Kabar Surabaya
Pohon Cemara Udang untuk Kurangi Dampak Tsunami dan Polusi Udara di Surabaya Utara
Risma mengatakan idealnya, mangrove yang bisa mengatasi tsunami sepanjang 500 meter dari tepi laut. Sementara untuk mengatasi tsunami yang masuk sunga
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya terus tanam Pohon Cemara Udang di pesisir pantai utara Surabaya.
Pohon ini sengaja dipilih karena memiliki banyak manfaat. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengatakan selain berfungsi untuk memecah ombak tsunami dan banjir rob, cemara udang bisa kurangi polusi udara.
Risma mengaku bahkan di beberapa tempat, pemkot juga tanam cemara udang berbagai bentuk, ada bonsai dan pohon.
Menanam tanaman yang bisa menghalau tsunami tegas Risma cukup penting. Dia menjelaskan, pantai sisi utara Surabaya memiliki kondisi tanah yang tak bisa ditanami pohon mangrove, sehingga Pohon Cemara Udang adalah pilihannya.
"Kita tanam cemara udang pertama kali 4 atau 5 tahun lalu, sekarang sudah besar. Dulu tingginya cuma 1 sampai 2 meter. Memanam di sisi utara memang berat karena di tepi pantai banyak batu-batu, harus meminggirkan batu dulu, sekarang udah jadi hutan," kata Risma, Jumat (1/2/2019).
Untuk menanam cemara udang dan mangrove, Pemkot Surabaya punya cara khusus. Risma menjelaskan untuk menanam cemara udang, di bagian luar pantai ke arah laut. Sementara untuk menanam mangrove, dari bibir laut ke arah dalam pantai.
"Masalahnya tanah daratan kita molor, hampir seluruh daerah di indonesia begitu. Jadi kita tanam cemara udang di bagian luar pantai karena lama-lama tanah akan molor, begitu juga mangrove," jelasnya.
Risma mengatakan idealnya, mangrove yang bisa mengatasi tsunami sepanjang 500 meter dari tepi laut. Sementara untuk mengatasi tsunami yang masuk lorong sungai, perlu ketebalan 55 meter mangrove dari bibir sungai.
"Kami akan tanam terus sampai kapanpun," tutupnya.