Malang Raya
Wali Kota Malang Sutiaji Dialog dengan Para Tokoh Agama untuk Mengatasi Aneka Persoalan
Wali Kota Malang Sutiaji mengajak para tokoh agama berdialog terhadap persoalan yang tengah dihadapi Kota Malang saat ini.
Penulis: Benni Indo | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Wali Kota Malang Sutiaji mengajak para tokoh agama berdialog terhadap persoalan yang tengah dihadapi Kota Malang saat ini. Dialog berlangsung di Ruang Rapat Balaikota Malang, Kamis (11/4/2019).
Sutiaji akan membuat surat edaran agar para tokoh agama di Kota Malang mengajak umatnya untuk turut serta peduli terhadap lingkungan. Meskipun ajakan seperti itu diyakini Sutiaji sudah dilakukan oleh para tokoh agama, namun dengan adanya surat edaran itu, akan memperkuat peran para tokoh agama.
Dalam dialog itu, Sutiaji memaparkan kondisi banjir di Kota Malang. Sutiaji menunjukkan gambar sampah yang menumpuk di gorong-gorong kepada para tamu undangan. Kata Sutiaji, sampah itulah yang membuat banjir terjadi di Kota Malang.
“Tidak hanya sampah plastik, tapi juga ada bambu, ban, kasur dan bantal. Bahkan kata Pak Sekda, dipannya juga ikut dibuang. Mungkin habis bertengkar dengan suaminya atau bagaimana?” ujar Sutiaji disambut tawa para tamu undangan.
Kondisi seperti itulah yang membuat banjir terjadi di Kota Malang. Selain sampah, adanya bangunan yang tidak sesuai peruntukkan juga memperparah kondisi.
“Ketika jalan air itu tidak ada lagi, jadi keluar ke jalanan. Ketika air menggenangi jalanan, jalannya rusak,” papar Sutiaji.
Dari 26 titik banjir yang terpetakan, Sutiaji menargetkan tersisia enam titik saja. Oleh sebab itu, setiap hari, petugas dari DPUPR Kota Malang membersihkan sampah di gorong-gorong.
Ia pun mengajak agar para tokoh agama untuk berdakwah kepada umatnya masing-masing tentang kepedulian terhadap lingkungan. Bagi Sutiaji, Pemkot Malang tidak bisa bergerak sendiri tanpa bantuan dari masyarakat Kota Malang.
“Saya mohon kepada njenengan memberikan khutbah, memerangi hoaks dan menggalakkan kebersihan,” jelasnya.
Mendekati hari pencoblosan, Sutiaji juga mengajak agar para tokoh agama di Kota Malang turut serta menciptakan kondisi yang aman. Sutiaji juga berpesan agar masyarakat tidak terpengaruh terhadap pembieritaan bohon atau hoaks.
Sutiaji justru mengantisipasi hari setelah coblosan. Pasalnya, ia mendapatkan informasi kalau hari-hari setelah pencoblosan, intensitasnya diprediksi meningkat.
“Data dari teman-teman jajaran samping, yang perlu diwaspadai itu justru tiga hari setelah pemilihan. Makannya kami ajak bersama-sama menjaga. Saya yakin untuk Kota Malang dan Malang Raya tidak ada masalah,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan dari FKUB Kota Malang yang juga Ketua Dewan Paroki Gereja Katedral Ijen Malang Nugroho Sugiwijono turut mendukung upaya Wali Kota Malang untuk menggalakkan kepedulian terhadap lingkungan, terutama penanganan sampah.
Nugroho menjelaskan, umatnya bahkan sejak tiga tahun terakhir ini telah mencanangkan gerakan pertobatan ekologi. Gerakkan itu sesuai dengan pesan Paus Fransiskus dari Vatikan.
"Kami berusaha agar bumi ini menjadi rumah bersama sehingga tidak hanya dieksploitasi, tapi juga diperbaiki. Kami berusaha agar mengurangi sampah, mengurangi pemakaian air, mengurangi plastik yang hancurnya bisa sampai ratusan tahun," ungkapnya.