Kabar Surabaya
Dilema Driver Ojek Online, Parkir Resmi Mahal, Parkir Liar jadi Target Maling Motor dan Helm
ramainya ojol tidak selaras dengan lahan parkir yang disediakan oleh Pakuwon Group.
Penulis: Delya Octovie | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA- Satu di antara mal yang sering jadi tujuan ojek online (ojol) di daerah Surabaya Barat adalah Pakuwon Trade Center (PTC) sekaligus saudaranya, Pakuwon Mall.
Namun, ramainya ojol tidak selaras dengan lahan parkir yang disediakan oleh Pakuwon Group.
Akibatnya, banyak ojol yang memilih untuk parkir secara liar di bundaran depan PTC.
Konsekuensi parkir secara liar pun kerap mereka dapatkan, tak hanya helm yang hilang, tetapi juga motor.
"Kami memang ngetemnya di sini, teman-teman parkir di sini, ya saya ikut di sini. Iya, sering motor hilang, pernah seminggu dua motor hilang," tutur Manuel Wengkang, supir ojol Go-Jek yang sudah bekerja selama 5 bulanan, Kamis (7/3/2019).
Manuel meyakini helm nyaris pasti hilang jika ditinggal di motor, sehingga itu bukan hal baru.
Ojol lainnya, Totok, juga menyebut tidak hanya helm, tapi kasus motor hilang sudah sering terjadi.k
Kasus kehilangan terakhir, katanya, terjadi kurang lebih sebulan lalu, di mana sebuah motor bermerek Honda Vario milik sesama ojol hilang.
Mereka pun berusaha menyiasati dengan memberi gembok di motor mereka.
Tetapi, mereka pernah mendapati seseorang yang berusaha merusak gembok motor menggunakan gergaji.
"Tapi itu berhasil dihentikan karena ketahuan anak-anak. Ya gemboknya sudah rusak begitu. Kalau yang di Loop itu gemboknya dikasih cairan keras sampai rusak," tuturnya.
Totok mengatakan, ia dan kawan-kawannya sudah mengajukan ke Pakuwon Group agar ojol diberikan lahan parkir sendiri.
Kalau bisa, lahan parkir tersebut berada di bundaran tersebut, karena posisinya strategis tepat berada di antara PTC dan Pakuwon Mall.
"Terakhir informasi dari Pakuwon Group katanya tidak bisa membuat lahan kalau hanya untuk ojol. Dari teman-teman sudah sering mengajukan, tapi katanya ya bagaimana, tidak ada tempat lagi. Kalau Graha Family sekarang sudah disediakan, itu ojol yang mengajukan," tuturnya.
PTC dan Pakuwon Mall memang hanya memiliki satu lahan parkir untuk motor, yakni di bagian belakang PTC.
Satu di antara ojol, Burhanuddin, mengakui ia dan ojol lainnya kesulitan jika harus parkir di PTC, karena lokasinya terlalu jauh dan harus membayar parkir sebesar Rp 4.000.
Sedangkan kebanyakan ojol yang parkir adalah pelaku jasa pengiriman makanan ataupun barang, sehingga durasi parkir tidak selama pengunjung biasa.
Kondisi mereka berbeda dengan ojol yang menjemput penumpang, karena mereka hanya perlu berhenti sejenak di pinggir mal sampai penumpang menghampiri.
"Mayoritas di sini memang jasa Go-Food, kalau Go-Ride kan cepat, mereka bertemu penumpang langsung berangkat. Kalau Go-Food kan harus masuk mal, menunggu makanan, jadi agak lama, tapi tidak selama parkir motor biasa," jelas Totok.
Promotion Manager Pakuwon Mall, Dian Aprilliana Dewi, mengatakan pihaknya sudah tahu tentang persoalan parkir liar ojol ini.
Pakuwon Group menurutnya sudah punya niat membuat lahan parkir khusus ojol, tetapi mereka belum mendapat solusi yang tepat.
"Iya, sudah ada niatan membuat. Kami lagi cari solusinya karena area depan Pakuwon yang sering dipakai parkir ojol itu bukan milik Pakuwon, jadi tidak bisa memberi tempat di depan," ujarnya.
Lahan tersebut, tambahnya, merupakan konsorsium beberapa pihak, satu di antaranya Bukit Darmo, sehingga bukan murni milik Pakuwon Group.
"Kalau murni mungkin bisa, tapi karena bukan jadi tidak bisa dibuat parkir khusus," ucapnya.
Jika lahan parkir dibuat di dalam mal, kendala yang dihadapi adalah kebutuhan akan lahan yang besar, sementara Dian mengakui kini pihaknya sedang kewalahan dengan parkiran motor yang sudah ada, karena sudah tidak cukup menampung pengunjung.
"Kalau diberi tempat di belakang kan itu tetap parkir motor dan itu jauh. Kami belum bisa memberi spesial karena lahan kami saja sudah terbatas, sudah tidak cukup parkir motor itu. Ini lagi kami pikirkan gimana caranya," tutupnya.