Kabar Surabaya

Masuk Bursa Capres pada Pilpres 2024 Bareng Prabowo, Ahok & Lainnya, Khofifah: Kita Mah Bekerja Saja

Masuk Bursa Capres pada Pilpres 2024 Bareng Prabowo, Ahok dan Lainnya, Khofifah: Kita mah bekerja saja

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: eko darmoko
suryamalang.com/Fatimatuz Zahro
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memimpin upacara Hari Kebangkitan Nasional ke 111 di Grahadi, Senin (20/5/2019). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disebut-sebut sebagai tokoh yang berpotensi maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.

Sebagaimana dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dua hari lalu, dari 15 tokoh yang disebut berpotensi maju dalam Pilpres 2024 mendatang, nama Khofifah masuk di antara empat kepala daerah yang dianggap potensial bertarung dalam Pilpres lima tahun mendatang.

Nama Khofifah Indar Parawansa masuk dalam jajaran tokoh yang potensial maju dalam Pilpres 2024 karena angka popularitas tokoh perempuan tersebut yang cukup tinggi atau di atas 25 persen.

Selain itu Khofifah merupakan kepala daerah dari empat provinsi dengan populasi terbanyak di Indonesia.

Saat ditanya pendapatnya terkait masuknya nama dirinya dalam jajaran nama-nama tersebut, pada SURYAMALANG.COM, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa pihaknya belum terpikir ke arah sana.

Bahkan ia saat ini masih ingin untuk fokus memberikan pelayanan terbaik bagi warga Jawa Timur yang ia pimpin sejak 13 Februari 2019 kemarin.

"Kita mah bekerja saja," kata Khofifah Indar Parawansa, saat diwawancara, Jumat (5/7/2019).

Wanita yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU ini menegaskan bahwa jika dalam bekerja memimpin Jawa Timur dimonitor oleh pihak lain, maka ia menyebut bahwa hal tersebut sah-sah saja.

"Kalau proses yang berjalan (dalam bekerja memimpin Jawa Timur) dimonitor yang lain, menurut saya ya LSI Denny JA punya ekspoert di bidang itu," ucapnya.

Namun, meski begitu, Khofifah mengaku bahwa saat ini masyarakat Jawa Timur menjadi prioritas utamanya.

Ia ingin mewujudkan visi misinya membawa kebaikan, kemuliaan dan kesejahteraan untuk warga Jawa Timur.

"Saya hanya ingin fokus memberikan yang terbaik untuk warga Jawa Timur," tegasnya.

LSI Denny JA dalam rilisnya sebagaimana diberitakan juga di Tribunnews.com menyebut ada empat kepala daerah berpotensi maju Pilpres 2024. Yaitu Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa.

Selain empat nama kepala daerah yang diaebutkan juga ada sejumlah nama dari kalangan pejabat pemerintahan pusat, pimpinan partai politik, serta kalangan profesional, swasta, atau organisasi masyarakat yang juga disebut berpotensi maju dalam Pilpres 2024 mendatang.

Jika dilihat ke belakang, kiprah Khofifah Indar Parawansa di dunia politik sudah cukup banyak. Ia menjabat sebagai gubernur Jawa Timur sejak 13 Februari 2019 hingga 2024 mendatang. Saat ini Khofifah juga aktif menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU.

Sebelumnya Khofifah pernah menjabat sebagai Menteri Sosial Indonesia ke-27 yang menjabat sejak tanggal 27 Oktober 2014 hingga 17 Januari 2018. Ia juga adalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ke-5 pada Kabinet Persatuan Nasional.

Pada tanggal 27 Oktober 2014, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja.

Pada tanggal 17 Januari 2018, Khofifah mengundurkan diri dari jabatannya karena mengikuti Pilgub Jawa Timur 2018 dan digantikan oleh Idrus Marham.

Pada tahun 2018, Khofifah mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018 berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (Emil Dardak), Bupati Trenggalek.

Pasangan Khofifah-Emil didukung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PPP, Partai NasDem, dan Partai Hanura.

Pasangan ini berhasil memenangi Pilgub Jawa Timur 2018 dengan memperoleh 10.465.218suara atau 53,55% dari jumlah suara keseluruhan mengalahkan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

Karier Khofifah di bidang politik pemerintah juga tercatat sebagai Pimpinan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI (1992–1997). Ia juga adalah Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995–1997), Anggota Komisi II DPR RI (1997–1998), Wakil Ketua DPR RI (1999), Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999), Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999–2001), Ketua Komisi VII DPR RI (2004–2006), Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004–2006), dan Anggota Komisi VII DPR RI (2006).

Ahok
Ahok (Tribunnews.com)

Bersanding dengan Nama Ahok

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diprediksi bakal meraih popularitas dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Bahkan, Ahok digadang-gadang akan menjadi "kuda hitam" dalam perebutan predikat orang nomor 1 di Indonesia tersebut pada episode selanjutnya.

Prediksi ini disampaikan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang menilai Ahok sebagai tokoh yang layak bersanding dengan belasan tokoh lainnya, yang diprediksi akan meramaikan Pilpres 2024.

Sebelumnya, LSI Denny JA merilis daftar 15 tokoh yang bakal meraih popularitas dalam Pilpres 2024.

Mereka berasal dari kalangan pejabat pemerintahan pusat, pimpinan partai politik, kepala daerah, serta kalangan profesional, swasta, atau organisasi masyarakat

Lembaga survei LSI Denny JA menilai bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih punya peluang untuk berlaga pada Pilpres 2024.

Peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar mengatakan, nama Ahok berpeluang besar menjadi "kuda hitam" yang memberi efek kejut pada kontestasi Pilpres 2024.

"Bisa jadi Basuki Tjahaja Purnama masuk sebagai sosok misterius, Mr X yang nomor 15 tadi. Dia menjadi sosok yang memberi efek kejut ke depan nanti ketika di 2024 nanti," kata Rully di Kantor LSI Denny JA, Selasa (2/7/2019).

Rully menuturkan, nama Ahok saat ini belum masuk bursa karena statusnya yang tidak memegang jabatan pemerintahan maupun jabatan partai politik tertentu.

Menurut Rully, peluang Ahok akan lebih besar jika ia mendapat amanah mengisi pos-pos penting, sehingga dapat menunjukkan kinerjanya dan kembali mencuri perhatian publik.

"Kita belum gebrakan BTP ke depan, ya. Apakah bisa jadi nanti dimasukkan sebagai menteri atau ke depan menjadi kepala daerah di tempat lain, kita belum tahu apa yang akan dilakukan BTP," ujar Rully.

Rully menambahkan, Ahok juga bisa mengubah citranya sebagai eks narapidana bila menunjukkan prestasi di jabatan baru yang mungkin akan disandangnya.

"Ketika dia misalnya nanti sudah mulai aktif kembali di jabatan-jabatan publik, dari situlah Pak Ahok bisa menunjukkan prestasi ke depannya supaya ada efek pemilih untuk memilih Ahok sebagai the next president," kata Rully.

15 Nama Tokoh

Lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis 15 nama tokoh yang dinilai berpotensi akan berlaga pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

"Kita sudah mencoba move on untuk the next president di 2024 nanti ke depan," kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, dalam konferensi pers di Kantor LSI, Selasa (2/7/2019) siang.

Rully mengungkapkan, ada tiga kriteria dalam menentukan 15 nama tersebut yakni popularitas di atas 25 persen, berasal dari empat sumber rekrutmen, dan penilaian subyektif dari peneliti LSI Denny JA.

Empat sumber rekrutmen yang dimaksud Rully adalah pejabat pemerintahan pusat, pimpinan partai politik, kepala daerah, serta kalangan profesional, swasta, atau organisasi masyarakat.

"Dari empat sumber latar belakang presiden inilah yang kita coba prediksi kira-kira 2024 nanti latar belakang presiden akan memgambil tidak jauh dari unsur empat tadi," ujar Rully.

Kandidat potensial yang masuk dalam kelompok kepala daerah ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo; dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Lalu, kandidat potensial dari kelompok pimpinan partai politik adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; eks Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno; Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto; Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); eks Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani; dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Selain itu, kandidat potensial dari kelompok pejabat pemerintah adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani; Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan; Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian; dan eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Rully menambahkan, masih ada sosok yang bisa menjadi kuda hitam yang belum masuk radar LSI.

Ia mencontohkan melesatnya popularitas Joko Widodo sejak menjadi wali kota Solo lalu menjadi gubernur DKI Jakarta hingga akhirnya mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2014.

"Bisa jadi ada the next Jokowi yang kita masih belum tahu sebagai faktor kejutan namanya. Bisa jadi nanti ada Mr atau Mrs X yang menjadi capres potensial di 2024," ujar Rully.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved