News
Kisah Bayi 2 Bulan yang Selamat Usai Diterjang Gelombang Tsunami di Palu dan Ditemukan Di Atas Pohon
Bayi laki-laki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga saat ikut mengevakuasi para korban.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM - Seorang bayi laki-laki berumur dua bulan ditemukan selamat setelah diterjang gelombang Tsunami pada saat gempa dan tsunami menerjang Palu Sulawesi Tengah September lalu.
Bayi laki-laki tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga saat ikut mengevakuasi para korban.
Ketika ditemukan, bayi tersebut tersangkut di atas pohon dalam kondisi selamat usai tsunami menerjang.
Dengan sigap, bayi tersebut langsung di bawa ke posko pengungsian.
Kondisi bayi laki-laki tersebut berlumuran lumpur dan terseret sejauh 600 meter dari tempat tinggalnya.
Belakangan nama bayi tersebut adalah Putra Mandala Sakti.
Tangis haru sang ibu pecah saat mengetahui bayi kecilnya masih selamat dari terjangan gempa dan tsunami yang dahsyat di Sulteng.

Dilansir Grid.ID dalam artikel "Terseret Tsunami Palu, Bayi 2 Bulan Ditemukan di Atas Pohon Dalam Kondisi Hidup" Jumat (12/10/2018) kisah pertemuan bayi berusia 2 bulan dengan orang tuanya tersebut diketahui oleh relawan Garbi yang tengah berada di Palu.
Orang tua Putra menceritakan kisah pertemuannya dengan sang anak kepada Relawan Garbi yang menemuinya saat melakukan distribusi logistik di Rumah Sakit Bayangkara Palu, pada Senin (08/10/2018)
"Mereka mendapat kabar ada bayi laki-laki ditemukan, pas dicek ternyata itu Putra," ujar E.Z Muttaqien
Sebelumnya, sepuluh anggota keluarga Putra terpisah karena terseret arus tsunami termasuk bayi dua bulan tersebut.
Kemudian bayi tersebut ditemukan di atas pohon pada keesokan harinya dalam kondisi selamat.
Setelah dibawa ke posko, kemudian bayi berusia 2 bulan itu langsung di bawa ke rumah sakit Bhayangkara Palu.
Setelah lima hari berlalu, barulah Putra bertemu dengan orang tuanya.
Bahkan sang ibu mengira jika bayinya telah meninggal dunia.
Pasalnya, korban yang meninggal dari bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu jumlahnya mencapai ribuan orang.
Sementara itu, melansir dari Kompas.com, per tanggal 10 Oktober 2018, jumlah korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah meningkat menjadi 2045 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.636 orang dari Kota Palu, 171 orang dari Donggala, Sigi 222 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasang Kayu Sulawesi Barat 1 orang.
"Awalnya kami menduga Donggala yang paling parah karena pusat gempa ada di sana. Tapi ternyata yang paling parah Kota Palu, dan itu akibat tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Namun kini, proses evakuasi korban bencana Sulteng telah resmi berakhir pada Jumat, 11 Oktober 2018 lalu.
Pemberhentian proses evakuasi tersebut dikarenakan untuk menghindari tersebarnya wabah penyakit yang ada ada jenazah yang ditemukan lebih dari 14 hari.