Jawaban Ifan Seventeen saat Ditanya Apakah Lanjut Bermusik Atau Tidak? Katanya Masih Trauma
Jawaban Ifan Seventeen saat Ditanya Apakah Lanjut Bermusik Atau Tidak? Katanya Masih Trauma
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Adrianus Adhi
suryamalang.com, Ponorogo - Peristiwa bencana tsunami di Kawasan Pantai Anyer Banten begitu membekas bagi Riefan Fajarsyah atau Ifan Seventeen.
Saat ditemui suryamalang.com pada Jumat 28 Desember 2018, Ifan Seventeen mengungkapkan beragam hal menyedihkan yang ia rasakan pasca peristiwa itu, termasuk menyanyi kembali.
Ia mengaku ingin menenangkan diri terlebih dahulu, dan belum mau berpikir soal karirnya di musik atau di dunia politik.
Untuk diketahui, Ifan Seventeen juga mencalonkan diri menjadi calon legislatif (Caleg) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kampung halamannya di Kalimantan Barat.
Ifan Seventeen maju sebagai anggota DPR RI dari Dapil Kalbar 1.
Nah, saat ini Ifan Seventeen mengaku belum berpikir, apakah akan melanjutkan karirnya di dunia musik atau memutuskan untuk berhenti bermusik setelah ditinggal tiga anggota bandnya.
"Mungkin namanya trauma," kata Ifan Seventeen.
"Aku merinding kalau mendengar ambulance, apalagi aku lihat panggung,"
"Kalau aku lihat panggung tidak berani, apalagi aku harus naik panggung, pegang mic, dan aku lihat tidak ada saudaraku di sampingku," tambah Ifan Seventeen.
Begitupula dengan karir politik Ifan Seventeen. Hingga saat ini Ifan Seventeen masih mengalami trauma, pasca-tsunami yang nyaris merengut nyawanya.
"Yang pasti gini, aku harus bisa meyakinkan masyarakat."
"Sebenarnya caleg itu kan harus bisa meyakinkan masyarakat, bisa menjadi wakil mereka."
"Aku nggak berani ngomong akan meneruskan atau tidak, tapi yang pasti aku harus meyakinkan diriku sendiri, kalau aku sudah kuat, aku bisa meyakinkan masyarakat," kata Ifan.
Untuk diketahui, dalam peristiwa tsunami di kawasan Pantai Anyer, Banten, Sabtu (22/12/2018) lalu, Ifan Seventeen kehilangan istri Dylan Sahara serta tiga partner bermusiknya, Bani Seventeen (Bass), Andi Seventeen (drum) serta Herman Sikumbang Seventeen (Gitar).
Biografi Seventeen band
Berikut profil band Seventeen, grup musik Indonesia yang turut menjadi korban bencana Tsunami di Tanjung Lesung, Sabtu (22/12/2018) malam
Grup musik ini dibentuk pada tahun 1999 di Yogyakarta.
Dalam kurun waktu 1999 sampai 2018, mereka telah merilis 6 album yaitu Bintang Terpilih (1999), Sweet Seventeen (2005), Lelaki Hebat (2008), Dunia Yang Indah (2011), 5ang Juara (2013) & Pantang Mundur (2016).
Band ini dinyatakan bubar pada tanggal 24 Desember 2018 akibat sejumlah personelnya yang menjadi korban Tsunami Selat Sunda 2018 pada 22 Desember 2018, dan menyisakan vokalis yaitu Ifan, melalui pernyataan sang vokalis sendiri dengan menggunakan akun media sosial Instagram.
Band ini terbentuk atas prakarsa Yudhi Rus Harjanto, Herman Sikumbang, Zulianto "Zozo" Angga, dan Windu Andi Darmawan yang bersekolah di sebuah SMA swasta di Yogyakarta
Dengan keinginan serius dalam membentuk band, mereka menggaet Bani, sepupu Yudhi.
Seventeen secara resmi dibentuk pada tanggal 17 Januari 1999.
Nama seventeen diambil karena semua personil band saat itu sedang berusia 17 tahun.
Satu tahun kemudian, Doni bergabung dengan band ini untuk mengisi posisi vokal.
• Paula Verhoeven Pamer Adegan Mesra dengan Baim Wong di Atas Ranjang, saat Liburan di Roma
Album perdana mereka, Bintang Terpilih dirilis pada tanggal 17 Juli 2003 melalui Universal Music Indonesia.
Mereka menggaet VJ MTV pada saat itu, Arie Untung untuk berduet di lagu "Jibaku".
Album ini berhasil mencapai angka penjualan mencapai 75 ribu copy dan beberapa lagunya digunakan untuk soundtrack sinetron.
Namun tidak berselang lama, pihak label mereka menutup divisi lokalnya. Selama dua tahun kemudian, mereka tidak memiliki kontrak label.
Saat divisi lokal Universal Music kembali dibuka, Seventeen segera kembali menandatangani kontrak. Mereka kemudia merilis album kedua mereka, Sweet Seventeen pada tahun 2005 dengan hits singel "Jika Kau Percaya".
Pada tahun 2008, Doni, Andi, dan Zozo keluar dari Seventeen. Personel lain Seventeen sempat kebingungan mencari pengganti Doni untuk posisi vokalis yang krusial.
Setelah melalui proses audisi, mereka menggaet Ifan sebagai vokalis baru mereka.
Abum ketiga Seventeen, Lelaki Hebat, dirilis pada tahun 2008 dengan perubahan suara yang drastis dari rock menjadi sangat pop.
Untuk album ketiga mereka ini, Seventeen merilisnya di pusat perbelanjaan barang elektronik Glodok yang selama ini terkenal sebagai tempat para pembajak.
Setelah rilis album ketiga Seventeen, Andi kembali bergabung sebagai drummer setelah sebelumnya sempat hengkang karena fokus terhadap pekerjaannya sebagai karyawan bank.
Pada tahun 2011, band ini merilis album keempat mereka, Dunia Yang Indah, dengan hits singel Jaga Slalu Hatimu.
Pada tahun 2013, karena perbedaan visi, akhirnya Yudhi memilih hengkang dari grup musik Seventeen pada saat album kelima Seventeen akan diluncurkan yang berjudul sang Juara yang melahirkan single Sumpah Ku Mencintaimu
Personel band saat ini: Riefan "Ifan" Fajarsyah - vokal, M. Awal "Bani" Purbani - bass,Herman Sikumbang - gitar, Windu Andi Darmawan - drum.
Band Seventeen turut menjadi korban bencana tsunami Banten yang terjadi di Tanjung Lesung Beach Resort, pada Sabtu (22/12/2018) malam, saat tampil di acara gathering PLN
Perwakilan manajemen band Seventeen, Yulia Dian menceritakan kronologi saat gelombang tsunami menerjang pesisir Banten, Sabtu (22/12/2018) malam.
Melalui keterangan tertulis pada Minggu (23/12/2018), Yulia Dian mengungkapkan bahwa kehadiran Seventeen adalah untuk mengibur gathering perusahaan PLN di Tanjung Lesung Beach Resot, Banten.
Yulia mengatakan bahwa tsunami menerjang pada pukul 21.30 WIB saat Seventeen membawakan lagu kedua.
Posisi panggung tepat membelakangi laut.
"Kejadian berlangsung saat baru lagu kedua Seventeen menghibur penonton.
Air pasang naik ke permukaan dan menyeret seluruh orang yang ada di lokasi.
Sayangnya saat arusnya surut, anggota kami ada yang bisa menyelamatkan diri, sementara sebagian tidak menemukan tempat berpegangan," kata Yulia