Malang Raya

Rektor Baru, Kepala LL Dikti Ingin Ma Chung Naik Peringkat

Prof Dr Ir Soeprapto DEA berharap rektor baru Universitas Ma Chung (UMC) Malang meningkatkan peringkatnya.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah 7 Jawa Timur, Prof Dr Ir Soeprapto DEA (kiri) disambut Rektor Universitas Ma Chung Malang, Dr Murphin Joshua Sembiring SE MSi (tengah) saat tiba di kampus, Senin (8/7/2019). 

SURYAMALANG.COM, DAU - Prof Dr Ir Soeprapto DEA, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) wilayah 7 Jawa Timur mengharapkan agar rektor baru Universitas Ma Chung (UMC) Malang meningkatkan peringkatnya.

Rektor baru yang dilantik adalah Dr Murphin Joshua Sembiring SE MSi untuk periode 2019-2023, Senin (8/7/2019).

“Ini mumpung rektornya baru. Saya lihat peringkatnya mulai turun,” ujar Soeprapto pada suryamalang.com di Balai Pertiwi sebelum pelantikan rektor.

Karena itu ia berpesan agar Ma Chung naik lagi. Untuk mendukung peringkat itu harus didukung banyak hal.

Seperti kiprah dosennya, mahasiswanya, sarana prasarana dan kiprah perguruan tinggi.

Hal sama juga disampaikan Teguh Kinarto, Ketua Yayasan Harapan Bangsa Sejahtera saat rapat terbuka senat dalam rangka Dies Natalis ke XII UMC dengan tema ‘Breaking The Limits’.

Ia berharap rektor baru bisa membawa ke peringkat 100 pada 2020.

Sementara selama empat tahun kepemimpinan Rektor Dr Chatief Kunjaya (2015-2019) juga telah membawa perubahan PTS yang di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini.

Seperti meningkatkan akreditasi lembaga menjadi B serta beberapa prodinya dari akreditasi C menjadi B. Selain itu juga ada yang A.

“Yayasan menantikan tangan dingin rektor baru. Dan nanti ada tim yang mendampingi Bapak agar UMC lebih maju dan unggul,” kata Teguh yang dikenal sebagai pebisnis properti ini.

Sedang Murphin menyatakan untuk target kenaikan peringkat 100 PTS se Indonesia memang tidak bisa tahun ini.

“Berikutnya. Karena untuk penilaian pemeringkatan sudah masuk Mei 2019 lalu dan akan diumumkan Kemenristekdikti pada Agustus 2019. Saya belum terlibat di penilaian karena baru dilantik,” jawabnya.

Namun ia akan berupaya karena ia juga memiliki target tinggi. Sedang saat rapat terbuka senat juga diisi orasi ilmiah Dr Stefanus Yusfra M Taneo MS MSi.

Dosen yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III UMC ini mengangkat tema ‘Kecepatan Pengembangan Inovasi Dan Daya Saing : Perab Creative Destruction Pada UMKM Makanan Olahan’.

Ia menyatakan memilih UMKM makanan karena dampaknya paling luas dan gampang dilaksanakan.

Karena itu di Indonesia, UMKM ini sangat banyak, menyerap tenaga kerja dan memberi kontribusi pada produk domestik bruto.

Namun disisi lain daya saing UMKM rendah karena kurang cepat berinovasi. Ini terutama sangat lamban pada UMKM makanan.

“Banyak usaha kuliner yang awalnya ramai kemudian sepi,” kata dia.

Sehingga perlu inovasi agar bisa bertahan di pasar. Katanya, semakin cepat inovasi ke pasar, maka usia jualan lebih tinggi dan dapat pelanggan banyak.

“Dalam posisi bersaing juga lebih aman dan bebas menentukan harga skala ekonomi,” kata dia.

Ia mencontohkan produk kiripik tempe lewat inovasi pada rasa. Lama waktu mulai ide hingga masuk ke pasar perlu waktu enam bulan.

Namun ada juga UMKM yang kesulitan berinovasi misalkan meluncurkan produk baru.  Hal ini karena masih ada campur tangan orangtua (khususnya bagi pengusaha muda), keterbatasan modal, pemasaran termasuk ujicoba pasar sebelum diluncurkan, keahlian pekerja dan ketersediaan serta kualitas bahan baku.

Namun tantangan inovasi juga ada di era disrupsi. Dimana inovasi akan digantikan oleh inovasi yang lain dengan cepat oleh pesaing sejenis.

Penelitian pada IKM (Industri Kecil dan Menengah) di wilayah Kabupaten Malang yang memiliki potensi disrupsi inovasi adalah makanan fungsional. Hal ini karena sifatnya low end.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved