Nasional
7 Temuan Baru, Audrey Siswi SMP Dianiaya 12 Siswi SMA, Status Tantangan dari Pelaku & Kondisi Korban
7 Temuan Baru, Audrey Siswi SMP yang dianiaya 12 Siswi SMA, mulai status tantangan dari pelaku hingga kondisi terbaru korban
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Tujuh temuan baru kasus Audrey Siswi SMP yang dianiaya 12 Siswi SMA perlahan mulai terungkap.
Dari tujuh temuan baru kasus Audrey tersebut, beberapa di antaranya adalah status berisi tantangan di instagram yang diduga milik pelaku hingga kondisi terbaru korban.
Kasus Audrey yang kini viral di twitter dengan tagar #JusticeForAudrey sejak Selasa (9/4/2019) bermula dari penganiyaan yang dilakukan 12 Siswi SMA terhadap Siswi SMP berinisial AU di Pontianak.
Pada awalnya, runutan kejadian kisah penganiayaan AU (Audrey) ini dicuitkan oleh akun Twitter @syarifahmelinda.
• Penjelasan Hukum Hotman Paris atas Kasus Audrey Siswi SMP Dianiaya 12 Siswi SMA: Tetap Bisa Diadili
• Teringat Kondisi Ani Yudhoyono, Air Mata Annisa Pohan Tumpah saat Ungkap Pesan Ini Untuk Mertua
• Jodoh Ayu Ting Ting Disebut-sebut Akan Datang Tahun 2019, Ayah Baru Bilqis Bukan Orang Sembarangan
Dalam thread yang ia bagikan, akun Twitter ini mendapatkan informasi mengenai penganiayaan AU oleh 12 siswi SMA dari berita dan juga dari tante korban.
"Maaf saya bukan mau pansos dan ini beritanya juga aku up sesuai berita dan tantenya juga jadi kalau pelakunya mau kenain saya UU ITE saya ngga takut saya mah memilih viral di notice idol korea aja dari pada di katain mau ikutan pansos berita ini wkwk," tulis akun @syarifahmelinda.
Akibat penganiayaan tersebut, kepala AU ini diduga dibenturkan ke aspal dan trauma bagian dada.
Kronologi kejadian
Penganiayaan terhadap AU yang merupakan siswi SMPN 17 Pontianak ini terjadi Jumat (29/3/2019) di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.
Dari informasi yang dihimpun Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kalimantan Barat, kejadian ini bermula dari saling komentar di media sosial.
Korban AU sejatinya bukanlah target utama dari 12 pelaku, tapi kakak sepupu korban.
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info kakak sepupu korban merupakan mantan pacar pelaku penganiayaan ini," kata Wakil Ketua KPPAD Kalbar, Tumbur Manalu kepada TribunPontianak.
Namun antara pelaku dan korban saling berbalas komentar di media sosial.
Hingga akhirnya pelaku merencanakan penjemputan dan penganiayaan terhadap korban.
"Di media sosial mereka saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu," lanjutnya.
“Semua pelaku adalah teman-teman kakak sepupunya, mereka menggunakan korban ini untuk memancing kakaknya keluar dari rumah dengan cara menjemput korban dari rumah neneknya di Jl. Cendrawasi sekitar jam 14.00,” ujar korban dikutip TribunnewsBogor.com dari BerkatnewsTV di RS Promedika.
• Viral TKW Cantik Indonesia Jadi Youtuber, Punya 3 Ribu Subsciber, Tak Pernah Disuruh Masak Majikan
Saat itu, korban dijemput pelaku sore hari oleh pelaku.
Pelaku yang merupakan oknum siswi pelajar SMA ini juga meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, yang berinisial PO, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
AU yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu, hingga AU bertemu dengan kakak sepupunya.
Pada saat penjemputan korban tidak menyadari, dirinya akan dianiaya.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.
Korban dianiaya di dua lokasi, selain di Jalan Sulawesi, korban juga dianiaya di Taman Akcaya.
Ada tiga aktor utama yang dilaporkan korban terkait penganiayaan tersebut.
"Ada tiga orang yang dilaporkan oleh korban," kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Dony, Selasa (9/4/2019).
Sementara sembilan orang lainnya, membantu pelaku dalam melancarkan aksinya.
Saat tiba di lokasi inilah korban dianiaya. Bahkan menurut informasi yang didapat, kepala korban dibenturkan ke aspal.
“Para pelaku membenturkan kepala korban dengan aspal, lalu menendang perut korban berkali-kali, serta dilakukan pencekikan dan penyiraman dengan air secara bergantian," tulis akun @syarifahmelinda
"Dan wajah korban ditendang dengan sendal gunung sehingga terjadi pendarahan dalam hidung korban serta di kepala ada benjolan dan kebanyakan luka dalam,” tambahnya.
Selain itu, pelaku diduga melukai bagian organ intim korban hingga menimbulkan bekas luka.
Setelah mengalami penganiayaan, korban takut melaporkan ke orangtuanya.
Bahkan masalah ini baru disampaikan ke orangtuanya selang 7 hari usai penganiaya.
Korban dan orang tuanya melaporkan penganiayaan tersebut ke Polsek Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019)
Setelah dilaporkan ke pihak kepolisian, langsung dilakukan proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan.
Sebenarnya sempat dilakukan mediasi pada tanggal 5 April kemarin, namun tidak ada itikad baik dari para pelaku seperti meminta maaf.
Bahkan viral dan beredar pula foto-foto para pelaku yang cengengesan selama berada di kantor kepolisian.
Sementara itu, proses penyidikan terhadap ke-12 pelaku ini hingga saat ini masih berjalan.
Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan, pihaknya baru saja menerima limpahan berkas dari Polsek Selatan.
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.
"Kita akan panggil orangtua korban," ujarnya Inayatun.
Setelah kasus tersebut, berikut 7 temuan yang dirangkum Suryamalang.com dari berbagai sumber:
1. Wali Kota Turun Tangan
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono turun tangan atas pengeroyokan yang terjadi terhadap AU.
Edi bahkan sudah mendatangi langsung korban di rumah sakit.
Menurutnya, aksi penganiyaan yang dilakukan oknum pelajar SMA terhadap AU sangat brutal.
"Gejala-gejala yang dilakukan pelajar ini dapat memberikan dampak negatif, terutama korban," katanya.
"Kita harapkan tidak terulang lagi kasus ini, mereka juga merupakan anak dibawah umur, maka perlu investigasi secepatnya agar dapat diambil langkah dalam memberikan pembinaan," lanjutnya.
Wali Kota Pontianak edi Rusdi Kamtono menegaskan pelaku harus diberikan efek jera dan edukasi, agar tidak terulang kembali kejadian semacam ini di Pontianak.
2. Instagram stories pelaku berisi tantangan
Setelah aniaya Audrey, salah latu Insta story pelaku penganiayaan pelajar SMP itu di Pontianak, Kalimantan Barat, sungguh menantang.
Setelah kasus ini viral, beredar foto serta video para terduga pelaku.
Beredar video yang menunjukkan para pelaku malah membuat boomerang melalui Instagram ketika di kantor polisi.
Beredar juga video yang diyakini sesaat setelah pengeroyokan terjadi.
Salah satu terduga pelaku adalah siswi SMA berinisial F dan memiliki akun Instagram.
Setelah kasus ini viral, F pun menghilangkan seluruh foto melalui akun Instagramnya.
Lalu, pada hari ini, Selasa (9/4/2019), F memposting sebuah story pada Instagram.
Dalam Instagram story tersebut, dirinya membuat status yang cukup menantang.
F menulis jika masyarakat yang tidak tahu menahu mengenai permasalahan tidak menjadi orang yang sok tahu.
F juga mengatakan jika para netizen "sok suci".

Selain itu, F juga menuding media-media yang memberitakan kasus Audrey.
F juga menulis jika media masa justru melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya.

3. Ancaman Pelaku dan Isinya
Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) juga ikut turun tangan atas kasus Audrey.
"Kejadian dua pekan lalu, Jumat (29/3/2019). Namun baru dilaporkan pada orangtuanya, hari Jumat (5/4/2019) ada pengaduan ke Polsek Pontianak Selatan," ujar Manalu saat memberikan keterangan di Kantor KPPAD, Senin (8/4/2019).
“Kemudian kita dari KPPAD langsung menerima pengaduan," ujarnya lagi.
Berdasarkan penjelasannya, korban awalnya tidak berani melapor lantaran mendapat ancaman dari pelaku.
Pelaku mengancam akan berbuat lebih kejam lagi apabila korban melaporkan pada orangtua.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor," ujarnya.
Setelah orangtua korban melapor, pihak kepolisian langsung memproses kasus penganiayaan ini.
"Setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," katanya menerangkan.
4. Tak ada wajah penyesalan dari pelaku
Setelah diperiksa ternyata para pelakunya yang juga masih siswi SMP tersebut tidak menunjukkan rasa bersalah atau penyesalan atas perbuatannya.
Hal tersebut terlihat dari unggahan Instagram Story pelaku yang dibagikan oleh akun Twitter @syarifahmelinda.
Dalam video tersebut ada seorang perempuan yang menggunakan kerudung berwarna merah dan kemudian mengacungkan jari telunjuknya ke arah ponsel yang digunakan untuk merekam Instagram Story tersebut.
Tidak lupa perempuan tersebut tersenyum ketika sadar hal ini direkam.
Kemudian perempuan kedua saat terekam oleh kamera hanya menutupi wajahnya.
Dari unggahan tersebut banyak yang menghujat pelaku yang seperti tidak menyesal dan merasa bersalah.
5. Kondisi terbaru Audrey
Audrey perlahan mulai bangkit dan memohonkan doa untuk kesembuhannya.
Audrey kini menjalani perawatan intensif.
Dia juga menjalani pemeriksaan di bagian tengkorang kepala dan dada untuk mengecek trauma yang diakibatkan oleh pengeroyokan tersebut.
Seiring dengan insiden pengeroyokan Audrey ini, tagar #JusticeForAudrey menjadi trending topic dunia di Twitter.
Banyak yang meminta adanya tindakan hukum yang tegas bagi pelaku.
Pasalnya, ke-12 pelaku sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah.
Bahkan, beredar di media sosial video ke-12 siswi SMA tersebut justru dengan bangga memperkenalkan diri.
Mereka juga menunjukkan video boomerang ketika siswa tersebut berada di kantor polisi.
Melalui tagar #JusticeForAudrey, banyak yang bersimpati pada Audrey dan mengutuk perbuatan pelaku.
6. KPPAD Tak akan ambil jalur damai
KPPAD Kalbar menggelar press conference terkait viralnya kasus sejumlah siswi SMA yang menganiaya seorang siswi SMP di Pontianak, Kalbar, Selasa (9/4/2019).
Dalam press conference itu, Ketua KPPAD Kalbar, Eka Nurhayati menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap keduanya baik korban maupun pelaku.
Eka juga mengatakan bahwa KPPAD telah melaporkan sebuah akun twitter ke Polda Kalbar yang postingannya memviralkan dan menyudutkan KPPAD Kalbar.
Karena kasus ini sudah ditangan kepolisian kata Eka, jika ada masyarakat yang ingin mempertanyakan, mengembangkan, atau memiliki kepentingan politik, pribadi, maupun kelompok jangan pernah masuk dalam ranah KPPAD.
"Jangan pernah mengintervensi atau memanfaatkan lembaga kami untuk kepentingan tersebut," tegasnya.
Lebih jauh Eka menuturkan, KPPAD Kalbar tidak ada mengambil jalur damai. "Semua ini tinggal dikembalikan kepada pihak korban, bagaimana korban mengambil langkah, selanjutnya proses hukum ada di pihak kepolisian," imbuhnya.
7. Menarik perhatian para pesohor negeri
Awkarin bernama lengkap Karin Novilda merupakan seorang selebriti internet asal Indonesia yang aktif di media sosial seperti Instagram dan YouTube.
Wanita kelahiran Jakarta, 29 November 1997 atau 21 tahun ini akhirnya turut angkat suara terhadap kasus yang menimpa seorang siswi Pontianak, Au yang diduga menjadi korban pengeroyokan siswi SMA.
Siswi SMP Pontianak, Au (14) adalah korban pengeroyokan siswi SMA di dua tempat berbeda. Akibat pengeroyokan itu, Au harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Awkarin melalui insta storynya menuliskan keprihatinkan atas kasus yang mencoreng dunia pendidikan ini.
Awkarin menuliskan tagar #justiceforaudrey.

Bahkan ia mengaku siap memberikan dukungan langsung untuk korban Au di Pontianak.
"doakan ya, jika diberi kesempatan dan waktu, aku akan ke pontianak, memperjuangkan hak audrey dan hak asasi wanita,"tulisnya
Bahkan menjawab salah satu pesan dari netizen yang mengatakan persoalan ini bakal diselesaikan dengan cara kekeluargaan lantaran diduga orang tua pelaku merupakan pejabat, Awkarin dengan tegas tidak menyetujui hal itu.
"mau orang tuanya siapa kek. gak bener kalo orang tuanya membenarkan anaknya berlaku seperti itu. jabatan gak dibawa mati. cara parenting orang tua akan turun menurun ke anak dan cucu. kalo emang damai bener bener secara damai dr kedua belah pihak gapapa deh. tapi kalau damai yang dipaksa karena diancam. saya tidak setuju,"tulisnya kemudian

Bahkan netizen kembali berharap tidak ada kata damai dengan persoalan serius ini, Awkarin kembali berkomentar.
"gak gitu juga. mereka masih anak2, masih labil, apa yang dipikirkan hanya senang-senang.saya juga dulu pernah jadi bocah yang bodoh. yang mereka butuhkan adalah penyuluhan dan bimbingan,"tulisnya lagi.
Tak hanya Awkarin saja, keprihatinan juga datang dari selebgram tanah air Rachel Vennya.
Selebgram bernama lengkap Rachel Vennya Roland merupakan merupakan seorang selebriti sosial media Instagram asal Indonesia.
Melalui instastorynya, Rachel Vennya mengaku sedih dan menuliskan keprihatinannya akan kasus ini.
"Kepikiran Ya Allah"ujarnya seraya menyertakan sebuah cuitan twitter dari netizen bernama Ziana Fazura.

Rachel Vennya juga mengunggah tagar #JusticeForAudrey yang menunjukkan gambar ilustrasi dari korban pelecehan.
Tak lama kemudian ia mengunggah tanda tangan petisi #JusticeForAudrey.
Simak juga tayang lengkap video berikut:
• Selain Air Mancur, Ada Lagi Nih Spot Selfie di Kantor Pemerintah Kota Batu
• Penjelasan Hukum Hotman Paris atas Kasus Audrey Siswi SMP Dianiaya 12 Siswi SMA: Tetap Bisa Diadili
• Teringat Kondisi Ani Yudhoyono, Air Mata Annisa Pohan Tumpah saat Ungkap Pesan Ini Untuk Mertua