Malang Mbois
Penggali Kubur dan Jukir Jalan LA Sucipto, Kota Malang Jadi Pemeran Sitkom Laskar Ngawor
Anak muda di Jalan LA Sucipto, Kota Malang merilis situasi komedi (sitkom) yang dinamai Laskar Ngawor.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Anak muda di Jalan LA Sucipto, Kota Malang merilis situasi komedi (sitkom) yang dinamai Laskar Ngawor.
Sitkom dalam bentuk webseries itu telah diluncurkan di kanal Youtube LASkar NGAWOR.
Sutradara Laskar Ngawor, Widi S menceritakan sitkom arahannya bermula dari keinginan anak muda yang tinggal di RW 2 Jalan LA Sucipto.
“Berkali-kali saat kumpul, ayo bikin karya. Begitu terus, sampai akhirnya kami sepakat bikin Laskar Ngawor,” cerita Widi kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (29/8/2019).
Butuh sekitar dua bulan untuk mempersiapkan sitkom ini, mulai dari penulisan script, pendalaman karakter hingga dimulai proses syuting.
“Penulisan script kami kerjakan bareng-bareng. Kami ingin sitkom ini nggak hanya satu yang mikir, semua ikut urun ide,” ucapnya.
Cerita yang diusung Sitkom Laskar Ngawor tidak jauh dari keseharian sembilan pemain yang terlibat.
Tokoh utama adalah Imam Syafii yang berperan sebagai Cak Gembot.
Cak Gembot adalah julukan yang disematkan rekan-rekan Imam karena tingkah polanya gemar bermain game kendati usianya tidak lagi muda.
“Misalkan ada tokoh lagi Bogang Jukir. Nah itu kesehariannya memang sebagai juru parkir (jukir).”
“Yang beda mungkin hanya di tokoh Bejo yang berperan sebagai preman,” ungkap pria berdarah Sumatera itu.
Tokoh lain yang bakal diekspose adalah Ragil Pitek yang diperankan Ragil Setyo Budi.
Sosok Ragil ini juga yang menjadi pembeda Sitkom Laskar Ngawor dengan sitkom lainnya.
“Bedanya karena kami masukkan musikal di sini. Jadi di setiap episode, Ragil bakal menyanyikan lagu yang dia ciptakan sendiri.”
“Biasanya kalau sitkom lain kan pakai lagu sebagai latar saja, nah kalau Laskar Ngawor tidak,” kata Widi.
Belajar dari Episode Pertama
Episode pertama yang mulai dilaunching besok berjudul Dibuang Sayang. Proses syuting sitkom ini butuh waktu tujuh jam.
Widi mengatakan para pemainnya terlihat sangat kesusahan ketika syuting berlangsung.
Apalagi Imam Syafii yang sehari-harinya bekerja sebagai penggali kubur di lingkungannya.
“Saya maklumlah, karena memang mereka tidak punya basic sebagai pemain film kan.”
“Ini kali pertama mereka ada di depan kamera,” ucap dia.
Dia menyadari banyak sekali celah yang dapat dijadikan pelajaran saat proses syuting episode pertama. Terutama dari penghayatan pemain.
“Syuting episode dua, sudah mulai terasa perbedaannya. Sangat terasa. Nah itu kami jadikan pelajaran memang,” kata Widi.
Widi berharap Sitkom Laskar Ngawor ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Perihal nama Laskar Ngawor, ia membocorkan bahwa itu adalah kependekan dari Arek LA Sucipto Karyae Ngalam Work Creative.
“Satu lagi yang beda adalah kami memasukkan pesan-pesan di setiap episode.”
“Dari situ, kami tidak hanya ingin memproduksi karya tapi juga memberikan pesan kepada para penonton,” ujarnya.