Pemilu 2019

Kronologi Pencurian Kotak Suara di Sampang Madura, Pelaku Gunakan Mobil Untuk Lancarkan Aksinya

Pemilu 2019 di Sampang Madura harus diwarnai aksi pencurian kotak suara.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
suryamalang/ tribun
kotak suara dicuri di Sampang Madura 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Haggara Pratama

SURYAMALANG.com - Pemilu 2019 di Sampang Madura harus diwarnai aksi pencurian kotak suara.

Peristiwa pencurian kotak suara di Sampang Madura itu terjadi di TPS 13 Desa Bapelle, kecamatan Robetal, Kabupaten Sampang.

Beruntung aksi pencurian kotak suara di Sampang Madura ini berhasil digagalkan oleh pertugas kepolisian dan sejumlah warga.

Berikut kronologi pencurian kotak suara di Sampang Madura dilansir SURYAMALANG dari Tribun Madura.

1. Terjadi di Sampang Madura

Peristiwa upaya pencurian kotak suara ini terjadi di Sampang Madura pada saat Pemilu 2019, Rabu 17 April 2019 kemarin.

Tepatnya di TPS 13 desa Bapelle, kecamatan Robetal, Kabupaten Sampang.

Saat ini, dua pelaku telah ditangkap oleh petugas dari Polres Sampang.

2. Membawa Senjata Tajam

Saat melakukan pencurian, pelaku menggunakan mobil bernopol M 1697 HI untuk membawa kotak suara.

Dengan sigap sejumlah petugas Kepolisian Sampang beserta beberapa warga langsung mengejar si pelaku.

Sehingga pelaku yang saat itu membawa kotak suara ke daerah utara dibekuk dan diamankan ke Polsek Robetal.

Melansir dari keterangan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan, ditemukan senjata tajam di dalam mobil pelaku.

3. Keterangan Kapolda Jawa Timur

Saat melakukan kunjungannya ke Sampang, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan membenarkan kejadian tersebut.

"Kami sudah mengamankannya dan saat di interogasi mereka mengaku atas perbuatannya," ujarnya, Rabu (17/4/2019).

Dia menjelaskan, di dalam kendaraan yang digunakan pelaku, polisi juga menemukan senjata tajam.

"Bukan hanya hasil curiannya saja yang ada di dalam mobil, melainkan mereka juga membawa sajam."

"Terkait isi dari kotak suara tersebut merupakan surat suara Calon Legislatif Kabupaten Sampang," imbuhnya.

Menolak Disuruh Celupkan Jari Ke Tinta, Pemilih Di Kota Blitar Ngamuk Dan Lukai Petugas KPPS

Proses pemungutan suara di TPS 16 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar sempat diwarnai keributan, Rabu (17/4/2019).

Seorang pemilih berusaha melukai petugas KPPS menggunakan senjata tajam di TPS itu.

"Iya, sempat ada laporan terjadi keributan di TPS 16."

"Kami dan polisi langsung ke lokasi," kata Kasi Pemerintahan Keamanan dan Trantibum Kelurahan Sukorejo, Irwan Purwanto.

Keributan itu bermula saat salah satu pemilih, YA (38), selesai menyalurkan hak suaranya di TPS 16. Selesai mencoblos, YA tidak mau menyelupkan jarinya ke tinta. Saat itu, petugas KPPS yang menjaga tinta, yaitu, Luki Setia Budi.

Luki sempat memaksa YA untuk menyelupkan jarinya ke tinta. Sempat terjadi cek-cok mulut antara YA dan Luki. YA pun akhirnya mau menyelupkan jarinya ke tinta.

Setelah itu, YA pulang ke rumah. Tak lama kemudian, YA kembali ke TPS dengan membawa pisau. 

TPS 16 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, yang sempat terjadi keributan saat proses pemungutan suara, Rabu (17/4/2019).
--
TPS 16 Kelurahan Sukorejo Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, yang sempat terjadi keributan saat proses pemungutan suara, Rabu (17/4/2019). -- (suryamalang.com/Samsul Hadi)

Sesampai di TPS, YA langsung menghampiri Luki yang menjaga tinta. Tanpa banyak bicara, YA berusaha menyayat bagian leher Luki.

Mengetahui hal itu, warga yang berada di TPS langsung melerainya. Luki hanya mengalami luka sayat di bagian dagu.

"Korban mengalami luka di bagian dagu, tadi korban sudah divisum," ujar Irwan.

Irwan mengatakan, setelah keributan itu pelaku langsung pergi. Sampai sekarang polisi masih mencari keberadaan pelaku.

"Pelaku masih dicari sama polisi, setelah keributan itu dia langsung pergi," ujarnya.

Menurutnya, antara YA dan Luki sebenarnya teman sejak kecil. Informasinya, YA dan Luki memang sudah ada masalah sebelumnya.

"Mungkin keduanya sudah ada masalah sebelumnya. Lalu ketemu di TPS itu, akhirnya terjadi keributan," katanya.

Kapolsek Sukorejo, Kompol Agus Fauzi mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan soal keributan yang terjadi di TPS 16 Kelurahan Sukorejo.

Tapi, Agus enggan menjelaskan secara rinci masalah itu. Polisi masih mencari keberadaan pelaku.

"Benar, sempat ada laporan keributan di TPS 16 Kelurahan Sukorejo. Kami masih menyelidikinya," kata Agus.

Jokowi Berjaya di Jawa Timur tapi Prabowo Menang Telak di Pulau Madura

angan calon presiden dan wakil presiden 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin berjaya di Provinsi Jawa Timur. Namun, khusus di wilayah Pulau Madura, pasangan calon presiden dan wakil presiden 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menang telak.

Itu berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 yang dirilis oleh Litbang Kompas pada Rabu (17/4/2019) hingga pukul 21.15 WIB.

Di Jawa Timur, Joko Widodo - Ma'ruf Amin meraih 64,65 persen suara dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,35 persen.

Berdasarkan peta sebaran dalam hitung cepat ini, Jokowi-Ma'ruf unggul secara merata di seluruh wilayah Jawa Timur.

Namun, Prabowo menang telak di Madura dan unggul di sebagian Bondowoso, Situbondo dan Pacitan. Di Jawa Timur, Litbang Kompas mengambil 324 sampel TPS dengan margin of error di bawah dua persen.

Sementara itu, total ada 2.000 sampel TPS dengan margin of error di bawah satu persen yang diambil Litbang Kompas untuk merilis hasil quick count secara nasional.

Pada saat berita ini diturunkan, sampel suara nasional yang masuk sudah mencapai 92,85 persen.

Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan Jusuf Kalla menang dengan perolehan suara 53,17 persen di Jawa Timur, sedangkan pesaingnya, Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, meraih suara 46,83 persen.

Hasil quick count ini bukan hasil resmi. KPU nantinya akan melakukan rekapitulasi secara berjenjang untuk menetapkan pemenang Pilpres 2019. kompas.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved