Selebrita
Tiga Perubahan Ryan Jagal Jombang Setelah Dipenjara, Rajin Beribadah Sambil Menunggu Hukuman Mati
Berikut ini tiga perubahan Ryan Jagal Jombang sambil menunggu hukuman mati di penajara.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.com - Nama Ryan Jombang tentu masih lekat di ingatan banyak orang, bagaimana tidak, ia disebut telah membunuh 11 orang.
Ryan Jombang, atau yang kerap disebut sebagai Ryan Jagal Jombang merupakan salah satu pembunuh yang menyisakan kisah kelam di Indonesia.
Saat ini Ryan Jombang yang memiliki nama asli Verry Idham Henyansyah ini tengah mendekam di Lapas Kelas I Cirebon, tempatnya menunggu hukuman mati.
Meski telah divonis hukuman mati, namun siapa sangka ternyata Ryan Jombang sempat meminta Grasi kepada Presiden Jokowi melalui tim Pengacaranya.
Grasi tersebut diajukannya pada bulan Oktober 2016 lalu, berikut kira-kira bunyinya.
"Mengajukan permohonan pengampunan (GRASI) atas Putusan Pengadilan Negeri Depok No 1036/Pid/B/2008/PN.DPK tanggal 6 April 2009 jo Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 213/Pid/2009/PT.BDG tanggal 19 Mei 2009 jo Putusan Mahkamah Agung No 1444 K/Pid/2009 tanggal 31 Agustus 2009 jo Putusan Mahkamah Agung No 25 PK/Pid/2012 tanggal 05 Juli 2012 kepada Presiden Republik Indonesia," tulis tim pengacara Nyoman Rae&Partners dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta, Jumat 7 Oktober 2016.
Sampai sekarang, Ryan masih menunggu eksekusi mati yang belum diputuskan pelaksanaannya oleh Kejaksaan.
Hidup di penjara tampaknya cukup merubah Ryan, dalam grasi yang dikirimkannya kepada Presiden Jokowi, terungkap beberapa perubahan Ryan Jombang.
1. Bertobat
Dalam berkas permohonan Ryan Jombang kepada Presiden Jokowi itu, Ryan mengaku bahwa dirinya sudah bertobat.
Ia mengaku menyesal dan meminta maaf atas perbuatannya telah membunuh 11 orang.
"Assalamualaikum wr..wb yang saya muliahkan dan saya hormati bpk Presiden Republik Indonesia, dengan ini saya menyatakan penyesalan yg sedalam dalamnya atas smua tindakan kriminal yg sudah saya lakukan."
"Dlm masa pertobatan saya hari ini, saya memohon dari lubuk hari yg terdalam agar bpk presiden mau memaafkan dan mengampuni saya," tulis Ryan mengawali surat permohonan tersebut.
2. Berpuasa Untuk Menebus Dosa
Dalam surat yang sama, Ryan Jombang juga mengaku dirinya melakukan puasa Khifarat, yakni puasa yang dilakukan untuk menebus dosa.
Ryan mengaku berpuasa selama 2 bulan penuh untuk memohon ampun untuk satu nyawa yang ia bunuh.
Menurut Ryan, saat surat tersebut ditulis, dirinya telah menyelesaikan puasa untuk lima nyawa yang ia bunuh.
"Bpk presiden yg saya hormati atas smua kesalahan dan dosa yg sudah saya lakukan mohon beri kesempatan pd saya untuk selesaikan puasa khifarat sbg kewajiban seorang muslim yg membunuh org lain, maka sbg gantinya sesuai dengan Alquran saya harus puasa 2 bln berturut-turut atas satu nyawa yg saya bunuh."
"Dan saat saya menulis permohonan grasi ini saya sudah menyelesaikan puasa khifarat atas 5 nyawa," Ryan menjelaskan.
Ryan mengaku hanya bisa ikhlas untuk terus berusaha mendapatkan pengampunan.
"Yg saya muliakan bapak presiden, sebagai seorang terpidana mati saya hanya bisa ikhlas dan berusaha mendapatkan pengampunan dari Allah SWT dan bapak Presiden RI Joko Widodo," tulis Ryan.
3. Mengajar Mengaji di Penjara
Perubahan Ryan itu juga dibenarkan oleh Kepala Lapas Kelas I Cirebon, Taufiqurrokman, Selasa (7/6/2016).
Menurut Taufiq Ryan kini memang ingin melaksanakan puasa Kifarat sebelum menghadapi juru tembak.
"Ryan bicara sama saya. Dia mau melaksanakan puasa kifarat dulu," kata Kepala Lapas Kelas I Cirebon, Taufiqurrokman, Selasa (7/6/2016).
Taufiq mengaku banyak perubahan yang dicapai Ryan. Selama berada di sel, Ryan fokus pada beribadah dan memohon ampunan.
Ia juga mengajar mengaji di dalam lapas.
Lantaran itu pula, Ryan pasrah dengan hukuman yang dijatuhkan padanya.
"Ryan mengaku siap dieksekusi kapan saja, tapi ia berharap, ekseskusi tersebut dilaksanakan setelah puasa kifarat yang ia laksanakan selesai,” ujar Taufiq.
Kronologi Kasus Ryan Jombang
Pada tahun 2010 Ryan menjadi tersangka pembunuhan 11 orang di Jombang dan Jakarta.
Paling tidak, pemberitaan yang "berlebih" itu telah menguak sedikit siapa sosok Ryan dan siapa saja sosok 11 korban yang "dihabisi" di Jakarta (satu orang) dan di Jombang (10 orang).
Bahkan, motif pembunuhan berantai juga sudah terkuak yakni cemburu dan materi/ekonomi.
Motif cemburu terungkap dalam kasus mutilasi terhadap teman dekatnya Heri Santoso hingga tujuh potongan di Depok, lalu dibuang di Jl Kebagusan, Jakarta (12/7/2008).
Sementara itu, dalam kasus pembunuhan 10 orang di belakang rumah orangtua Ryan di desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, kabupaten Jombang, Jatim, selama kurun 2006-2008 terbukti bermotif materi/ekonomi.
"Motifnya memang keinginan seketika untuk menguasai barang-barang milik korban, tapi Ryan tak selalu lancar mewujudkan keinginan seketika itu," kata Direskrim Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution kala itu di Surabaya (31/7/2008), seperti dilansir Surya.co.id kantor berita Antara.
Dalam konferensi pers bersama psikiater Polda Jatim AKBP dr Roni Subagio, Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Rudy Herdisampurno, dan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti, ia menyatakan tiga korban Ryan sempat melawan.
"Ada tiga korban yang sempat berantem dengan Ryan yaitu Vincentius Yudi Priono (Wonogiri, Jateng), Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim), dan seseorang yang disebutnya Graddy (marga Tambunan, Manado)," katanya.
Menurut dia, korban umumnya dikenal Ryan, tapi mereka bertemu di berbagai tempat, kemudian diajaknya ke rumahnya di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang.
"Ada yang bertemu di Surabaya, ada yang di Jombang. Hanya satu yang tak dikenal yakni satu korban yang Ryan sendiri tidak hafal namanya, yakni korban yang diduga dibunuh pertama kali pada 2006," katanya.
Dalam proses pembunuhan, katanya, ada korban yang dibunuh malam hingga dinihari, tapi ada juga yang dibunuh siang hari.
"Mereka umumnya mudah dirayu Ryan, karena ada rasa cinta, termasuk ada juga korban wanita yang mencintainya," katanya.
Korban Ryan di Jombang adalah Ariel Somba Sitanggang (Jakarta), Vincentius Yudhi Priono (Wonogiri, Jateng), Guruh Setio Pramono (Nganjuk, Jatim), dan Graddy (marga Tambunan, Manado, namun keluarga belum teridentifikasi). Selain itu, Agustinus alias Wawan (28), Muhammad Akhsoni alias Soni (29), Zainal Abidin alias Jeki (21), Nanik Hidayati (23) dengan anaknya Silvia Ramadani Putri (3), dan seorang lagi tak dikenal (dibunuh pertama kali pada tahun 2006).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/perubahan-ryan-jombang.jpg)