Selebrita
Ayah Dewi Perssik Meninggal Karena Diabetes, Simak 5 Cara Kurangi Risiko Penyakit Ini Menurut Medis
Ayah Dewi Perssik Meninggal Karena Diabetes, Simak 5 Cara Kurangi Risiko Penyakit Ini Menurut Medis 
Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Kesedihan sedang menyelimuti keluarga besar pedangdut Tanah Air, Dewi Perssik
Pasalnya, sang ayah, Mochammad Aidil setelah melewati proses pengobatan yang cukup lama dan berjuang melawan penyakit yang dideritanya beberapa waktu terakhir akhirnya meninggal dunia.
Ayah Dewi Perssik, Mochammad Aidil meninggal pada Minggu 9 Juni 2019 di Rumah Sakit MRCCC Siloam, Semanggi, jakarta Selatan.
• Bukti Nikita Mirzani Sukses Jadi Ibu Tunggal, Berhasil Didik Ketiga Anaknya Meski Tanpa Suami
• Potret Mewah Bunga Zainal Rayakan Lebaran Bareng Keluarga, Namun Keberadaan Suami Masih Misterius
Ayah Dewi Perssik diketahui meninggal setelah berjuang melawan penyakit diabetes yang ia derita.
Selain menderita diabetes, Mochammad Aidil juga diketahui mengalami komplikasi dari penyakit diabetes yang dideritanya berupa ginjal dan paru-paru.
Berkaca dari pengalaman ayah Dewi Perssik yang meninggal akibat menderita komplikasi diabetes, ada baiknya untuk saat ini lebih memperhatikan dan memulai gaya hidup sehat.
Berikut SURYAMALANG.COM rangkum 5 cara untuk mengurangi risiko terkena penyakit diabetes menurut medis.
Penyakit diabetes, sering disebut sakit gula atau kencing manis bagi orang awam, biasanya ditandai dengan kondisi tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah.
Cara terbaik untuk mengetahuinya tentu saja melalui cek gula darah di laboratorium.
Saat ini, diabetes diketahui sudah menjadi penyakit global yang menghantui seluruh negara di dunia.
• Jadwal Tayang Strong Woman Do Bong Soon Episode 2 di Trans TV Lengkap dengan Sinopsisnya
• Inikah Firasat Dewi Perssik Sebelum Ayahnya Meninggal Dunia, Makan di Restoran Pakai Baju Putih
Diduga, hampir sepersepuluh jumlah penduduk dunia, menderita diabetes, kebanyakan akibat konsumsi gula berlebih, baik dari makanan maupun minuman.
Padahal menurut American Heart Association, batasan maksimal asupan gula dalam sehari yang diperbolehkan pada pria adalah 8 sendok teh (sekitar 36 gram) serta 6 sendok teh pada wanita (sekitar 25 gram).
WHO (World Health Organization/Organisasi Kesehatan Dunia) sendiri memiliki batas lebih tinggi yaitu sekitar 12 sendok teh bagi orang dewasa. Jika menakar gula pada saat menyeduh teh atau kopi mudah saja.
Misalnya menuangkan satu sendok teh gula pada minuman di pagi dan sore hari, berarti kita masih mempunyai sisa enam sendok teh gula selama seharian (panduan AHA).
• Ayah Dewi Perssik Meninggal Dunia, Depe Sempat Bagikan Potret Sang Ayah Sebelum Meninggal
• Keadaan Dewi Perssik Usai Sang Ayah Meninggal Dunia Diungkap Kakaknya: Terpuruk
Tapi bagaimana dengan gula yang tidak kelihatan? Misalnya pada nasi, kue, roti, minuman manis, dan sebagainya? Bisa-bisa yang kita konsumsi, bila dijumlahkan, sudah melewati batas konsumsi yang dibolehkan.
Dari pada bingung untuk menghitungnya sebaiknya mulai hindari saja konsumsi minuman atau makanan yang sarat akan gula seperti sirup dan soda.
Berbagai jenis gula tambahan seperti gula putih, gula cokelat, dan berbagai gula bentuk cair yang sudah mengalami pemrosesan sebaiknya dihindari.
Jika menyukai suka makanan atau minuman manis, ada baiknya mulai sekarang dikurangi karena dapat mengganggu kesehatan.
Dikutip dari WebMD dan Majalah Prevention Indonesia, ada 5 cara yang disarankan oleh medis agar tubuh terhindar dari diebetes:
1. Konsumsi sayur setiap hari.
Sayuran menjadi menu makanan yang kaya akan gizi dan nutrisi baik. Buat mereka yang baru memulai gaya hidup sehat bisa memulainya dengan cukup satu cangkir berisi sayuran hijau dan setengah cangkir sayuran tanpa daun setiap harinya.
Kita bisa menambah porsinya seiring berjalannya waktu. Pilih sayuran yang warna hijaunya lebih tua.
Sayuran hijau ini menyerap lebih banyak gizi dan menyatukan lebih banyak vitamin.
2. Tetap makan karbohidrat.
Jangan menghilangkan asupan karbohidrat sama sekali dari menu makan, karena karbohidrat tetap dibutuhkan sebagai sumber energi.
Orang dewasa sehat dianjurkan mengonsumsi karbohidrat sekitar 300-400 gram per hari. Saat menjalani diet, asupan karbohidrat dapat dikurangi setengahnya atau sekitar 150-200 gram.
Tak boleh kurang dari itu, soalnya kurang asupan karbohidrat malah akan menurunkan metabolisme.
3. Batasi minuman kemasan.
Minuman dalam kemasan mengandung banyak kalori yang cenderung gampang menambah bobot tubuh.
Bila seseorang minum jus 150 kalori per hari sama saja menumpuk ekstra seribu kalori per minggu. Minuman tersebut bukan asupan yang sehat, juga bukan nutrisi.
Lebih baik membuat minuman sendiri dari buah segar. Tak perlu ditambah gula/pemanis karena ada gula asli yang berasal dari buah.
Bila doyan smoothie, tambahkan yoghurt Yunani, keju cottage, tofu, atau bubuk protein sebagai penyeimbang, dan membuat rasa lebih enak.
4. Bawa bekal sendiri
Membawa bekal jelas lebih sehat dan lebih hemat daripada membeli atau jajan sembarangan.
Kita juga tidak tahu berapa kandungan gula dan garam yang ada di jajanan tersebut. Maka lebih baik membawa bekal.
5. Mengonsumsi aneka buah
Kandungan vitamin, mineral, dan beberapa mikronutrien di dalam buah juga sangat dibutuhkan untuk menjaga kebugaran tubuh.
Selain itu kandungan air di dalam buah yang cukup tinggi dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Usahakan mengonsumsi buah aneka warna, karena semakin variatif buah yang kita makan, semakin banyak fitonutrien yang kita peroleh.
Asal tahu saja, karotenoid yang memberi warna merah atau jingga pada buah memiliki bahan antioksidan.
Sementara pada buah berwarna ungu mengandung antosianin, yakni antioksidan kuat yang baik bagi kesehatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/dewi-perssik-106.jpg)