Malang Raya

Pemkab Malang Siap Turunkan Angka Penderita Hipertensi

Pemkab Malang siap menurunkan angka penderita hipertensi di Kabupaten Malang.

Penulis: Mohammad Erwin | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/M Erwin
Plt Bupati Malang, Muhammad Sanusi menerima kunjungan Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya, dr. Sri Andarini di Ruang Kerja Bupati Malang, Pendopo Agung Kabupaten Malang, Senin (17/6/2019). 

SURYAMALANG.COM, KEPANJEN – Pemkab Malang siap menurunkan angka penderita hipertensi.

Plt Bupati Malang, Muhammad Sanusi mengatakan program Smarthealth seirama dengan tugas pelayanan dasar Pemkab.

Sesuai hasil penelitian di empat desa yang menjadi tempat kajian, tercatat penderita hipertensi berusia antara 45 sampai 49 tahun.

“Anggarannya akan dikolaborasikan pihak Universitas Brawijaya (UB) dari pendanaan George Institute. Semoga bisa dimintakan lagi.”

“Nanti kurangnya diambil APBD, dan dimintakan ke Pemprov Jatim,” ungkap Sanusi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (17/6/2019).

Di sisi lain, Direktur RS UB, Sri Andirini menyampaikan program Smarthealth untuk membantu masyarakat agar paham bahaya hipertensi.

Program Smarthealth bersama George Institute terlaksana pada tahun 2016.

UB juga melatih para kader untuk memeriksa gula darah, hipetensi, dan sebagainya.

Sebanyak 24.000 orang sudah diperiksa untuk mengetahui jumlah penderita dan beresiko tinggi.

Riset sudah dilakukan di empat desa, yaitu Desa Sidorahayu Kecamatan Wagir, Desa Sepanjang Kecamatan Gondanglegi, Desa KarangdurenKecamatan Pakisaji, dan Desa Kepanjen Kecamatan Kepanjen.

Hasilnya, satu dari empat orang adalah penderita hipetensi.

Dan tiga orang, satu diantaranya adalah  beresiko tinggi

“'Kami ingin memperluas lagi di seluruh wilayah Kabupaten Malang. Untuk itu dukungan Pemkab Malang sangat diperlukan,” terang Andarini.

Andarini mengingatkan tren penyakit jantung cenderung meningkat.

Bahkan penderitanya sudah mulai berusia 30 tahun.

Faktornya diantaranya adalah kerap mengonsumsi makanan dengan banyak garam, dan adanya bahan pengawet.

“Stres juga mempengaruhi hipetensi. Dukungan yang kami harapkan dari pemerintah adalah rutinitas penderita mengkonsumsi obat dengan cara memberikan obat tanpa berhenti,” jelas Andarini.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved