Selebrita

Inilah Kakak Ipar Happy Salma Keturunan Raja Bali yang Punya Paras Tampan & Ahli Pengobatan Herbal

Happy Salma ternyata punya kakak ipar yang keren abis, bukan cuma paras yang tampan dan badan yang gagah, tapi juga ahli soal pengobatan herbal

Suryamalang.com/Kolase @Instagram/@tjokgus
Happy Salma, Tjok Bagus, dan Tjok Gde 

SURYAMALANG.COM - Inilah kakak ipar Happy Salma keterunan raja Bali yang memiliki paras tampan dan ahli soal pengobatan herbal. 

Sosok kakak ipar aktris Happy Salma itu bernama Tjokorda Gde, Atau Tjok Gde. 

Tjok Gde adalah kakak dari suami Happy Salma yang bernama Tjokorda Bagus atau Tjok Gus. 

Setelah menikah dengan keluarga kerajaan Ubud, Bali pada 2010 silam.

Baca: Tampilan Rumah Gisella Anastasia yang Bernuansa Abu dengan Akses Kayu, Bagian Dalamnya Bikin Nyaman

Baca: Shakira Putri Denada Dikabarkan Alami Perubahan Sikap, Sang Ayah Jerry Aurum Beri Penjelasan

Baca: Selain Ivan Gunawan, Ini Deretan Pria Tampan yang Pernah Disebut-sebut Dekat Dengan Ayu Ting Ting

Nama Happy Salma semakin mencuat, terlebih soal silsilah keluarga hingga kisah para adik dan kakak iparnya.

Happy Salma kini menjadi salah satu bagian dari keluarga Puri Ubud, yang dikepalai oleh Tjokorda Raka Kerthyasa

Ayah mertua Happy Salma, Tjokorda Raka Kerthyasa atau biasa dipanggil Tjok Ibah, mempunyai tiga anak, buah hati dari pernikahannya dengan Jane Gilliespie yang sekarang diberi nama Jero Asri Kerthyasa.

Nama ketiga anak pasangan ini yaitu Tjokorda Gde Mahatma Putra Kerthyasa, Tjokorda bagus Dwi Santana Kerthyasa dan Tjokorda Sri Maya Kerthyasa.

Berbeda dengan Tjok Gus, suami Happy Salma, yang selama ini sering disorot publik.

Sedangkan kakaknya, Tjok Gde, tidak begitu.

Tjok Gde, Kakak Tjokorda Raka Kethyasa
Tjok Gde, Kakak Tjokorda Raka Kethyasa (Instagram/@tirtausada)

Melansir dari bebagai sumber, Tjok Gde merupakan seorang praktisi homeopati, pakar pengobatan holistik yang menggunakan bahan-bahan alami.

Bahan tersebut bisa berasal dari tumbuhan, hewan hingga mineral.

Homeopati meyakini tubuh manusia memiliki sistem dan tenaga penyembuhan alami untuk dirinya.

Menurut Tjok Gde, pengobatan ini sebenarnya sangat sesuai dengan masyarakat Indonesia.

Baca: Potret Rumah Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution, Bagian Kamar Anaknya Bernuansa Biru & Lucu

Baca: Ibu Roro Fitria Meninggal Dunia, Sang Anak Bawa 2 Benda Ini dari Kuburan dan Dibawa ke Persidangan

Baca: Pantas Nagita Slavina Selalu Segar & Awet Muda Seperti Ini Perawatan Wajahnya, Sampai Setrika Muka

"Pengobatan ini sebetulnya sangat sesuai dengan masyarakat Indonesia yang kaya herbal dan mineral bermutu," tutur Tjok Gde, Dikutip dari Kompas.com artikel berjudul 'Mengenal Pengobatan Homeopati' tayang Sabtu, (12/06/2018). 

Selain sebagai praktisi homeopati, Tjok Gde juga seorang peneliti obat-obatan alami serta pernah menjadi presenter di program acara Nature Life. 

Tjok Gde selalu membuat penelitian di laboratoriumnya
Tjok Gde selalu membuat penelitian di laboratoriumnya (instagram/@tirtausada)

Tjok Gde merupakan sosok lelaki yang sangat tertarik dengan segala macam tentang kesehatan serta alam.

Bahkan ia mempunyai laboratorium sendiri di Bali serta produk kesehatannya sendiri.

Menurutnya, perkembangan pengobatan homeopati di Indonesia tidak secepat di Eropa.

Penyebabnya adalah terbatasnya herbal di tanah air yang sudah diketahui zat aktif dan jumlahnya.

"Memang sudah ada upaya untuk mendata, namun herbal yang ada sangat banyak. Mungkin upaya ini harus terus ditingkatkan," ujarnya.

Baca: Prediksi Skor & Live Streaming RCTI Timnas Indonesia U-19 Vs Taiwan 18 Oktober Jam 18.30 WIB

Baca: Sri Devi, Sahabat Gisella Anastasia yang Pernah Tidur Bareng Gading Marten Hingga Dekat Banyak Artis

Baca: Prediksi Skor Timnas Indonesia vs China Taipei Piala Asia, Kick Off Jam 18.30, LIVE di RCTI

Pria berusia 40 tahun ini merupakan seorang lulusan Health Science dari Universitas New England di Australia serta Advanced Diploma of Homeopathy dari Australasian College of Natural Therapies, Sydney.

Tjok Gde Kerthyasa
Tjok Gde Kerthyasa (Wix.com)

Tidak hanya itu, Tjok Gde juga merupakan salah satu pendiri serta direktur di sebuah perusahaan teh di Australia bernama Tea Craft sejak bertahun-tahun yang lalu.

Berdasarkan laman tjokde.wordpress, Tjok Gde mempunyai seorang putra yang diberi nama Tjokorda Adi Kerthyasa.

Keluarga Kerthyasa
Keluarga Kerthyasa (Instagram/@tjokgus)

Sekarang, putra pertamanya dengan mantan istri, Wiwied Maharani, sudah menginjak usia 16 tahun.

Namun pernikahan ini harus berakhir, dan sekarang Tjok Gde sudah mempunyai seorang istri cantik yang mempunyai akun instagram @murame dan seorang putra masih balita serta putri bernama Mia.

Putra kedua Tjok Gde
Putra kedua Tjok Gde (Instagram/@tirtausada)

Meski sudah berpisah, hubungan putra pertamanya dengan keluarga Tjok Gde masih sangat dekat.

Adat pernikahan Bali

Bila Tjok Gde kini telah menikah dan kembali menemukan tambatan hatinya.

Ternyata ada sebuah proses panjang yang sebenarnya tak mudah dalam prosesi adat pernikahan Bali. 

Bali memang terkenal dengan nilai budaya yang tinggi. Salah satu yang menjadi daya tarik adalah pesta pernikahan adat Bali.

Upacara adat Bali yang dikenal juga dengan upacara pawiwahan bertujuan untuk melahirkan keturunan yang akan meneruskan jalannya kehidupan di dunia.

Keseluruhan prosesi berlangsung begitu hikmat dan indah, tidak heran jika momen ini pasti diabadikan oleh fotografer wedding di Bali.

Biasanya prosesi ini tidak terbuka bagi umum. Bagi yang berkesempatan untuk menyaksikannya secara langsung, maka sungguh beruntung.

Mapesedek

Tahap pertama ini merupakan kunjungan awal keluarga mempelai pria ke rumah keluarga mempelai wanita dengan maksud memberitahukan bahwa mempelai pria ingin mempersunting mempelai wanita.

Setelah mendapatkan jawaban dari keluarga mempelai wanita, keluarga mempelai pria lalu mengundurkan diri kemudian berkonsultasi dengan pendeta tentang persiapan upacara pernikahan.

Makta Penangsek

Keluarga mempelai pria berkunjung ke keluarga mempelai wanita dengan membawa sejumlah bingkisan.

Mulai dari canang pengraos yang berisi buah-buahan serta seperangkat pakaian dan makanan.

Pada tahap ini kedua calon mempelai juga melakukan prosesi tukar cincin. Setelah upacara ini selesai, mempelai wanita dipingit sampai tiba hari penjemputan tiba.

Ngambil Pengantin Istri

Setelah bersembahyang di pura keluarga, mempelai pria dan keluarganya berangkat dan menjemput mempelai wanita.

Kemudian, kedua mempelai duduk bersama di hadapan kedua orangtua mereka dan juga para kelian banjar dan bendesa desa pakraman setempat untuk mendapatkan wejangan.

Pada kesempatan ini, Kelian banjar dari kediaman mempelai pria menerima kehadiran mempelai wanita sebagai warga baru di banjarnya.

Mempelai wanita kini secara resmi sudah menjadi warga di banjar mempelai pria.

Mungkah Lawang

Melansir dari Weddingku.com sebuah Wedding Organizer, prosesi ini mirip dengan buka pintu di dalam adat pernikahan Sunda.

Perbedaannya terletak pada orang yang mengetuk pintu, yakni yang bertugas mengetuk pintu kamar calon mempelai perempuan sebanyak 3 kali adalah seorang utusan yang disebut 'mungkah lawang'.

Kedatangan mempelai laki-laki juga disambut dengan tembangan yang mengandung makna kehadiran mempelai laki-laki untuk menjemput perempuannya.

Jika diizinkan, calon mempelai laki-laki akan emmbuka pintu lalu menggendong mempelai perempuan menuju tandu untuk dibawa ke rumah mempelai laki-laki.

Ngayab Pabiya Kaon

Sebagai upacara penyambutan mempelai wanita di kediaman mempelai pria, prosesi ini adalah upacara pensucian diri dari berbagai unsur negatif yang mungkin menyertai kedua mempelai.

Biasanya dilangsungkan di halaman kediaman mempelai pria.

Mekalan-kalan

Kedua mempelai melakukan sejumlah kegiatan simbolik antara lain melakukan jual-beli sejumlah barang layaknya di pasar.

Puncak prosesi ini adalah ketika mempelai pria menusukkan keris ke selembar tikar kecil dari daun pandan yang dipegang oleh mempelai wanita.

Kedua mempelai lalu mengangkat sumpah di hadapan pendeta untuk hidup bersama dengan direstui dan disaksikan oleh keluarga kedua belah pihak dan sejumlah kerabat. Pada upacara ini maka sudah sah sebagai suami dan istri.

Masih ada tahap selanjutnya yakni widi widana, mepejati, dan ngayap. Ketiganya merupakan serangkaian upacara penyujian diri dan permohonan restu kedua mempelai kepada keluarga dan Sang Hyang Widhi Wasa.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved