Selebrita
Biodata Mayangsari, Menantu Cendana yang Tak Dianggap Oleh Ibu Tien & Diusir Saat Pemakaman Soeharto
Biodata Mayangsari, menantu keluarga Cendana yang tak dianggap oleh Ibu Tien hingga diusir saat pemakaman Soeharto, begini akhir kisahnya.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Biodata Mayangsari menantu keluarga Cendana yang tak dianggap oleh Ibu Tien menuai kisah tersendiri.
Dari biodata Mayangsari, wanita yang juga penyanyi kondang era-90 itu adalah istri Bambang Trihatmodjo putra Soeharto.
Dari biodata Mayangsari diketahui pula bila wanita 47 tahun ini pernah diusir saat pemakaman Soeharto.
Sebelum membahas lebih jauh tentang kisah cinta Mayangsari yang berliku, berikut SURYAMALANG.COM rangkum profil singkatnya.
Sosok Mayangsari dikenal sebagai penyanyi Indonesia yang namanya cukup populer di era-90'an.
• Selvi Ananda Blak-Blakan Rasanya Jadi Menantu Presiden Jokowi, Ngaku Bosan & Ungkap Rahasia Hidupnya

Wanita bernama lengkap Agustina Mayangsari itu lahir di di Purwokerto, 23 Agustus 1971.
Banyak karya yang telah dirilis oleh Mayangsari, beberapa lagunya yang terkenal seperti "Harus Malam Ini", dan "Tiada Lagi".
Tidak hanya, bernyanyi Mayangsari juga jago nyinden dan menyanyikan lagu-lagu Jawa.
Bakat seninya turun dari kedua orang tua Mayangsari yang juga seorang dalang dan pesinden.
Ayahnya, Ki Dalang Sugito Purbocarito, adalah dalang sedangkan ibunya, Larasatun, yang memiliki nama panggilan Nyi Woro Cengkir Gading adalah pesinden.
Akan tetapi di awal tahun 2000'an nama Mayangsari mulai hangat jadi pembicaraan karena digosipkan dekat dengan putra mantan Presiden RI Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
Di mana saat itu Bambang Trihatmodjo masih berstatus sebagai suami Halimah Agustina Kamil.
Hingga akhirnya diketahui Mayangsari ternyata telah menikah siri dengan Bambang Trihatmodjo dan memiliki seorang putri, Khirani Siti Hartina Trihatmodjo
Tidak Diakui Ibu Tien Sebagai Menantu
Menikah dengan Bambang Trihatmodjo dan menjadi anggota Keluarga Cendana, ternyata sosok Ibu Tien Soeharto masih tidak mengganggap Mayangsari sebagai menantu.
Hal ini terlihat dari pesan Ibu Tien Soeharto sebelum meninggal yang sempat dibocorkan oleh keluarga dekat.
Pesan Ibu Tien Soeharto sendiri mengungkapkan jika sosok Mayangsari tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Halimah sebagai bagian dari Keluarga Cendana.
Dikutip dari Kompas.com, sumber itu mengatakan ketika Keluarga Cendana berkabung atas kepergian mantan Presiden Soeharto, ayah Bambang Trihatmodjo pada 27 Januari 2008 lalu, Mayangsari dan Khirani (sang putri), datang ke kediaman Keluarga Cendana.
Kedatangan Mayangsari beserta sang putri itu pun menjadi pembicaraan hangat bahkan ia sempat diusir oleh Keluarga Cendana.
• 6 Foto Harmonis Krisdayanti & Mantan Istri Raul Lemos, Kompak Gendong Cucu, KD Dapat Julukan Baru
Munculnya Mayangsari di rumah Keluarga Cendana saat Soeharto wafat dituding sebagai trik pelantun Harus Malam Ini itu untuk menjajaki kemungkinan masuk klan keluarga sang suami.
"Ini permainan Mayang. Tapi syukur, Ibu (Halimah-Red) tidak terpengaruh sama sekali dengan manuver-manuver murahan itu," katanya.
"Tujuannya jelas, ingin diakui. Tidak akan pernah terjadi itu.", kata sumber tersebut.
Menurutnya, pesan Ibu Tien Suharto, Ibunda Bambang sebelum meninggal.
"Almarhum Ibu Tien Soeharto merupakan tokoh pendukung PP 10 tentang larangan poligami maksudnya kan jelas. Jadi, istri sah Bambang adalah Halimah, dan cucu yang sah adalah anak-anak Bambang dari Halimah. Sampai kapan pun dia (Mayang) tak akan diakui keberadaanya sebagai istri Bambang," tegasnya.
Bambang kini dinilai sedang "sakit" akibat pengaruh besar dari Mayangsari.
Di mata mereka Bambang Trihatmodjo tidak seperti dulu lagi.
"Saya sangat mengenal kedua sosok ini (Halimah-Bambang), mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Perhatian Mas Bambang terhadap keluarga, terutama anak-anaknya sangat luar biasa. Tapi, sekarang Mas Bambang gampang marah dan sering bengong," katanya.
• Muzdalifah Berjuang Keras Agar Terlihat Awet Muda, Wajah Istri Fadel Islami Ini Dipermak dan Diinfus
Diusir Saat Pemakaman Soeharto
Sebelumnya, melihat berkas NOVA 2008, saat Soeharto meninggal di 27 Januari 2008 silam, Mayangsari nekat menyambangi keluarga Cendana bersama Bambang Trihatmodjo dan putrinya.
Entah apa yang ada di benak Mayangsari. Sebagai menantu yang baik, dia mungkin ingin memanjatkan doa terakhirnya buatSoeharto.
Apalagi, buah hatinya, Khirani Siti Hartina Trihatmodjo, belum pernah melihat Eyangnya secara langsung.
Maka, Mayangsari pun memberanikan diri menyambangi Rumah Cendana.
Dalam rekaman kamera media elektronik, Mayang terlihat duduk sambil menundukan muka di depan jenazah Soeharto.
• Nikita Mirzani Menangis Bongkar Perjuangan Keras Hamil Azka, Tak Kerja, Hutang & Dihina Mantan Suami

Sementara di sampingnya Khiran duduk dipangku bapaknya, Bambang Trihatmodjo.
Di balik peristiwa sensasional itu muncul cerita, bahwa kedatangan Mayangsari tak dikehendaki dua putri Soeharto, Titiek dan Mamiek.
Dengan terang-terangan, mereka mengusir Mayangsari.
Menurut seorang saksi mata yang meminta identitasnya dirahasiakan, Mayang datang ke rumah mantan orang nomor satu di Indonesia itu sekitar pukul 22.00.
Saat itu doa-doa untuk almarhum masih berlangsung dengan khusyuk.
Di depan jenazah masih bersimpuh Tommy, Titiek dan Mamiek.
Sementara Tutut dan Sigit sedang melakukan aktivitas lain.
Begitu pula dengan Halimah, (mantan) istri Bambang, yang sedang makan malam di rumah, lalan Tanjung, yang tak jauh dari rumah duka.
Tanpa diduga, di antara pelayat yang terus berdatangan terlihat Mayangsari bersama Bambang.
Bambang pun menggendong Khiran. Mayang mengenakan busana hitam dan syal batik di bahunya.
Kehadiran pasangan ini langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.
Kedua saudara Bambang Trihatmodjo itu langsung berdiri dan mendatangi Mayangsari.
Mereka meminta Mayangsari agar segera keluar dari rumah itu.
"'Pergi dari sini!', kata Mamiek setengah membentak,"cerita saksi mata yang dekat dengan Keluarga Cendana itu.
Melihat reaksi tersebut, Bambang turun tangan. Sempat terjadi perdebatandan Bambang berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan ke Mayang untuk bersimpuh di sisi jenazah Soeharto.
"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menitsaja," lanjut si sumber.
Meski insiden itu terjadi singkat, ribut-ribut itu langsung diketahui Halimah, setelah seseorang memberi tahunya lewat telepon.
Apa reaksi Halimah? "Dia Cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak."
Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuji Solo tempat Pak Harto dimakamkan pun, Halimah bungkam, dan tak mau menyinggung kedatangan Mayang bersama Bambang dan anaknya.
"Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut. Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah."
Untunglah, saat pemakaman seluruh keluarga besar Soeharto meninggalkan semua persoalan mereka, lalu bahu-membahu untuk mengantar Soeharto terakhir kalinya
Sudah Behubungan Baik dengan Cendana
Kini, Mayangsari yang telah hidup bahagia bersama Bambang Trihatmodjo dengan sang putri sepertinya sudah mulai diterima oleh Keluarga Cendana.
Unggahan Instagram Mayangsari pada (24/1/2019) lalu seolah jadi pembuktian dirinya sudah diterima keluarga Cendana.
Mayangsari mengunggah foto dirinya dan Bambang tengah menghadiri pesta ulang tahun Mbak Tutut, kakak Bambang.
Seperti biasa, penyanyi kondang ini nampak cantik dalam balutan baju biru tua berbelahan dada rendah.
Tampilannya juga makin elegan dengan rambut disanggul modern.
Di foto tersebut, Mayang nampak bahagia berada di tengah-tengah suami dan para iparnya.
Ada Mbak Tutut, Titiek Soeharto dan Tommy Soeharto.
Titiek yang merupakan anak keempat Soeharto nampak merangkul Bambang dan Mayangsari dari belakang.

Di hadapan mereka nampak piring-piring bekas makan berserta dengan garpu dan pisau.
Posisi piring-piring ini jelas menunjukkan kalau Mayangsari dan Bambang memang duduk bersebelahan dengan Tommy dan bukan berpindah tempat hanya untuk berfoto saja.
Mayangsari pun menulis caption singkat 'Last night (dinner b'day party)'.
Sepertinya setelah penantian panjang selama 18 tahun, akhirnya Mayangsari menunjukkan jika dirinya betul-betul telah diterima menjadi bagian dari anggota Keluarga Cendana.