Jatim
Kronologi Kecelakaan Maut yang Tewaskan Lima Mahasiswa Jombang, Sopir Ngantuk Jadi Penyebab
Kecelakaan maut yang tewaskan lima mahasiwa Jombang yang terjadi pads Jumat 26 Maret 2019 itu diduga terjadi karena sopir mengantuk.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.com - Kecelakaan maut yang tewaskan lima mahasiwa Jombang yang terjadi pads Jumat 26 Maret 2019 itu diduga terjadi karena sopir mengantuk.
Kronologi kecelakaan maut yang menewaskan lima mahasiwa Jombang itu kembali diceritakan oleh Fitriana Dewi (25) salah satu korban selamat dari kecelakaan yang terjadi di Tol Madiun-Nganjuk itu.
Selain itu, Fitri yang merupakan warga Diwek, Kabupaten Jombang itu mengungkapkan bahwa para korban yang meninggal dunia masih terlihat bernafas usai kecelakaan.
Diberitakan sebelumnya rombongan mahasiswa Unhasy Toyota Travello nopol H 1138 VS terlihat kecelakaan dengan truk Tronton opol L 9888 UG yang dikemudi M Khamdi (34) warga Desa Sengonbugel, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Seperti inilah kronologi kecelakaan maut yang menewaskan lima mahasiswa Jombang, berdasarkan infomrasi yang dihimpun SURYAMALANG.
1. Sopir Mengantuk

Sebelumnya Fitri yang menemani sopir Zuhdi selama dari perjalanan Jogjakarta - Klaten. Kemudian rombongan sempat beristirahat sejenak di Klaten.
"Saya malah yang menyarankan kalau ngantuk lebih baik istirahat dahulu tidak usah terburu-buru," ungkapnya.
Namun rombongan kemudian berhenti lagi saat tiba di daerah Sragen. Di lokasi rest area ini kemudian sopir sempat ngopi.
Namun tak lama kemudian jalan lagi.
"Saya sempat memperingatkan kalau masih mengantuk istirahat dahulu, namun sopirnya bilang tidak apa-apa jalan pelan-pelan," ujar Fitri menirukan jawaban sopir.
Apalagi Zuhdi juga mengaku sudah ditunggu temannya. Sehingga rombongan berjalan lagi setelah sempat istirahat di daerah Sragen.
Namun naas mobil yang mereka tumpangi justru terlibat kecelakaan dengan truk Tronton.
2. Tak Ada yang Memberikan Pertolongan

Menurut Fitri, setelah kecelakaan tidak ada yang memberikan pertolongan.
Malahan yang menolong sopir dan kernet truk yang ditabrak rombongan mobil mahasiswa Unhasy.
"Sopir truk malahan beberapa kali memberhentikan mobil yang lewat tapi tidak ada yang mau berhenti."
"Kemudian ada bapak-bapak yang datang dari persawahan ikut membantu menolong kami," ungkapnya sembari terisak.
Fitri mengaku sempat putus asa karena teman-temannya yang terluka parah tidak segera mendapatkan pertolongan. Padahal sejumlah temannya yang meninggal sebelumnya masih terlihat benafas dan kesakitan.
"Saya malah mengajak teman-teman yang masih tidur untuk bangun dan baca shalawat. Tapi teman-teman yang terluka tak ada yang bangun," ungkapnya.
Baru beberapa jam kemudian korban kecelakaan baru mendapatkan pertolongan dari petugas jalan tol. Korban selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Nganjuk.
3. Korban Selamat Karena Duduk di Bangku Belakang
Fitri selamat karena di tengah perjalanan di daerah Klaten diminta pindah dari bangku kursi depan sebelah sopir ke kursi bangku belakang.
"Teman saya yang minta tukar posisi duduk di depan dekat sopir karena ingin tiduran, kemudian saya ganti duduk di belakang," jelasnya.
Sementara Nur Irfa Maaliyah korban luka yang masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara menjelaskan, saat kejadian semua penumpang tengah tertidur.
"Kecelakaan terjadi saat perjalanan pulang dari acara jalan-jalan di Jogjakarta."
"Saat kecelakaan kami tidak tahu, kemudian teman kami Mbak Fitri yang membangunkan teman-teman," jelasnya.
Nur Irfa yang tangannya masih dinfus menjelaskan, setelah bangun teman-teman semua panik.
"Kami yang selamat semuanya duduk di bangku belakang," jelasnya.
Sedangkan korban meninggal posisi duduknya di bangku depan, tengah dan bangku ketiga dekat pintu.
"Kami patungan Rp 200.000 untuk acara jalan-jalan ke Jogjakarta, sekalian pengambilan foto-foto," jelasnya.
5. Korban Meninggal 5 Orang

Pada kecelakaan maut itu ke 5 temannya sesama mahasiswa Universitas Hasyim Ashari (Unhasy) Tebu Ireng Jombang menjadi korban meninggal.
Di antaranya, Zuhdi F (24) mahasiswa Unhasy yang juga pengemudi mobil Toyota Travello nopol H 1138 VS. Warga Sukomoro, Kabupaten Nganjuk itu meninggal di TKP kecelakaan.
Empat korban meninggal lainnya semuanya mahasiswa Unhasy satu angkatan. Di antaranya, Badiatul M (22)
warga Sumenep - Madura,
Syamsul H ( 23) warga Palembang, Agustia (22) warga Pontianak, Kalimantan Barat dan Sulaimatul ( 22) warga Palembang.
Sementara Fitri bersama 5 temannya, Nur Irfa Maaliyah (22) warga Subang - Jawa Barat, Bilqis Fatimatus (22) warga Diwek - Jombang, Miftahul Binti (22) warga Puncu - Kabupaten Kediri, Miftahul Mulya (22) warga Kepung - Kabupaten Kediri.
Satu rekannya Yusuf Yusian (22) warga Kanciran, Kabupaten Kendal hanya menderita luka lecet-lecet. Yusuf yang selamat dari musibah maut ikut membantu melakukan evakuasi temannya yang menjadi korban.
Seluruh rombongan merupakan teman satu angkatan dan satu jurusan Manajemen Pendidikan Islam di Unhasy, kecuali Zuhdi yang berbeda jurusan.
"Kami teman satu kelas seperti satu keluarga."
"Jumlahnya satu kelas hanya 10 yang biasa jalan-jalan bareng," jelas Nur Ifa.
Pengendara Motor Sport Asal Aceh Tewas dalam Kecelakaan Tunggal di Tuban, Tubuhnya Terseret 50 Meter
upeno (33) tewas saat motor CBR nopol BL 3344 AK yang dikendarainya kecelakaan tunggal di Jalan Pantura Tuban di Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Tuban, Senin (22/4/2019) pagi.
Kecelakaan itu mengakibatkan tubuh pria asal Desa Garot, Kecamatan Garot, Kabupaten Aceh Besar itu terseret sampai 50 meter.
Kapolsek Jenu, AKP Elis Suendayati mengatakan kecelakaan itu bermula saat motor sport tersebut melaju dari barat ke timur.
Korban terjatuh saat melintasi gundukan di jalan tersebut.
Saat terjatuh, tubuh korban terseret sekitar 50 meter.
Tubuh korban juga menabrak pohon di sisi kiri jalan.
“Korban tidak mengetahui kondisi jalan itu. Korban meninggal di lokasi kecelakaan,” Ujar Elis kepada SURYAMALANG.COM.
Menurutnya, korban melaju dengan kecepatan tinggi.
“Saat kami datang ke lokasi, korban sudah meninggal,” terang mantan Kasubag Humas Polres Tuban tersebut.