Kabar Madiun
Bupati Madiun, Kaji Mbing Bertemu Gurunya Saat Duduk Di Sekolah Dasar, Begini Keseruanya
Sarmini merupakan satu di antara sekian guru yang mendidik Kaji Mbing selama enam tahun mulai kelas satu hingga kelas enam MI.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Achmad Amru Muiz
SURYAMALANG.COM, MADIUN - Ada momen menarik pada saat peringatan Hari Guru di Kabupaten Madiun yang digelar di Pendopo Ronggo Jumeno, Kabupaten Madiun, Selasa (11/12/2018) kemarin. Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro atau yang biasa disapa Kaji Mbing, bertemu dengan guru ketika ia duduk di bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah yang bernama Sarmini.
Sarmini merupakan satu di antara sekian guru yang mendidiknya selama enam tahun mulai kelas satu hingga kelas enam di MI Muhtaruk Ulum Desa Sumberejo Kecamatan Madiun. Kaji Mbing sempat mengajaknya ngobrol usai acara peringatan Hari Guru yang dihadiri ratusan kepala sekolah dan guru di Kabupaten Madiun.
Ditemui usai berbincang dengan bupati, Sarmini mengaku terharu sekaligus bangga, melihat muridnya kini menjadi kepala daerah di Kabupaten Madiun. Apalagi, orang nomor satu di Kabupaten Madiun ini masih mengenalinya.
"Saya sangat terharu, dan juga bangga. Tadi saya hampir menangis ketika memanggil nama saya," katanya dengan mata berlinang air mata kebanggaan.
Ia teringat, pada saat itu Kaji Mbing pernah mengatakan ingin menjadi bupati, ketika duduk di bangku kelas dua. Pada waktu itu, Bambang Koesbandono yang menjabat sebagai Bupati Madiun datang ke sekolah, dan disambut oleh ratusan masyarakat.
Pada saat itulah, Kaji Mbing, mengatakan ingin menjadi Bupati Madiun kepadanya. Hal itu disampaikan Kaji Mbing saat ada Bambang Koesbandoni yang kala itu menjabat ssbagai Bupati Madiun datang ke sekolah.
"Kalau tidak salah waktu Kelas II, Bupati Bambang Koesbandono, datang disambut banyak masyarakat. Saat itu dia bertanya kepada saya Bu Sar, bseok kalau saya jadi bupati juga akan dilihat banyak orang seperti itu. Saya jawab iya, makanya kalau mau jadi bupati belajar yang pintar. Ternyata sekarang benar jadi bupati," ujarnya.
Sarmini mengatakan, selain pintar mengaji, Kaji Mbing juga dikenal berprestasi di kelas. Bupati Kaji Mbing selalu mendapat rangking tiga besar, sejak kelas satu hingga kelas enam.
Bahkan, untuk pelajaran matematika, Kaji Mbing selalu mendapat nilai rata-rata sembilan."Ngajinya bagus, nilai matematika juga bagus, dia paling pintar di kelas, nilai rata-ratanya 9," katanya.
Kaji Mbing, kata Sarmini, juga kerap berbuat usil di kelas. Ia pernah menghukum Kaji Mbing mengisi bak air hingga penuh, lantaran berbuat usil saat jam pelajaran.
"Pernah waktu itu sedang pelajaran Bahasa Indoensia, teman-temannya malah digodain. Akhirnya saya suruh maju baca puisi. Coba kamu maju, ternyata nggak bisa, akhirnya saya hukum ngisi bak kamar mandi. Tapi dia bilang nggak apa-apa, sambil olahraga, setelah disuruh maju lagi, di bisa baca puisi," katanya sambil tertawa.
Meski usil, namun Kaji Mbing, kata Sarmini sudah memiliki jiwa kepemimpinan sejak kecil. Meski bukan ketua kelas pada waktu itu, namun ia kerap mengkoordinir teman-temannya, ketika teman-temanya rame di kelas.
Pada waktu itu, Kaji Mbing juga sudah dipanggil Mbing oleh teman-teman dan juga guru-guru di sekolah. Mengenai asal mula nama panggilan tersebut, ia mengaku tidak tahu.
"Nggak tahu kenapa dipanggil Mbing. Mungkin karena waktu itu badannya kecil, rambutnya merah, kulitnya putih, nyempluk. Paling imut di kelas," katanya.
Sarmini mengatakan, meski berpostur kecil, namun Kaji Mbing dikenal pemberani. Pernah suatu ketika, Kaji Mbing yang saat itu duduk di bangku kelas II, berkelahi dengan murid kelas VI, saat bermain sepak bola.
