Perihal Misteri Situs Sekaran di Tol Malang - Pandaan, Ini Imbalan Bagi Penemu Benda Purbakala
Perihal misteri Situs Sekaran di Tol Malang - Pandaan, ini imbalan bagi penemu benda purbakala, salah satunya uang
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM - Perihal misteri Situs Sekaran di Tol Malang Pandaan ternyata ada imbalan atau kompensasi bagi penemu benda purbakala.
Imbalan bagi para penemu situs purbakala itu dilakukan lewat beberapa tahap dan perhitungan tertentu.
Kendati demikian menurut arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, perhitungan imbalan tersebut tetap menguntungkan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan kabar yang belakangan beredar tentang penemuan benda purbakala di Situs Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
• Ambisi Lucinta Luna Jadi Perempuan Terbongkar Usai Diramal Denny Darko, Ini Jawaban Soal Pernikahan
• Kronologi & Fakta Cewek Diperkosa 2 Cowok saat Pacaran di Tempat Sepi, Ini 9 Temuan yang Terungkap
• Tes Kepribadian - Ramah atau Egois? Lihat Kepribadian Pasangan Dari Sepatu Kesukaannya

Situs Sekaran yang diduga peninggalan kerajaan SIngasari itu seluas 25x25 meter dan berada pada proyek jalan tol Malang-Pandaan seksi V, Km 37.
Dari penemuan situs sejarah tersebut terungkap banyak penemuan benda purbakala seperti koin emas dan peralatan rumah tangga dari bahan perunggu.
Akibatnya tak sedikit warga yang nekat mengambil sejumlah benda purbakala di situs tersebut.
Bahkan, beberapa kolektor telah menawar temuan-temuan tersebut.
Tak hanya koin emas dan peralatan rumah tangga, ternyata di situs tersebut juga ditemukan berbagai benda purbakala lainnnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur yang turut menangani kasus ini.
"Ada struktur bata yang nampak pada penggerusan tanah untuk (pembangunan) jalan tol," kata Wicaksono melalui sambungan telepon seperti dikutip dari Kompas.com dihubungi, Selasa (12/03/2019).
"Per hari ini, kita membuka dua kota gali di sisi barat dari jalan tol dan menemukan adanya lanjutan struktur bata yang nampak di awal," imbuhnya.
Selain itu, Wicaksono juga menyebut bahwa ada keterangan ditemukannya uang kepeng, porselen, dan emas.
"Cuma belum saya telusuri lagi ke penemu," ujar Wicaksono.
Menemukan Benda Purbakala
Terkait dengan kabar temuan koin emas oleh warga, Wicaksono juga memberikan keterangan apa yang harus dilakukan.
"Masyarakat yang menemukan (benda purbakala) seharusnya melaporkan ke kepala desa, nanti kepala desa bisa melaporkan ke dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten, kemudian melaporkan lagi ke kami (BPCB)," kata Wicaksono.
"Kami akan menilai itu termasuk benda cagar budaya atau tidak," imbuhnya.
Menurut Wicaksono, sejauh ini banyak penemuan benda cagar budaya oleh masyarakat dan dilaporkan.
Meski begitu, dia juga tidak memungkiri bahwa ada kasus warga yang menjual benda purbakala tanpa melaporkannya ke BPCB.
"Untuk kasus-kasus tertentu, nanti kita akan telusuri penemunya. Kita juga bekerja sama dengan kepolisian setempat," tutur Wicaksono.
"Kemudian kita akan minta keterangan kepada penemu apakah mereka sudah tahu tentang undang-undang cagar budaya."
"Kalau belum tah, dilihat lagi motivasinya," tambahnya.
Jika benda purbakala tersebut masih bisa ditelusuri, menurut Wicaksono, barang tersebut mungkin akan "dikejar" apabila dianggap signifikan untuk cagar budaya.
Kompensasi untuk Masyarakat
Salah satu yang menarik perhatian masyarakat berhubungan dengan temuan zaman Majapahit ini adalah kompensasi yang diterima masyarakat penemu benda purbakala.
Menurut Wicaksono, orang yang menemukan benda purbakala akan mendapat kompensasi tertentu.
"Untuk temuan lepas, kompensasi biasanya tetap uang," ucap Wicaksono.
"Nilainya itu nanti berdasarkan nilai intrinsik sendiri."
"Misalnya temuan koin emas, harga emas itu berapa di pegadaian, lalu ada harga pasaran barang antik."
"Kita kasih harga segitu ditambah nilai sejarah dan kejujuran," jelasnya.
Wicaksono menegaskan, kompensasi yang diterima akan tetap menguntungkan bagi masyarakat.
Foto-foto temuan benda purbakala
1. Struktur anak Tangga

2. Batu bata

3. Uang Koin

4. Pecahan Keramik

5. Pecahan koin dan Emas


6. Terowongan Misterius

Selain temuan-temuan tersebut, di lokasi juga ditemukan arung atau saluran air purbakala di sisi timur ruas utama jalan Tol Pandaan-Malang tepatnya di Kilometer 37.
Dari pantauan SURYAMALANG.com, arung berupa terowongan, lalu di atasnya sudah tertutumpuk tanah hasil ekskavasi jalan tol.
Arung itu berada dibawah tebing di bantaran Sungai Amprong atau sekitar 100 meter dari temuan struktur bangunan purbakala di sisi barat ruas utama Tol Pandaan-Malang.
"Apakah nanti saluran air itu berhubungan dengan situs atau tidak, itu akan kami selidiki," kata Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), Wicaksono Dwi Nugroho, Sabtu (16/3/2019).
Ia menjelaskan arung kerap ditemukan di beberapa daerah termasuk di Mojokerto, Banyuwangi, Kediri dan Jogjakarta.
Pada zaman kerajaan masa lalu, arung kerap digunakan sebagai tempat drainase maupun jalan rahasia bagi seorang raja untuk melarikan diri.
"Sepertinya ada strategi dari pendahulu kita tentang bagaimana untuk mengatur drainase kemudian ada hubungannya dengan Keraton."
"Misal kita tarik lagi ke masa yang lebih muda dimana terdapat terowongan atau arung di Keraton Jogjakarta," katanya.
Menurut Wicaksono, penemuan arung tidak berdampak signifikan untuk memecahkan teka-teki situs purbakala yang kini tengah diekskavasi.
Hanya saja kata dia, penemuan arung menandakan bahwa sebaran struktur bangunan kemungkinan juga berada di sisi timur ruas tol.