan dan Gunung Gamalama dikabarkan juga ikut meletus.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Gunung Soputan Berulang Kali Erupsi, Suara Gemuruh Masih Terdengar" Kamis (4/10/2018) Letusan Gunung Soputan terjadi pada Rabu Malam (3/10/2018).

Gunung yang terletak di Minahasa, Sulawesi Utara ini masih mengeluarkan lava pijar hingga Kamis Pagi.

Menurut kepala pos pantau Gunung Soputan, Asep Saifullah mengatakan jika letusan awan panas yang disemburkan oleh Gunung Soputan mencapai hingga 200 meter ke arah langit.

"Kepulan asap putih kelabu juga terlihat dari puncak gunung, dengan estimasi ketinggian 1.000 sampai 2.000 meter," katanya.

Sutopo menegaskan, Gunung Soputan berada pada status level III atau Siaga.

"Masyarakat agar tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan," katanya seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (3/10/2018).

Warga di sekitar Gunung Soputan juga dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernafasan jika terjadi hujan abu.

Selain itu, potensi ancaman aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan.

Jalur pendakian ke Gunung Soputan ditutup pasca- erupsi yang terjadi pada Rabu (3/10/2018).

"Saat ini jalur pendakian dari berbagai arah dinyatakan ditutup selama erupsi," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minahasa Tenggara, Erick Manaroinsong.

Sebelumnya, pihaknya juga telah mengeluarkan rekomendasi agar warga tidak mendekat ke arah Gunung Soputan dalam radius 4 kilometer.

"Aktivitas kami batasi di radius empat kilometer untuk aktivitas masyarakat dari puncak gunung," tuturnya.

Masyarakat juga diimbau tidak melakukan penambangan di sekitar gunung.

Sementara itu Gunung Gamalama juga menunjukkan aktifitasnya pada Kamis (4/10/2018).

Gunung yang terletak di pulau Ternate Maluku Utara tersebut mengeluarkan asap putih setinggi 250 meter dari puncak.

Dilansir dari Tribunnews.com, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Darno Lamane menuturkan, status gunung hingga saat ini masih tetap waspada tingkat II.

Pihaknya masih terus mengamati perkembangan aktivitas vulkanik gunung tersebut.

Menurutnya Gunung Gamalama didominasi gas hidrotermal sehingga statusnya belum perlu dinaikkan.

Darno mengatakan, perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Gamalama sudah menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik sekitar pukul 10.00 WIT hingga letusan terjadi pada pukul 11.52 WIT.

Belum dapat diprediksi lagi kapan gunung akan kembali meletus.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate juga mengimbau warga agar tidak panik.

"Gunung Gamalama saat ini hanya mengeluarkan abu tidak terlalu banyak dan ini bisa diantisipasi," tutur Yusup

“Kami harapkan kepada seluruh masyarakat Kota Ternate, khususnya masyarakat yang terkena abu vulkanik agar terus mencari informasi yang jelas," tuturnya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved