Kota Batu
Desa Wisata Brau, Patung Sapi Sambut Wisatawan
Memiliki tempat wisata Desa Gunungsari tidak luput dari target Pemkot Batu untuk mengembangkan Desa Wisata.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KOTA BATU - Memiliki tempat wisata Desa Gunungsari tidak luput dari target Pemkot Batu untuk mengembangkan Desa Wisata.
Seperti di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Tahun 2018 desa itu direncanakan sebagai desa wisata, karena ada beberapa tempat wisata.
Seperti Goa Pandawa, Goa Pinus, Edukasi Perah Susu, petik Mawar, dan lainnya.
Untuk menambah desa itu dilirik wisatawan, Pemkot Batu memberikan patung sapi di sepanjang jalan Dusun Brau.
Sapi itu dihias berwarna-warni, ada yang kecil dan ada yang besar.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Batu Imam Suryono mengatakan pemilihan patung sapi ini karena di sana yang paling terkenal adalah perah susu sapi.
“Walaupun tempatnya ada di desa, ketika kami beri patung itu kan mereka akan berhenti.”
“Berfoto, dan akhirnya tertarik untuk berwisata juga,” kata Imam, Kamis (28/3/2019).
Dijadikannya Brau sebagai tempat wisata ini sudah dicanangkan sejak 2018.
Peran pemerintah kota Batu dalam hal ini menyiapkan sarana prasarananya.
Seperti infrastruktur jalan, promosi. Selebihnya diserahkan ke desa.
“Di sana itu mereka sudah siap untuk jadi tempat wisata.”
“Kami membantu itu tadi, selebihnya dari mereka. Agar mereka masyarakat desa di manapun, memilki rasa kalau tempat wisata itu adalah punya mereka,” imbuhnya.
Bisa menggunakan anggaran Dana Desa (DD) atau Alokasi Dana Desa.
Seperti membuat paket wisata, mereka lah yang harus kreatif bekerja sama antar pemilik wisata.
Memudahkan wisatawan memilih lokasi wisata yang ada di sana.
Walau begitu masih belum sepenuhnya, karena masyarakat di Dusun Brau mayoritas adalah peternak sapi, maka kandang komunal akan dikhususkan bagi peternak sapi perah yang hanya memiliki 1 sampai 2 ekor sapi.
Sehingga kandang itu bisa digunakan untuk tempat wisata edukasi sapi.
“Peternakan komunal akan dibangun di tanah milik Perhutani.”
“Di mana limbah dari sapi perah akan dimanfaatkan untuk biogas dan pupuk organik.”
“Sehingga saling terintegrasi dan menghidupkan perekonomian masyarakat di sana,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, menambahkan bahwa daerah yang berada di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini kaya dengan potensi peternakan susu sapi dan pertaniannya. Ia menyebut di KUD Brau ada 30 anggota aktif dari 50 anggota.
Di mana setiap anggota memiliki rata-rata 3-5 sapi perah.
Dalam sehari susu yang dikumpulkan mencapai 7-8 kwintal.
Sedang untuk seluruh Kota Batu per hari mencapai 20 ton per harinya.
“Tentu ini bisa meningkatkan perekonomian mereka.”
“Peternak di sana memiliki untuk meningkatkan nilai jual produk,” kata Punjul.
Selama ini mereka masih mengirim hasil produk mentah dengan harga Rp 5300-5500 per liter.