Kabar Gresik
Kronologi & Permintaan Maaf Siswa SMP Tantang Gurunya di Gresik & Kiat Agar Hal Serupa Tak Terulang
Kronologi dan permintaan maaf siswa SMP tantang gurunya di Gresik, berikut kiat agar hal serupa tak terulang lagi
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Kronologi permintaan maaf Siswa SMP tantang gurunya di Gresik viral belum lama ini.
Viralnya permintaan maaf Siswa SMP yang tantang guru itu tidak lepas dari video sebelumnya yang menunjukkan ia menantang guru karena terciduk merokok di kelas.
Tindakan tercela Siswa SMP berinisial AA (15) itu terjadi di kelas IX SMP PGRI Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik.
Ulah tak terpuji Siswa SMP itu kemudian viral beredar di media sosial, seperti di akun Instagram @makassar_iinfo beberapa waktu lalu.
• Harta Warisan Olga Syahputra yang Dititipkan pada Billy Syahputra Terungkap, Raffi Ahmad Terkejut
• Rumah Momo Geisha di Malang Gak Cuma ada Lift, Tapi Salon Pribadi, Rossa Sampai Menyebutnya Hotel
• Janji Ashanty Bila Syahrini & Reino Barack Menikah di Jepang, Bocorkan Kedatangan Anang Hermansyah

Menurut keterangan dari unggahan tersebut, insiden itu terjadi pada Sabtu (9/2/2019) di SMP PGRI Wringanom, Kecamatan Wringanom, Gresik.
Namun, setelah dikonfirmasi peristiwa Siswa SMP tantang guru itu terjadi pada hari Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.
Di dalam video itu, AA sempat beberapa kali melawan dengan menarik kerah baju gurunya.
• Temuan Baru, Penyebab Tewasnya Pria Minahasa saat Bercinta dengan Pacarnya Usai Makan Durian & Ngopi
• Perlakuan Tamara Bleszynski Lihat Kemesraan Mike Lewis Bareng Pacarnya, Pesan Khusus Ini Bikin Baper
• Usai Suruh Istri Beli Rujak, Pria 55 Tahun Gantung Diri di Rumahnya di Singosari, Malang
Tak hanya itu, dia juga sempat memegang kepala sang guru bernama Nur Khalim (30).
Kelas yang berisikan 32 murid itu tidak ada satupun yang melerai. Bahkan mereka menertawai aksi kurang terpuji itu.

Tidak hanya AA, teman sekelasnya, acuh tak acuh bahkan ikut merekam video yang melawan guru honorer tersebut.
Saat ini, AA beserta orang tuanya, Wali kelas, Guru Honorer bernama Nur Khalim (30) dan kepala sekolah SMP PGRI Wringinanom, PGRI Gresik berada di Polsek Wringinanom untuk melakukan mediasi.
Rencananya, Kepala Dinas Pendidikan Gresik, Mahin ikut langsung proses mediasi.
Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Khoirul Huda mengaku kecewa melihat perlakukan seorang murid yang masih duduk di bangku SMP kepada guru.
"Hari kamis kami kunjungi sekolahnya, senin kami panggil Dispendik terkait buku radikal," ujarnya.
Kronologi permintaan maaf murid pada guru
Tak lama, beredar sebuah video mediasi antara pihak guru, pihak siswa yang diketahui berinisial AA (15) dan pihak kepolisian sebagai mediator.
Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Surya Online, ternyata kejadian yang viral itu terjadi pada Sabtu (2/2/2019) pukul 06.30.
Menurut keterangan Kapolsek Wringinanom, AKP Supiyan yang juga ada dalam video itu, ternyata hari Senin (4/2/2019) AA telah meminta maaf kepada gurunya yang diketahui bernama Nur Khalim.

Namun karena video itu baru viral, pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan mengadakan mediasi di Polsek Wringinanom.
Selama mediasi berlangsung, AA tampak selalu menunduk dan kepalanya ditutupi dengan topi yang ia kenakan.
Dilansir dari Surya.co.id, di depan Kapolsek Wringinanom, AKP Supiyan kedua pihak yang terlibat langsung, Guru Honorer Nur Khalim (30) duduk bersebelahan dengan AA (15) yang diapit orangtuanya.
Sambil menundukkan kepala, AA (15) mendengarkan permintaan maaf ayahnya kepada guru Nur Khalim.
Ayah AA pun akan membimbing kembali anaknya hingga menyelesaikan jenjang sekolah.
"Ke depan saya akan membimbing anak saya sepenuh hati terus-menerus sampai jenjang sekolah selesai," ucap Slamet Riyanto (40), ayah AA yang dilansir dari Surya.co.id.

Nur Khalim sebagai guru yang ditantang pun ternyata dengan 'legowo' sudah memaafkan muridnya itu.
Kedua, adanya surat kesepakatan perdamaian dan AA mengunggah video permintaan maaf atas perbuatan tak terpujinya itu.
"Karena kedua belah pihak sepakat damai, maka tidak akan diteruskan ke ranah hukum, mengingat AA masih kelas IX SMP," tukas Supiyan.
Berikut cuplikan video-nya:
Dinas Pendidikan Gresik yang datang saat akhir-akhir mediasi mengaku terpukul melihat kejadian ini.
Ternyata video permintaan maaf AA viral dan diunggah pula oleh akun Instagram @makassar_iinfo.
Dalam keterangan unggahan @makassar_iinfo, AA menangis sembari memeluk sang guru dan meminta maaf
Setelah itu, ada pula video ketika AA menunduk membaca surat permintaan maaf atas perbuatan yang tak terpuji yang sebelumnya ia lakukan.
Kiat agar kejadian serupa tak terulang
Perilaku siswa SMP di Gresik itu tentu cukup miris, dan seolah mencoreng dunia pendidikan Indonesia.
Selain membuat miris, kejadian ini juga membuat bertanya-tanya tentang bagaimana peran orangtua dalam mendidik sang siswa.
Bagaimana pola asuh anak tersebut hingga tumbuh menjadi seseorang yang berani menentang dan bersikap buruk pada orang yang lebih tua.
Melansir dari imom.com, ada kiat-kiat yang bisa dilakukan orangtua untuk mendidik anak agar tumbuh menjadi sosok yang menghormati orang yang lebih tua.
1. Mengajarkan untuk memperlakukan semua orang dengan istimewa
Anak-anak mungkin tidak akan sadar betapa istimewa perlakuan orangtua kepada mereka.
Itulah sebabnya mereka jadi kurang menganggap bahwa menghormati dan memperlakukan orang lain dengan cara yang sama adalah hal yang penting.
Anak-anak juga belajar cara memperlakukan orang lain dengan melihat bagaimana orangtua mereka bersikap.
Jadi, cobalah untuk selalu memberikan contoh yang baik dengan selalu menghormati orang lain.
2. Meluruskan perilaku buruk
Ketika mengajari anak-anak cara menghormati orang lain, maka yang perlu diperbaiki adalah bibit dari sikap buruk.
Jangan hanya meluruskan kesalahan anak dengan instruksi, tapi berikan mereka pilihan yang sehat.
Gunakan cara agar kalian mendapatkan respons yang baik dari anak dan jangan menyerah pada amukan mereka.
3. Mengajarkan hormat
Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa hormat anak adalah dengan memberikan masukan positif.
Jangan terlalu fokus pada hal-hal yang tidak ingin dikerjakan anak.
Fokuslah pada tugas yang dilakukan anak dan berilah mereka pujian apabila berhasil melakukan pekerjaan tersebut dengan baik.