Drakor

Sinopsis Cheese In The Trap EP 4 Tayang Hari Ini Kamis (20/6/2019) di TRANS TV & Link Streaming

Sinopsis Cheese In The Trap EP 4 Tayang Hari Ini Kamis (20/6/2019) di TRANS TV & Link Streaming

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
TVN
Sinopsis Cheese In The Trap EP 4 Tayang Hari Ini Kamis (20/6/2019) di TRANS TV & Link Streaming 

SURYAMALANG.COM - Simak sinopsis Cheese In The Trap episode 4 tayang hari ini Kamis (20/6/2019) di TRANS TV jam 10 pagi lengkap dengan link streaming. 

Cheese In The Trap tayang setiap hari Senin hingga Jumat pukul 10.00 WIB di TRANS TV.

Drama yang rilis di Korea tahun 2016 lalu ini memiliki total 16 episode dan hari ini Cheese In The Trap masuk ke episode 4 di Indonesia. 

Sinopsis Cheese In The Trap Episode 2
Sinopsis Cheese In The Trap EP 4 Tayang Hari Ini Kamis (20/6/2019) di TRANS TV & Link Streaming (TVN)

Drama ini berkisah tentang Hong Seol, Mahasiswi dan Yoo Jung, mahasiswa senior di kampus yang sama.

Demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Hong Seol harus bekerja part time selama berkuliahan. Hal ini karena Hong Seol berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi.

Berlawanan dengan Yoo Jung, senior yang merupakan ahli waris perusahaan Taerang Grup. Menjadi mahasiswa berprestasi, tampan, dan ramah membuat dirinya banyak disukai wanita.

Namun, di balik sikapnya tersebut, ada sisi gelap dalam dirinya yang tidak diketahui orang lain.

Berikut Suryamalang.com rangkum sinopsis dan link streaming untuk drama Korea Cheese In The Trap episode 4 di TRANS TV jam 10 pagi hari ini, Kamis (20/6/2019).

LINK STREAMING CHEESE IN THE TRAP

LINK STREAMING 1

LINK STREAMING 2

SINOPSIS CHEESE IN THE TRAP EPISODE 4

Yoo Jung menarik tangan Hong Seol, lalu berkata maukah kau berpacaran dengan ku. Hong Seol melonggo mendengarnya dan hanya bisa menatap Yoo Jung tanpa berbicara. Yoo Jung langsung meminta jawabanya. Hong Seol makin binggung.

Yoo Jung mengerti lalu melepaskan tanganya, Hong Seol seperti tak ingin melepaskan meraih tangan Yoo Jung lagi dan kembali melepaskan karena gugup, lalu menjelaskan bukan dirinya tak suka. Yoo Jung langsung mengajak Hong Seol agar berkencan karena tak ada alasan untuk menolaknya.

Hong Seol tak bisa menatap Yoo Jung, menatap kearah lain. Yoo Jung meminta agar Hong Seol menjadi pacarnya. Hong Seol akhirnya mengangguk, Yoo Jung sengaja menatapnya, Hong Seol pun mengangguk kalau mau menjadi pacarnya. Yoo Jung mengucap syukur dan menyuruh Hong Seol masuk karena suda larut. Hong Seol buru-buru masuk ke dalam rumah dan sempat tersandung.

Hong Seol berlari menaiki tangga kamarnya, dengan satu sepatunya yang di pegang lalu membuka pintu kamarnya. Wajahnya masih terlihat shock, dengan mengipaskan wajahnya yang terasa panas, memegang tanganya seperti masih bergetar dan merasa semuanya tak masuk akal.

Disamping kamar Hong Seol, Pria bertubuh tambun bernama Kong Joo Yong mengeluarkan tiga tumpukan buku, akan memulai belajar bahasa inggris. Tapi terdengar jeritan Hong Seol “Semua ini tak masuk akal! Ah, tidak mungkin!” Hong Seol menutup kepala dengan bantal guling, berteriak kalau semua itu gila. Joo Yong kesal langsung mengambil bir dalam kulkas karena tak bisa konsentrasi lagi.

Hong Seol membuka kemejanya menyadarkan dirinya kalau semuanya itu tak masuk akal dan bukan nyata, menurutnya tak mungkin Yoo Jung itu bisa menyukainya dan yakin Yoo Jung pasti tak benar-benar menyukainya. Bayangan lainnya muncul duduk didepan meja belajarnya.

Hong Seol yang mendengar semua ini hatinya menurutnya semua mencurigakan, semua bayangan berkumpul bersama-sama dan langsung bertanya kenapa ia tadi mengangguk, menjawab pertanyaan Yoo Jung menjadi pacarnya.

Hong Seol membuka matanya, memikirkan kejadian tadi malam bertanya-tanya bagaimana ia bertemu dengan Yoo Jung dan tanggapang orang-orang dikampus kalau tahu mereka berpacaran dan akhirnya memiringkan tubuhnya untuk kembali tidur. Lalu tersadar kalau sekarang libur dan bangun dari tempat tidurnya dengan senyuman, mengucap syukur karena pasti Yoo Jung sibuk.

Hong Seol berjalan dengan beberapa mahasiswa yang berteriak gembira karena mulai libur. Tiba-tiba matanya melotot kaget melihat Yoo Jung didepanya, Kyung Hwan lewat menyapanya dengan membawa dua gelas es americano lalu menghampiri Yoo Jung memberikannya. Hong Seol memanggil Yoo Jung sambil melambaikan tanganya, Yoo Jung melambaikan tangan dengan senyuman lalu pergi begitu saja.

Hong Seol berbicara kalau seharusnya ia yang melakukanya. Seorang dosen didepanya membenarkan kalau memang seharusnya Hong Seol menyadarinya. Hong Seol menegakan duduknya, menyadarkan diri dari lamuan lalu meminta maaf.

Hong Seol pulang dengan kereta, bertanya dalam hati apa sebenarnya mimpinya, didepannya terlihat pamplet iklan bertuliskan [WUJUDKAN MIMPIMU]

Hong Seol datang kerumah orang tuanya, Ibunya kaget mengetahui anaknya tak lagi mendapatkan beasiswa. Hong Seol menceritakan Salah satu nilainya tidak begitu baik jadi memohoan agar ibunya membantu sedikit kali ini saja. Tuan Hong duduk di sofa mendengar langsung berkomentar sinis.

Hong Seol memohon agar ibunya menahan diri. Ibu Hong Seol kembali duduk, mengeluh suaminya itu bisanya Cuma omong kosong dengan menyebut 10 miliar won lalu memperingatkan agar tak mencoba bicara bisnis lagi. Tuan Hong makin marah dengan berteriak kalau istrinya tak tahu tentang bisnis dan membawa sial jadi semuanya gagal lalu keluar dari rumah.

Ibu Hong Seol berdiri sambil berteriak semua itu gagal karena suaminya yang banyak omong. Hong Seol menanyakan apakah benar ayahnya gagal lagi, Ibu Hong Seol sambi mengatur nafasnya membenarkan kalau suaminya itu kembali kehilangan uangnya.

Ibu Hong Seol mengucap syukur dan berpikir kalau nanti menjualnya akan laku, Hong Seol tak yaki ibunya mau jual mie. Ibu Hong Seol pikir harus melakukan sesuatu dan mungkin akan tinggal dijalan lalu membahas tentang adik Hong Seol yang kuliah diluar negeri tapi sekarang malah suaminya angkat tangan dengan biayanya.

Hong Seol kembali ke kostan, mengaku kalau tak suka dengan tinggal di tempat itu karena setiap hari harus menaiki tangga yang membuat pahanya menjadi besar dan juga Tetangganya juga terlalu sensitif. Lalu membuka pintu kamarnya, terlihat macet dan menariknya sambil mengumpat pintu yang menjengkelkan.

Setelah bisa masuk ke dalam, Hong Seol memasukan makanan dari rumah ibunya ke dalam kulkas sambil berbicara sendiri, menurutnya kamarnya Terlalu sempit dan sesak, bahkan saat Musim panas kepanasan dan musim dingin kedinginan, serta temboknya dari triplek. Setelah itu menyadari beberapa kotak makan yang dibawanya hanya berisi kimchi.

Hong Seol kembali meyakinkan akan keluar dari kosan karena perjalanan pulang pergi itu hanya empat jam saja dan juga bisa makan masakan ibu, lalu duduk diatas tempat tidurnya mengungkapkan perasaan lega. Ia memeriksa ponselnya dan Yoo Jung belum juga menghubunginya.

Eun Taek duduk disamping Bo Ra dan didepan Hong Seol, keduanya masih saja diam, akhirnya memilih untuk mengambil makanan saja. Bo Ra akhirnya mulai bicara karena suasana sangat canggung dan Menyebalkan, lalu meminta agar Hong Seol bersikap seperti biasanya saja.

Eun Taek sudah membawa banyak makanan all u can eat dalam piring tapi melihat keduanya masih bicara serius memilih untuk menunggu. Hong Seol memegang tangan BoRa, berjanji akan mencoba lebih terbuka. Keduanya sama-sama terlihat terharu dengan mengenggam tangan dan mengaku sebagai sahabat.

Eun Taek datang meminta tolong untuk menaruh piring yang ditumpuk, agar ditaruh diatas meja. Hong Seol pun membantunya, Eun Taek mengaku sempat khawatir sebelumnya tak akan bisa makan dan mengajak mereka segera makan. Hong Seol membagikan sumpit sambil mengeluh Eun Taek harusnya lebih banyak membawakan makananya.

Bo Ra bisa tahu kalau Hong Seol sedang menyembunyikan sesuatu, mengingatkan janji Hong Seol akan lebih terbuka sambil memegang tanganya. Eun Taek pikir Hong Seol sedang berusaha jadi lebih baik mereka menunggu saja. Hong Seol mengalihkan pembicaraan dengan bertanya apakah keduanya punya info pekerja peruh waktu.

Keduanya mengeleng, Hong Seol mencoba mengalihkan lagi dengan mengatakan membutuhkan pekerjaan lalu memasukan daun selada kedalam mulutnya. Bo Ra mengingatkan mereka masih menunggu. Hong Seol ingin berbicara, Eun Taek pun memberikan tanda agar Hong Seol bisa terus berbicara terbuka dengannya.

Ketiganya selesai makan, Bo Ra bertanya-tanya sejak kapan Yoo Jung menyukainya padahal sebelumnya hubungannya dengan temanya itu tak baik. Eun Taek juga binggung, Apa yang membuat Yoo Jung sunbae tertarik pada Hong Seol, menurutnya dilihat dari sini manapun tak ada yang menarik.

Ponsel Hong Seol berdering, Bo Ra mengoda kalau itu Yoo Jung yang menelp. Yoon Seob menelp menawarkan pekerjaan sebagai asisten kantor dan meminta agar Hong Seol cepat menjawabnya, mau atau tidak. Hong Seol menanyakan alasan Yoon Seob memintanya, Yoo Seob berpikir Hong Seol Tidak mau dan memperingatakan agar tak mengeluh nanti.

Hong Seol pun langsung setuju, Yoon Seob meminta datang pada Senin, jam 9 pagi dan memperingatkan agar tak terlambat. Setelah menutup telpnya, Yoon Seob malah mengeluh karena Hong Seol mau menerima tawarannya.

Bo Ra pun bertanya apakah Yoon Seob meminta agar Hong Seol jadi asisten kantor. Hong Seol membenarkanya, menurutnya Itu pekerjaan impian tapi bertanya-tanya kenapa bisa mendapatkan begitu saja. Eun Taek pikir itu Biasanya dipilih orang berpengalaman dan heran karena Hong Seol terpilih

Eun taek melihat Hong Seol sudah bahagia sekarang jadi meminta agar Bo Ra mempertimbangkan tawaranya, Bo Ra tak mau membahasnya memilih untuk pulang saja. Eun Taek pikir dirinya itu kurang menarik.

Hong Seol menatap ponselnya kembali membaca tulisanya “Aku akan bekerja sebagai asisten kantor saat liburan ini. Sunbae, bagaimana liburanmu?” jarinya terlihat ragu-ragu untuk mengirimkanya atau tidak, tapi akhirnya menekan kirim dan menaruh ponselnya dada yang berdegup kencang.

Yoo Jung membaca lalu membalasnya setelah itu melempar ponselnya ke sofa, tatapan kembali pada game fightingnya, bahkan terlihat sangat serius. Hong Seol yang berdebar menerima pesan balasan dari Yoo Jung “Oh iya? Baguslah. Selamat liburan.”

Hong Seol berlari masuk ke kampus, dengan hari libur telah datang jadi Pekerjaannya mulai jam 9 pagi sampai jam 5 sore dan ini adalah pekerjaan impian. Kecuali untuk satu hal.

Yoon Seob sudah menunggu dengan wajah kesal, Hong Seol datang menyapa semuanya. Yoon Seob langsung memarahi Hong Seol yang datang terlambat, Hong Seol melirik masih ada 9 menit sebelum jam 9. Yoon Seob langsung menyuruh Hong Seol mendekatinya.

Hari berikutnya, Hong Seol datang jam setengah sembilan lewat sembilan menit, sambil membersihkan printer dari debu. Yoon Seob datang dan Hong Seol pun menyapanya.

Hari berikutanya, Yoon Seob mengeluarkan semua berkas dari rak dan menyuruh Hong Seol membersihkanya dan mengurutkan berdasarkan abjad. Hong Seol melihat mejanya penuh dengan map yang berantakan, Yoon Seob kembali mengomel agar Hong Seol cepat mengejarkanya.

Hong Seol membuatkan kopi dengan tiga bungkus kopi mix dan satu bungkus kopi hitam, setelah itu menakar dengan baik air panas yang dituangkanya. Setelah itu membagikan kepada semuanya, si wanita kepang merasakan kopi buatan Hong Seol itu enak.

Si wanita berkepang tahu Yoon Seo itu tak tahan dingin, Yoon Seob menyangkal bisa memakan semua yang dingin. Si wanita kepang tahu sedari tadi Yoon Seob bolak balik kamar mandi, Yoon Seob tak peduli menyuruh Hong Seol menambahkan es yang banyak ke dalam kopinya.

Hari berikutnya, Hong Seol memeriksa ponselnya menunggu Yoo Jung yang belum menelpnya. Yoon Seob menegur Hong Seol yang selalu main ponsel saat berkerja. Hong Seol pun bertanya apa yang harus dilakukanya sekarang

Seorang wanita melihat Yoo Jung masuk padahal kampus sedang libur, Hong Seol kaget melihat Yoo Jung datang. Yoon Seob langsung diam bertanya untuk apa Yoo Jung datang ke ruanganya. Yoo Jung mengatakan ingin ketemu Hong Seol. Dua wanita terlihat binggung, lalu menduga keduanya itu sedang berkencan. Hong Seol binggung, Yoo Jung pun membenarkan kalau mereka sedang berkencan.

Yoon Seob terdiam, dua pegawai wanita menjerit karena iri. Yoo Jung menanyakan pekerjaan pacarnya. Hong Seol mengatakan baik-baik saja. Yoo Jung lalu memberikan minuman yang dibawa untuk semuanya, setelah itu meminta izin untuk keluar sebentar dengan Hong Seol. Pegawai wanita pun mengizinkanya, Yoon Seob tak bisa berkata-kata, hanya melihat keduanya.

Hong Seol pun melirik dua wanita lainya yang menyuruhnya keluar, akhirnya meminta izin pergi sebentar. Yoo Jung mengucapkan terima kasih pada Yoon Seob untuk semuanya. Yoon Seob terlihat berusaha untuk ramah. Yoo Jung memberitahu akan mengikuti semester pendek jadi akan sering mampir. Hong Seol melonggo mendengarnya, Yoo Jung pun mengajak pacarnya untuk segera keluar. Pegawai wanita menyuruh Hong Seol untuk tak perlu terburu-buru, Yoon Seob mulai mengeluh karena dengan begitu harus bertemu dengan Yoo Jung lagi.

Diatas jembatan penghubung kampus, Hong Seol dan Yoo Jung mengobrol. Yoo Jung menanyakan apakah pekerjaan pacarnya terasa sulit. Hong Seol mengeleng sambil meminum kopinya. Yoo Jung pikir Hong Seol itu tak ingin bertemu dengannya, bahkantak ada kabar darinya jadi ingin bertemu karena sangat merindukanya.

Hong Seol tak percaya Yoo Jung merasakan seperti itu. Yoo Jung menyakinkan dengan menatapnya. Hong Seol mengingat Pesan yang dikirim Yoo Jung terakhir kalinya, yang diartikan Seniornya itu tak akan menemuinya saat liburan. Yoo Jung menjelaskan maksud psan itu adalah agar Hong Seol menikmati liburannya.

Dirumah Hong Seol sibuk mengeluarkan semua baju dalam lemari gantungnya, memilih-milih baju. Pesan dari In Ho agar Hong Seol memakai pakain yang cerah, karena wajahnya itu terlihat muram.

Yoo Jung melihat bukti Penarikan dengan jumlah 9 juta won, menurutnya sudah menudah pasti In Ha melakukan seperti itu. Setelah itu menelp ayahnya memberitahu Ada kabar dari tempat pelatihan kalau In Ha membatalkan pelatihan dan menarik uangnya jadi Sepertinya mereka harus lebih memaksa, karena menurutnya In Ha tak akan sadar sebelum kehilangan sandaran hidup.

Ada senyuman sinis dari wajah Yoo Jung setelah menutup telpnya, setelah itu kembali duduk disofa mengirimkan pesan pada Hong Seol dengan wajah tersenyum “Sampai ketemu jam 2 siang di depan loket.”

In Ho melihat Hong Seol merapihkan rambutnya didepan kaca toko, lalu menyapa akan kemana si wanita berambut anjing dan menagih kapan akan memberikan makanan untuknya. Hong Seol berusaa menghindar dengan memegang rambutnya, mengatakan tak punya waktu. In Ho tetap mengikutinya ingin tahu kapan dapat traktiran lagi.

Hong Seol mengatakan kalau itu pakaian yang paling cerah, In Ho menyadari Hong Seol memakai baju cerah karena mendengar kata-katanya, ternyata ucapanya itu bisa mempengaruhinya. Hong Seol menurunkan tanganya, In Ho menegaskan baju yang dipakai Hong Seol itu bukan cerah tapi itu baju nenek-nenek, lalu menduga itu tak akan bertemu pria dengan pakaian ini. Hong Seol hanya bisa diam lalu akhirnya menahan kesal memilih untuk kembali kerumah. In Ho makin menjadi-jadi mengejeknya dari belakang Hong Seol makin seperti nenek-nenek.

Yoo Jung sudah menunggu, Hong Seol sudah menganti pakaian dengan dress putih, sebelum masuk merapihkan poninya didepan kaca. Yoo Jung tersenyum melihat Hong Seol sedang merapihkan rambutnya, dengan jarinya seperti sedang memegang wajahnya.

Hong Seol pun masuk langsung menghampiri Yoo Jung berpikir sudah telat. Yoo Jung mengatakan baru saja datang lalu memuji Hong Seol yang terlihat cantik dengan kuncir kudanya. Hong Seol terlihat biasa saja, lalu melihat Yoo Jung yang sudah membeli tiket nonton jadi menyarankan agar ia membeli popcorn karena punya kupon diskon 4000 won. Lalu bertanya Yoo Jung ingin rasa bawang atau keju, Yoo Jung terlihat binggung melihat diponsel Hong Seol.

Hong Seol akhirnya pergi ke main arcade, mengajarkan main tembak-tembakan dengan menginjak dibagian wajah dan mengangkatnya kalau mau bersembunyi, selain itu apabila Yoo Jung ingin isi ulang tinggal hanya tinggal digoyangkan, apabila ingin ganti senjata tinggal menekan sebanyak empat kali.

Yoo Jung terlihat binggung hanya mengoyang-goyangkan pistolnya, Hong Seol pikir permainan itu menyenangkan jadi lebih baik dicoba saja. Yoo Jung dengan mudah memainkan tembak-tembakan, Hong Seol menjerit karena Yo Jung sudah Melewati rekor tak percaya kalau baru pertama kali memainkan.

Tanganya terangkat mengajak untuk high five, Yoo Jung pun menyerahkan pistolnya agar Hong Seol mencobanya. Hong Seol bergumam kalau mereka tak seimbang, dan mengajaknya untuk high five. Yoo Jung pun high five dengan senyuman, Hong Seol merasa dengan keadaan seperti itu terasa canggung.

In Ha mengambil langsung beberapa baju dari gantungan sambil menelp dengan pria yang ingin memberikan hadiah karena menyukainya, jadi ingin dikembalikanya. Dengan jeritan In Ha menolak karena itu bayaran sudah menemainya dengan sombong menegaskan tak usah menelpnya lagi dan mengancam akan menelpon polisi.

Pegawai yang ada dikasir memberitahu kartu kreditnya sudah diblokir, In Ha memberikan kartu lainya, pegawai kembali mengeseknya di mesin kasir tapi tetap tak bisa. In Ha dengan mata melotot menuduh pegawai itu tak becus berkerja, karena kemarin masih bisa kenapa hari ini tak bisa digunakan, lalu teringat dengan seseorang.

In Ha keluar dari toko sambil menelpon Tuan Yoo, merengek karena kartu kreditnya di blokir sambil mengeluh seorang gadis sebatang kara tak bisa hidup tanpa kartu. Tuan Yoo mengingatkan kalau In Ha itu bisa berkerja setelah mendapatkan lisensi.

Yoo Jung menonton film dengan serius, In Ha menelp dan sengaja merejectnya. Hong Seol melirik pacarnya itu sengaja tak mengangkatnya, lalu bergumam kalau selera mereka berbeda karena menyukai film laga. Yoo Jung berisik apakah Hong Seol tak menyukainya. Hong Seol menyangkalnya, Yoo Jung pun memberikan popcorn tanpa memalingkan wajahnya. Hong Seol bertanya apakah Yoo Jung tak ingin makan lagi. Yoo Jung menyuruh Hong Seol untuk menghabiskan saja. Hong Seol pun hanya bisa diam.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved