Malang Raya
BERITA MALANG POPULER, Kisah Pemulung Temukan Uang 3 Juta & Rekayasa di Persimpangan Karanglo
BERITA MALANG POPULER, Kisah Pemulung Temukan Uang 3 Juta & Rekayasa di Persimpangan Karanglo
Penulis: Frida Anjani | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM - Berikut rangkuman berita Malang Populer, senin 1 Juli 2019 salah satunya menyangkut kisah pemulung yang menemukan uang 3 juta saat memulung di tumpukan sampah di TPA Supit Urang.
Selain itu, ada juga berita tentang masalah pengelolaan sampah di TPA Supit Urang Malang, rekayasa pertigaan Karanglo hingga update pemilihan Kepala Desa Kabupaten Malang.
Untuk lebih lengkapnya, berikut SURYAMALANG.COM rangkum berita populer area Malang yang berhasil dihimpun dari liputan langsung wartawan Surya Malang di lapangan.
1. Kisah Pemulung Temukan Uang 3 Juta di tumpukan Sampah
Menjadi seorang pemulung bukanlah impian bagi kebanyakan orang.
Setiap harinya, di TPA Supit Urang, Kota Malang, terdapat ratusan pemulung yang mengharapkan nasibnya dari barang-barang bekas.
Mereka mencari sampah-sampah sisa yang bisa diuangkan kembali sebagai mata pencaharian mereka.
Slamet Riyadi (30), misalnya. Warga Jalan Rawisari, Mulyorejo ini sehari-hari memulung di TPA Supit Urang.
Pria yang memiliki satu anak ini, hampir setiap hari mencari botol air mineral untuk dikumpulkan.
Ia mengaku, menjadi pemulung sejak berusia 18 tahun yang kala itu di ajak oleh temannya.
Dalam sehari, ia mengaku mendapatkan tiga sampai empat karung yang nantinya akan ia jual kepada pengepul.
"Tiap satu karung beratnya nggak tentu, tiap hari saya bisa kumpulkan uang Rp 50 Ribu sampai Rp 100 Ribu," ucapnya kepada SURYAMALANG.COM, pada Senin (1/7/2019).
Bahkan, Slamet juga bercerita pernah mendapatkan uang senilai Rp 3 Juta yang berada di dalam amplop.
Uang itu ia dapatkan di dalam tumpukan sampah yang berada di gunungan TPA Supit Urang.
"Masih amplopan dan dalam keadaan basah. Di amplop itu ada tulisan Bank Indonesia," ujarnya.
2. Pemulung Bantu Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang Urai Sampah
Di sisi lain, ratusan pemulung di TPA Supit Urang itu ternyata banyak membantu Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang dalam mengurai sampah.
Kasus sampah plastik yang kini menjadi momok masyarakat dibawa oleh para pemulung untuk dijualnya kepada para pengepul.
Keberadaan para pemulung ini ternyata membawa efek bagus bagi Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.
Kabid Kemitraan dan Pengendalian Lingkungan DLH Kota Malang, Rahmat Hidayat menyebut, ada sekitar 225 pemulung di TPA Supit Urang.
Mereka dibina oleh DLH Kota Malang dan juga diberikan kartu tanda anggota.
"Banyak pemulung di sini, mereka sangat membantu kami. Kebanyakan mereka tinggal di daerah sini dan ada juga yang dari Kabupaten Malang," ucapnya.
Dari jumlah pemulung itu, sebagian besar merupakan warga dari wilayah Kabupaten Malang.
Ia menambahkan, pemberian izin pemulung tersebut karena wilayah TPA Supit Urang sebagian masuk Kabupaten Malang.
"Kebanyakan memang dari Kabupaten Malang, mereka ada yang kontrak di perkampungan bawah sini, ada juga yang menetap di sini," ujarnya.
3. Rekayasa di Persimpangan Karanglo
Kemacetan masih sering terjadi meskipun Underpass Karanglo, Kabupaten Malang telah beroperasi.
“Kepadatan saat ini terjadi karena memasuki liburan sekolah. Solusinya adalah kami rekayasa arus lalu lintas," ujar AKP William Thamrin Simatupang, Kasatlantas Polres Malang kepada SURYAMALANG.COM, Senin (1/7/2019).
“Kendaraan dari arah Kota Batu diarahkan belok kiri ke arah Surabaya. Jadi pengendara masuk tol di pintu Tol Lawang,” lanjut AKP William Thamrin Simatupang.
Selain itu juga ada wacana pemindahan beberapa tiang listrik di sekitar exit Tol Singosari dan Tol Pakis.
Pihaknya sudah koordinasi dengan PLN Malang untuk pemindahan tiang listrik tersebut.
“Saat ini pembebasan lahan di dekat Unggul Karanglo masih proses,” ujar William.
William memastikan warung di sekitar exit Tol Singosari akan dibongkar saat pengerjaan Underpass Karanglo selesai.
“Warung itu adalah tempat pekerja ngopi. Jadi itu hanya warung tentatif. Kalau pembangunan selesai, warung itu dibongkar,” kata dia.
William mengakui ada potensi kemacetan setelah exit Tol Pakis beroperasi.
Sebab, Jalan Ampeldento menuju Sawojajar relatif kecil.
“Nanti kami akan bicarakan lagi dengan Pemkab Malang terkait pelebaran jalan,” jelas William.
4. Update Pemilihan Kepala Desa Kabupaten Malang
144 kepala desa petahana menang dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Kabupaten Malang 2019.
“Sedangkan 125 kursi diisi oleh sosok baru. Sebanyak 78 calon kepala desa tidak lolos,” terang Suwadji, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang kepada SURYAMALANG.COM, Senin (1/7/2019).
Suwadji mengaku belum ada laporan terkait protes yang dilakukan cakades terkait hasil Pilkades serentak.
Namun, ada satu desa di Kecamatan Ampelgading sempat melakukan penghitungan ulang.
“Desa Wirotaman sempat dilakukan penghitungan ulang karena selisih jumlah pendukung antara kepala desa terpilih dengan lawannya cuma satu suara.”
“Setelah dilakukan perhitungan ulang, jumlah selisih suara bertambah menjadi dua angka, dan pihak lawan bisa menerima kekalahannya,” ungkap Suwadji.
Sementara itu, mantan narapidana kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) pungutan liar (pungli) izin pemanfaatan penggunaan tanah (IPPT), Siswanto terpilih sebagai kepala Desa Kalisongo, Kecamatan Dau.
Suwadji menjelaskan terpilihnya kades dengan latar belakang kasus pidana tersebut sah.
Mengacu pada UU 6/2014 Pasal 330 huruf (e) tentang Desa yang juga ditindaklanjuti melalui Permendagri dan Peraturan Bupati, narapidana yang masa hukumannya kurang dari lima tahun boleh mendaftar menjadi cakades.
Suwadji menambahkan eks narapidana yang pernah menjalani masa hukuman selama lima tahun harus menunggu sampai lima tahun setelah keluar dari tahanan.
Terkait kasus di Desa Kalisongo, Siswanto hanya dijatuhi hukuman selama 1 tahun.
Makanya Siswanto berhak berpartisipasi dalam Pilkades Kabupaten Malang 2019.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/berita-malang-172019.jpg)