Kabar Surabaya

Namanya Nastiti Intan Permata Sari, Lulus S3/Doktor FK Universitas Airlangga di Usia 26 Tahun, IPK 4

Nastiti Intan Permata Sari berhak menyandang gelar doktor dengan mendapatkan IPK sempurna, 4.00 di FK Universitas Airlangga.

Editor: Dyan Rekohadi
Istimewa
Nastiti Intan Permata Sari jadi Doktor di usia 26 tahun, dinyatakan lulus S3 dari FK Universitas Airlangga 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Namanya Nastiti Intan Permata Sari, mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya yang meraih gelar doktor di usianya yang masih 26 tahun.

Nastiti Intan Permata Sari siap menjalani wisuda bulan September setelah dinyatakan lulus S3 di Fakultas Kedokteran (FK) Universita Airlangga.

Tidak tanggung-tanggung, Nastiti Intan Permata Sari berhak menyandang gelar doktor dengan mendapatkan IPK sempurna, 4.00 di FK Universitas Airlangga.

Arema FC Vs PSIS Semarang, Aksi Bendera Merah Putih Raksasa Akan Hiasi Laga Penutup Putaran Pertama

Gedung MCC Kota Malang Senilai Rp 185 Miliar di Jl Ahmad Yani Bisa Untuk Bioskop Karya Kera Ngalam

Prediksi Skor Arema FC vs PSIS Semarang di Liga 1, Sabtu 31 Agustus 2019 Kick Off Pukul 18.30 WIB

Nastiti Intan Permata Sari hanya butuh waktu delapan tahun untuk menyelesaikan studinya dri jenjang starta satu hingga meraoh gelar doktor.

Gadis asal Madiun ini menempuh S1 tahun 2011 kemudian lulus S3 pada tahun 2019.

"Saya mengambil program studi (prodi) Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) (Untuk S1)," kata Nastiti Intan, Sabtu (31/8/2019).

Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu, Nastiti mengikuti beasiswa program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).

Nastiti Intan Permata Sari dinyatakan lulus dengan IPK 4.00 di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan berhak menyandang gelar doktor di usianya yang masih 26 tahun
Nastiti Intan Permata Sari dinyatakan lulus dengan IPK 4.00 di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan berhak menyandang gelar doktor di usianya yang masih 26 tahun (ISTIMEWA)

Nastiti menjalani pendidikan program beasiswa S2 dan S3 Program Magister Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran UNiversitas Airlangga.

"Beasiswa itu dari Kemenristek Dikti Alhamdulillah keterima, jadi sudah program maksimal empat tahun," kata dia.

Perjalanan masuk beasiswa tersebut diakui Nastiti tak mudah, dia harus menyertakan proposal dan seleksi ketat.

"Saya berusaha lulus sebelum empat tahun karena banyak syarat yang dipenuhi dan seleksinya ketat. Orang tua sangat mendukung kemauan saya belajar dan lulus cepat," kata dia.

Mahasiswa bimbingan Prof Ni Made Mertaniasih ini lulus dari Fakultas Kedokteran dengan predikat membanggakan.

"September nanti wisuda doktor Ilmu Kedokteran," tutup dia.

Nastiti lulus pendidikan doktor dengan IPK sempurna, 4.00.

Penyebab Pernikahan Rina Nose dan Josscy Artsen Kembali Ditunda, Masalahnya Ada Sejak Awal

Pengamanan Ketat Nikita Mirzani pada Azka Setelah Cek cok dengan Elza Syarief, Boyong Semua Asetnya

Claudir Marini Jr Siap Jadikan Arema FC Korban Pertama, Debut Setelah Cedera di PSIS Semarang

Kisah Meraih Gelar Doktor dengan IPK 4 di FK Unair

Perasaan Nastiti Intan Permata Sari (26) lega setelah dinyatakan lulus doktor di S3 Ilmu Kedokteran, Universitas Airlangga.

Nastiti mengikuti program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) yang digagas Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti.

Program PMDSU memberikan fast track S2 sekaligus S3 kepada mahasiswa yang memenuhi kualifikasi menjadi seorang Doktor dengan batas waktu empat tahun.

"Aku inginnya cepat lulus tapi kita harus tahu kemampuan kita, paling tidak harus punya nilai plus dan kurang dari empat tahun," kata Nastiti, Sabtu (31/8/2019).

Nastiti mengaku prestasi yang diraihnya ini bukan tanpa perjuangan.

Saat di strata satu, Nastiti mengaku bukan termasuk mahasiswi cumlaude.

Dia mendapat 3.35 IPK di Biologi FST Unair.

Akhir Kisah Video Viral Ospek Mahasiswa Baru Disuruh Minum Air Ludah, Ini Nasib Para Senior Kini

Jadwal Live Streaming Arema FC vs PSIS Semarang Liga 1 Sabtu 31 Agustus 2019 & Head to Head

Namun, saat mengikuti beasiswa PMSDU dia mulai memompa disiplin belajarnya hingga meraih doktor.

"Sebenarnya di S3 ini saya tidak targetin IPK 4.0 pokoknya asal lulus sebelum empat tahun, bebas dari sanksinya Dikti. Alhamdulillah bisa dan publikasi dua riset," kata dia.

Saat menjalani studi di tahun 2017, dia melalukan penelitian metode molekuler untuk identifikasi bakteri penyebab Tuberkulosis paru di Kyoto University, Jepang.

Pada tahun selanjutnya, Nastiti melanjutkan riset di Nara Intitute of Science and Technology untuk menyelesaikan disertasi yang ia kerjakan.

"Alhamdulillah hasil penelitian saya diterima di jurnal Q2 Scopus BMC research notes dan saya dinyatakan lulus doktor," tutup dia.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved