Kabar Madiun

Bupati Madiun Berniat Ubah Citra Buruk Silat jadi Destinasi Wisata Kampung Pesilat

Bupati Madiun Berniat Ubah Citra Buruk Silat jadi Destinasi Wisata Kampung Pesilat

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: yuli
rahadian bagus
Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang menjadi keynote speaker dalam seminar Kampung Pesilat 209, bertema "Mengangkat Pencak Silat menjadi Destinasi Wisata Kabupaten Madiun". Seminar yang digagas oleh Disparpora Kabupaten Madiun ini digelar di Gedung Eka Kapti Lantai 2, Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun. Seminar dihadiri ketua dan anggota perwakilan dari 14 perguruan silat di Kabupaten Madiun. 

SURYAMALANG.COM, MADIUN -Kampung Pesilat kini telah menjadi branding Kabupaten Madiun. Tujuannya, untuk melahirkan budaya baru, dan terciptanya destinasi wisata baru dengan memaksimalkan sumber daya dan potensi silat di Kabupaten Madiun.

Sebagai langkah awal, yang harus dilakukan adalah mengubah image atau pandangan masyarakat di luar, bahwa silat di Kabupaten Madiun adalah sesuatu yang mengerikan.

Hal itu disampaikan Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang menjadi keynote speaker dalam seminar Kampung Pesilat 209, bertema "Mengangkat Pencak Silat menjadi Destinasi Wisata Kabupaten Madiun".

Seminar yang digagas oleh Disparpora Kabupaten Madiun ini digelar di Gedung Eka Kapti Lantai 2, Pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun. Seminar dihadiri ketua dan anggota perwakilan dari 14 perguruan silat di Kabupaten Madiun.

"Yang pertama dilakukan adalah
mengubah cara pandang. Dulu pesilat, dilihat dari luar mengerikan. Harus kita ubah, tidak lagi. Pesilat dulu ketika mau tampil, antara pesilat yang tampil dengan anggota TNI dan Polisi yang hadir, lebih banyak anggoya TNI dan Polisi. Hari ini tampil, cukup satu saja anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas," kata Bupati Madiun, yang akrab disapa Kaji Mbing.

Branding Kabupaten Madiun Kampung Pesilat juga bertujuan untuk menghapus stigma Madiun adalah sarang PKI. Semua stigma yang tidak baik tersebut harus segera dihilangkan.

"Dulu, orang kalau pergi ke Jakarta atau ke Surabaya, ketika ditanya dari mana asalnya. Dijawab dari Madiun, kemudian ditanya kamu apanya Musso. Itu harus kita hilangkan, harus dihapus stigma itu. Madiun itu bukan tempat PKI, Madiun itu juga tempatnya pahlawan," kata Kaji Mbing

Oleh sebab itu, Pemkab Madiun membranding daerahnya dengan brand Kampung Pesilat. Untuk mewujudkannya, kata Kaji Mbing, dibutuhkan komitmen dan kesadaran masing-masing pesilat.

Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan pengalamannya ketika diminta menghadiri undangan acara HUT Bhayangkara di Lapangan Makodam V/Brawijaya, pada Rabu (10/7/2019). Pada saat menghadiri acara itu, ia sengaja mengenakan baju silat, bertuliskan Kabupaten Madiun Kampung Pesilat.

Padahal, sejumlah kepala daerah lain yang menghadiri acara tersebut mengenakan pakaian formal.

Begitu juga ketika ia diminta menghadiri acara di stasiun tv nasional, ia dan Wakil Bupati Madiun, Hari Wuryanto serta sejumlah kepala OPD Kabupaten Madiun mengenakan baju bergambar logo Kabuoaten Madiun Kampung Pesilat.

"Saya juga sudah menginstruksikan pemasangan banner Kabupaten Madiun Kampung Pesilat Indonesia di seluruh kantor OPD di Kabupaten Madiun," katanya.

Ke depan, mungkin dalam setiap kegiatan di masyakat juga bisa dikolaborasikan dengan silat. Misalnya dalam sebuah acara pesta pernikahan, seluruh keluarga dan mempelai mengenakan baju silat.

"Misalnya acara pernikahan dengan cara Madiun, di Indonesia ya cuma ada di Kabupaten Madiun. Seluruhnya pakai pakaian pesilat. Akhirnya kan lain. Sebagai langkah pertama, tidak harus berdiri sendiri, bisa kolaborasi dengan budaya atau kearifan lokal yang sudah ada, contohnya dongkrek," jelasnya.

Tak hanya itu saja, Pemkab Madiun juga memberikan dukungan penuh terhadap para pesilat di Kabupaten Madiun. Satu di antaranya membangun gedung Kampung Pesilat dengan anggaran Rp 8,3 miliar.

Gedung tersebut akan menjadi tempat berkumpul dan sekretariat 14 perguruan silat di Kabupaten Madiun.

"Kita pusatkan Kampung Pesilat di situ, isinya dan embrionya juga di situ. Jadi,
kalau orang ingin tahu Kampung Pesilat itu, bisa datang Gedung Kampung Pesilat," katanya.

Dia berharap dengan branding Kampung Pesilat, akan lahir sebuah budaya baru tentang persilatan. Budaya yang bisa mengangkat citra postif tentang silat di Kabupaten Madiun.

"Kampung pesilat itu wilayah yang se kabupaten, isinya apa? isinya itu budaya baru. Bahwa pesilat itu lho ramah-ramah, pesilat itu lho punya komitmen rukun, diaktualisasikan atau dikemas dalam berbagai bentuk. Dari sisi entertain bisa, kualitasnya bisa. Budaya yang kita inginkan seperti itu," paparnya.

Sementara itu, narasumber seminar, Yayan Ruhian, mengatakan Kabupaten Madiun sudah memiliki modal yang besar untuk membranding daerahnya sebagai Kampung Pesilat dan mengangkatnya sebagai destinasi wisata.

"SDM di madiun juga sudah sangat kuat, karena kan madiun itu kan sebagai pusat dari beberapa perguruan historis, dan pusat beberapa perguran silat besar nasional. Jadi,
SDM secara silatnya sudah sangat kuat, ditambah suportnya sangat luar biasa. Tinggal mengolah apa yang sudah ada di pesilat. Karena, kalau oranglain bisa tanpa fasilitas bisa, apalagi ini yang sudah disediakan fasilitas," jelasnya.

Aktor laga internasional ini juga mengapresiasi komitmen Bupati Madiun, Kaji Mbing yang memberikan suport penuh terhadap kemajuan silat di Kabupaten Madiun. Tidak hanya dukungan moril, namun juga menyediakan berbagai fasilitas.

"Terus terang saya masih merinding kalau ingat suport dari bapak bupati di sini. Saya ikut bangga, sebagai bagian dari masyarakat pencak silat. Sungguh beruntung perguruan silat di sini, mudah-mudahan di daerah lain juga bisa," kata pemeran dalam film Hollywood, John Wick 3.

Selain Yayan, seminar tersebut juga menghadirkan tiga pembicara lain. Di antaranya Pengurus IPSI Provinsi Jatim, Moerdjoko, Founder Festival Kesenian Yogyakarta, Suryo, dan motivator dari Lembaga Konsultan dan Training, RIDAM Yosi Novlan. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved