Berita Malang
BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Ritual Sedekah Bumi & Dishub Pakai Hoverboard untuk Patroli Saat CFD
BERITA MALANG POPULER Hari Ini, Ritual Sedekah Bumi & Dishub Pakai Hoverboard untuk Patroli Saat CFD
Penulis: Frida Anjani | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM - Berita Malang populer hari ini, Kamis 29 Agustus 2019 salah satunya adalah prosesi ritual sedekah bumi di kelenteng Klenteng Eng An Kiong Kota Malang.
Selanjutnya, petugas Dishub Kota Malang yang menggunakan hoverboard untuk patroli saat Car Free Day.
Dan yang terakhir adalah cara SMAN 7 Kota Malang dalam mewudujkan sekolah bebas sampah plastik sekali pakai.
Berikut selengkapnya berita Malang populer hari ini yang berhasil SURYAMALANG.COM rangkum dari liputan langsung wartawan di lapangan.
1. Prosesi Ritual Sedekah Bumi di Kelenteng Klenteng Eng An Kiong Kota Malang

Ribuan warga mengantre untuk mendapat paket sembako dalam Upacara Sembahyang Rebutan (Boo Tho) di halaman Klenteng Eng An Kiong di Jalan Martadinata, Kota Malang, Rabu (28/8/2019).
Kegiatan yang juga dikenal sebagai sedekah bumi ini merupakan agenda tahunan kelenteng berusia 194 tahun ini.
Humas Yayasan Klenteng Eng An Kiong, Bonsu Anton Triyono mengatakan sedekah bumi merupakan kegiatan sembahyang ke leluhur.
Anton menjelaskan tradisi sedekah bumi dilakukan sejak berdirinya kelenteng.
Tahun ini disiapkan lebih dari tiga ribu paket sembako yang berisi beras, mie bihun dan kecap.
“Harapan kami setiap tahun jumlah penerima bisa semakin berkurang,” kata Bonsu Anton Triyono kepada SURYAMALANG.COM.
Selain pembagian sembako, pada akhir acara juga dilakukan pembakaran patung Boo Tho setinggi lima meter di halaman kelenteng.
“Patung ini merupakan simbol kejahatan dan hal negatif, makanya dibelenggu agar tidak mengganggu acara.”
“Nanti setelah acara dibakar di halaman kelenteng,” terang Anton.
Acara ini dihadiri Wali Kota Malang, Sutiaji, dan Dandim 0833 Kota Malang, Kol Inf Tommy Anderson.
Acara dimulai pukul 06.00 WIB, dan berakhir pada pukul 11.00 WIB.
Arus lalu lintas di jalan ini sempat padat, akibat kendaraan warga yang diparkir di sekitar Kelenteng. (Hayu Yudha Prabowo)
2. Petugas Dishub Kota Malang Gunakan Hoverboard untuk Patroli Saat CFD

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang bakal menggunakan hoverboard untuk pratroli saat kegiatan car free day. Hoverboard adalah sebuah skuter roda dua bertenaga baterai yang dapat melaju hingga 16 km/jam.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Malang, Agoes Moelyadi, menuturkan bahwa petugas saat car free day memanfaatkan sepeda dan sepatu roda untuk patroli. Agar mobilisasi lebih efektif, maka dipilihkan hoverboard sebagai solusinya.
"Masa car free day tapi petugas Dishub masih pakai motor. Biasanya kan kami pakai sepatu roda, atau sepeda, ini supaya lebih ringan tugasnya jadi pakai hoverboard," ujar Agoes, Rabu (28/8/2019).
Ia menambahkan hanya ada satu hoverboard yang dimiliki Dishub. Hoverboard itu, juga telah diuji cobakan saat car free day.
"Hasilnya ya petugas sangat terbantu. Karena mobilitasnya bisa efektif," imbuhnya.
Sebelumnya, hoverboard milik Dishub ini telah dilaunching di pameran dan terekam dalam akun instagram Info Malang Raya. Petugas terlihat berkelok-kelok mempergarakan alat yang tengah ngetren ini. (Aminatus Sofya)
3. Cara SMAN 7 Kota Malang untuk Bebas Sampah Plastik Sekali Pakai di Sekolah

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Kota Malang mencanangkan program bebas penggunaan plastik sekali pakai atau zero plastic waste.
Program yang digagas sejak tahun 2015 itu kini sukses dan dapat menekan produksi sampah plastik sekali pakai hingga 95 persen.
Humas Adiwiyata SMAN 7 Kota Malang, Dwi Iriani, menuturkan program tersebut dikerjakan bertahap dan tidak sporadis. Pertama, para siswa dilarang membeli minuman kemasan sekali pakai dan diminta membawa botol minum ke sekolah.
"Kami sediakan air minum yang bekerjsama dengan PDAM. Anak-anak bawa botol sendiri ke sekolah," tutur Dwi, Rabu (28/8/2019).
Sempat mendapat penolakan dari pedagang kantin dan siswa, tak membuat semangat Dwi dan rekan guru lain ciut. Mereka justru semakin tertantang hingga keluar kebijakan membawa kotak makan dari rumah.
"Ini orang kantin protes lagi, sudah ndak boleh jual minuman kemasan, lalu siswa juga diminta bawa kotak makan. Mereka protes," katanya.
Dwi lantas memberikan pemahaman kepada pedagang bahwa program itu adalah upaya untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang kini semakin parah. Sebagai penengahnya, siswa tidak harus membawa bekal dari rumah melainkan hanya kotak makan kosong jika ingin makan di kantin.
"Bisa bawa makan dari rumah, bisa beli di kantin terus pakai wadah dari rumah. Begitu," katanya
Ketika TribunJatim.com mengunjungi kantin sekolah, tidak ada sampah plastik yang berceceran. Semua wadah makanan, menggunakan piring dan gelas kaca yang dapat digunakan berkali-kali.
Seorang siswa di SMAN 7 Malang, Ellania Agnis mengatakan senang program zero waste plastics di sekolahnya. Kata dia, hal itu adalah salah satu cara berkontribusi mengurangi dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh sampah.
"Seneng ya dan nggak susah kok. Kami bawa kotak makan dan botol minum ke sekolah itu seneng," ujar siswa yang duduk di kelas 12 itu.
Dengan program ini, mental Ellania untuk tidak mengkonsumsi makanan dengan plastics sekali pakai juga terasah, "Setiap kali kita makan jadinya, kami bilang, pakai kotak makan aja. Gitu," ucapnya.
Ubah Pola Pikir
Dwi mengatakan program zero plastics waste ini memang bertujuan untuk merubah pola pikir siswa dan menularkannya ke masyarakat. Program itu, juga disintegrasikan dengan kurikulum sekolah.
"Jadi misal pelajaran bahasa inggris, ya kami masukkan muatan zero plastics waste. Supaya apa, supaya mental dan pola piki anak-anak ikut terasah," tutup Dwi.
Ke depan, SMAN 7 Kota Malang bakal mempersiapkan unit pengolahan sampah yang dapat memproses sampah di sekolah menjadi kompos maupun gas metan.
"Karena sebagai sekolah dengan label Adiwiyata, sampah ini harus selesai di sekolah, tidak boleh dibawa keluar," kata Dwi.
Selama ini Dwi, unit pengolahan sampah SMAN 7 Kota Malang rutin memproduksi pupuk organik yang dijual ke Pasar Bunga.
"Kawasan kami kan rimbun ya, jadi sampah daun ini kami kumpulkan, kami olah jadi kompos. Dan sudah kerja sama dengan pasar bunga," tutupnya. (Aminatus Sofya)