Malang Raya

Ketua Umum PP Muhammadiyah Hadiri Sarasehan Kebangsaan Pra Tanwir

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir MSi hadir sarasehan kebangsaan pra Tanwir Muhammadiyah di Teater Dome UMM

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Suasana sarasehan kebangsaan dengan pembicara Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi, Kamis (8/2/2019). 

SURYAMALANG.COM, DAU - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir MSi hadir sarasehan kebangsaan pra Tanwir Muhammadiyah di Teater Dome UMM, Kamis (8/2/2019).

Yang disampaikan antara lain perlunya menebarkan pemikiran keislaman tentang kasih sayang. Misalkan lewat buku.

“Sehingga bisa mencerahkan masyarakat,” kata Haedar di forum itu.

Jika ini dimunculkan dengan masif, hasilnya akan baik. Jika tidak dimunculkan secara masif, maka akan muncul sikap seperti zaman jahiliyah.

Ciri-ciri zaman jahiliyah adalah menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Seperti ada pedang dan pertumpahan darah.

Apalagi di politik. Pasca reformasi ada dua kecenderungan pemikiran yang mengeras. Satu mengeras ke kanan, dan satunya mengeras ke sebelah kiri.

Situasi ini akhirnya melahirkan pandangan keagamaan dan politik yang keras serta serba absolut.

“Saat ini keduanya menutup ruang toleransi, dialog dan perbedaan,” kata Haedar.

“Islam itu Ad-Diinurrahmah, agama penuh dengan kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam itu begitu kaya. Bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga alam, hewan dan tumbuhan, disamping kepada Allah,” kata dia.

Ketika kasih sayang ini tidak digunakan dalam kehidupan beragama, maka akan kembali ke masa jahiliyah.

Sedang Mendikbud, Prof Dr Muhadjir Effendy MAP menyatakan anugerah Tuhan menjadikan Indonesia sebagai negara besar. Baik dari wilayahnya, SDA dan SDMnya.

Di bidang budaya juga terbesar sehingga disebut super power di budaya.

Namun meski sudah besar, Indonesia belum maju. Untuk maju itu kuncinya ada tiga yaitu persaudaraan, persatuan dan keutuhan NKRI.

“Jika menjaga tiga hal itu, maka menghindari dari potensi apapun,” jelas Muhadjir.

Bagaimana menjadikan Indonesia makin kuat dan maju, maka perlu didukung infrastruktur dan SDM-nya.

“Infrastruktur itu prasyarat pembangunan. Kita masih 40 persen,” jelasnya.

Untuk pembangunan SDM perlu didukung pendidikan etika, moral sebagai landasan agar kuat.

Muhammadiyah punya tanggungjawab untuk membuat landasan itu.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved