Nasional
Fakta-Fakta Rumah Pencipta Hymne Guru yang Dijual di Madiun, Kini Ditawar Wali Kota Madiun
Berikut fakta-fakta terkait rumah pencipta lagu Hymne Guru yang dijual di Madiun, ditawar Wali Kota Madiun.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.com - Kabar bahwa rumah pencipta lagu Hymne Guru dijual, mendapatkan banyak perhatian dari berbagai pihak.
Pasalnya banyak yang merasa miris dengan kabar bahwa rumah pencipta lagu Hymne Guru dijual oleh keluarga besarnya.
Selama hidup, Sartono, pencipta lagu Hymne Guru, tinggah di rumahnya yang ada di Jalan Halmahera no 98, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Sartono wafat pada 1 November 2015.
Sartono sendiri merupakan guru musik kelahiran Madiun, 29 Mei 1936.
Di rumah berdinding kayu itu, Sartono tinggal bersama istrinya Ignatia Damijati dan anak angkatnya, Ratno.
Selama hidupnya, Sartono dan Damijati tidak dikaruniai keturunan.
Berikut fakta-fakta terkait rumah pencipta lagu Hymne Guru yang dijual di Madiun itu.
1. Berukuran Tak Terlalu Lebar
Untuk diketahui, ukuran rumah Sartono, sang pencipta lagu Hymne Guru itu sebetulnya tak terlalu besar.
Rumah berdinding kayu itu hanya berukuran luas 15 meter X 8 meter.
Dirumah tersebut, Sartono tinggal bersama sang istri, Ignatia Damijati dan anak angkat mereka, ratno.
Sartono dan Damijati memang tak dikaruniai keturunan mereka sendiri.
Saat ini di depan rumah tersebut terpampang spanduk yang menunjukan bahwa rumah itu dijual.
2. Sudah dijual sejak Hari raya Idul Fitri

Rupanya rumah milik Sartono, pencipta lagu Hymne Guru itu sudah cukup lama dijual, yakni setelah Hari raya Idul Fitri.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh Damijati, sang istri saat ditemui di rumahnya, Rabu 30 Januari 2019.
"Iya, benar (sudah dijual). Setelah Hari Raya Idul Fitri, tahun lalu dipasang tulisan itu."
"Tapi belum laku. Saya tidak tahu rencana menjual rumah, itu rencana saudara suami saya. Katanya, mau dibagi ke ahli waris,"
3. Damijati belum tahu akan tinggal di mana
Kendati rumah pencipta lagu Hymne Guru sudah dijual, namun Damijati sang istri masih belum tahu akan tinggal di mana.
Pasalnya rencana penjualan rumah itu adalah keputusan keluarga besar sang suami.
"Saya nggak tahu urusan jual menjual rumah."
"Ini rumahnya keluarga Pak Sartono, jangan tanya itu. Nanti saya yang disalahkan," katanya.

Dia mengatakan, bila rumah tersebut laku dijual ia belum tahu akan tinggal di mana.
Sebab, ia belum memiliki uang untuk menyewa atau membeli rumah.
Damijati, pernah berpikir untuk menjual seperangkat gamelan di rumahnya, yang biasa digunakan untuk mengiringi saat ia tampil bersama grup kesenian ketoprak, dan hasil dari penjualan itu akan digunakan untuk menyewa rumah. Namun, ia mengurungkan niatnya.
Sambil menunggu ada pembeli yang membeli rumah suaminya, Damijati mengumpulkan uang pensiunnya.
Selain mengandalkan uang pensiun, mantan guru SDN Klegen, ini juga mengelola usaha penyewaan baju adat dan grup kesenian ketoprak.
4. Tetangga menangis saat tahu rumah akan dijual
Menurut cerita Damijati, saat rumah itu akan dijual tetangganya yang bernama Mukanah (69) sampai menangis mendengarnya.
Pasalnya, Mukanah tak rela jika rumah itu dijual, dia ingin agar Damijati tetap tinggal di rumah tersebut.
Bahkan Mukanah pun sampai meminta kepada Maidi (Wali Kota Madiun yang baru saja terpilih) yang kala itu menjabat sebagai sekertari daerah kota Madiun.
"Dulu pertama kali tulisan rumah ini dijual, tetangga saya bu Mukanah nangis-nangis."
"Pagi-pagi, ia pergi ke rumah Pak Maidi naik becak, dan meminta tolong agar rumah ini dibeli, dan saya diperbolehkan tinggal," katanya.
Namun, pada saat itu belum ada jawaban dari Maidi. Sebab, pada waktu itu, kata Damijati, Maidi kemungkinan sedang sibuk menjadi peserta Pilkada Kota Madiun.
"Dia (Mukanah) hanya ingin, rumah tersebut jangan sampai dibeli orang luar Kota Madiun," jelasnya.
5. Lagu Hymne Guru Diciptakan di Rumah Tersebut

Kendati terlihat sederhana, namun rumah yang terletak di Jalan Halmahera, Madiun ini memiliki nilai sejarah yang sangat besar.
Pasalnya lagu Hymne Guru yang hingga kini masih banyak dinyanyikan saat Hari Guru itu ternyata diciptakan di rumah ini.
Bahkan meja makan tempat Sartono menciptakan lagu Hymne Guru pun masih utuh berada di rumah tersebut.
"Meja makan itu yang digunakan pada waktu menciptakan lagu."
"Ditulis di kertas coklat, seperti yang biasanya digunakan untuk sampul buku itu lho," kata Damijati sambil menunjuk ke arah meja di dapur rumahnya.
6. Ditawar Wali Kota Madiun
Rabu (30/1/2019) sore, dua orang yang mewakili Wakil Wali Kota Madiun, Inda Raya mendatangi rumah Sartono.
Saat itu, Inda Raya juga melakukan video call, dan berbincang dengan Damijati.
Putri dari mantan Wali Kota Madiun, Kokok Raya ini berjanji akan membantu Damijati.
Di antaranya dengan mengundang grup seni ketoprak Damijati, untuk tampil di acara-acara yang digelar Pemkot Madiun.
Dikonfirmasi, Kamis (31/1/2019), Wali Kota Madiun terpilih, Maidi, mengaku akan mencari informasi lebih lanjut mengenai kabar dijualnya rumah milik Sartono.
Termasuk, untuk mengetahui berapa harga jual rumah tersebut.
"Belum ketemu (keluarga Sartono), minta berapa. Saya lihat dulu, dijual berapa mintanya. Kan harus ketemu dulu, setelah itu baru ada wawasan," kata mantan Sekretaris Daerah Kota Madiun ini.
Ketika ditanya, apakah ada rencana untuk menyelamatkan rumah bersejarah itu dan menjadikannya sebagai ikon Kota Madiun, Maidi belum dapat memastikan.
"Ya belum tahu, karena belum tahu (harganya). Karena nanti kalau mahal, gini-gini kan ya... Karena ini kan transaksi pribadi,
kan harus ketemu, dibicarakan, terus fungsinya nanti kira-kira mau digunakan untuk apa, apakah misalnya dipakai untuk sangar seni. Jadi nanti kita ketemu, kita bicara dulu," jelasnya.
Meski demikian, Maidi akan berusaha, untuk menyelamatkan aset bersejarah di Kota Madiun ini.
Dia berharap, generasi penerus, dapat mengetahui bahwa di Kota Madiun, pernah lahir seorang seniman musik pencipta lagu 'Hymne Guru'.
"Paling tidak itu, karena yang menempati di situ seorang seniman, tokoh seni. Jangan sampai ini nanti punah dan jangan sampai generasi penerus kita tidak tahu," imbuhnya.