Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Mulai Buka Program Studi Profesi Fisioterapi
SURYAMALANG.COM = Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka program studi (prodi) baru, Profesi Fisioterapi.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuka program studi (prodi) baru, Profesi Fisioterapi.
Surat izin operasionalnya diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Dikti wilayah 7 Jawa Timur Prof Dr Ir Suprapto DEA kepada Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi di UMM.
"Kehadiran prodi ini bisa menjawab pertanyaan para alumni S1 Fisioterapi di manapun," ungkap WR I UMM, Senin (29/7/2019).
Prodi ini melengkapi program pendidikan keprofesian di Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UMM. Setelah sebelumnya ada Prodi Profesi Ners dan Prodi Profesi Apoteker.
Dijelaskan Suprapto, Prodi Profesi Fisioterapis pertama di Jatim ada di UMM. Izin operasional prodi ini bernomor akreditasi 0218/LAM-PTes/Akr/Sar/IV/2019 dan mendapat akreditasi B.
Proses pembelajaran di prodi ini berlangsung selama tiga semester. Untuk itu akan menjaring mahasiswa baru pada tes gelombang III, pendaftarannya pada 15 Juli - 22 Agustus 2019.

“Ketersediaan Program Profesi Fisioterapi di Indonesia yang terbatas mengakibatkan lulusan Strata 1 Fisioterapi tidak diperbolehkan bekerja," jelas Tim Taskforce Pendirian Profesi Fisioterapi, Atika Yulianti SST Ft MFis.
Sehingga bagi alumni Fisioterapi UMM, adanya ini bisa untuk melanjutkan ke program profesi. Di Indonesia, baru ada lima perguruan tinggi yang memiliki program Profesi Fisioterapi. Yaitu di Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Solo, Universitas Udayana Bali, Universitas Hasanudin (Unhas) Makasar, serta Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Untuk mendukung prodi ini, maka disiapkan 12 staf pengajar dengan latar belakang Sarjana Fisioterapis dan Master Fisioterapis dengan latar belakang biomekanik olahraga, K3 dll.
Dijelaskan, pendirian program ini sebagai tantangan dan lahan untuk berkembang. Apalagi jumlah Fisioterapi di Jatim masih terbatas.