Kabar Bangkalan
Sebelum Tembak Kepala di Bangkalan, Brigadir Dewa Gede Berwasiat Agar Dibawa ke Bangli, Pulau Bali
Polres Bangkalan berduka atas kematian Brigadir Polisi I Dewa Gede Alit Wirayuda di halaman belakang Polsek Arosbaya, Bangkalan, Pulau Madura.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: yuli
Sebelum Tembak Kepala di Bangkalan, Brigadir Dewa Gede Berwasiat Agar Dibawa ke Bangli, Pulau Bali
SURYAMALANG.COM, BANGKALAN - Polres Bangkalan berduka atas kematian Brigadir Polisi I Dewa Gede Alit Wirayuda di halaman belakang markas Polsek Arosbaya, Bangkalan, Pulau Madura, Kamis (5/9/2019) malam.
Kepada SuryaMalang.com, sejumlah rekan kerjanya tak menyangka Dewa mengakhiri hidup begitu cepat.
"Saya bingung dan gemetar mendengar kabar itu (bunuh diri)," ungkap seorang polisi, Jumat (6/9/2019).
Dewa Gede Alit Wirayuda ditemukan meninggal dunia karena bunuh diri menggunakan revolver, 5 September 2019 pukul jam 19.15 WIB.
Selama ini, Dewa Gede Alit Wirayuda tinggal di Desa Tengket Kecamatan Arosbaya, Bangkalan.
Kasubbag Humas Polres Bangkalan, Iptu Suyitno, menyebutkan, istrinya, Dwi Wijayanti, mengaku sejak lama mendapat wasiat bila suaminya meninggal dunia agar dikebumikan di kampung kelahirannya, Kabupaten Bangli, Pulau Bali.
"Kepada istrinya, beliau menyuruh dimakamkan di sana (Bangli, Bali). Itu disampaikan agak lama sebelum meninggal," ungkap Suyitno kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (6/9/2019) petang.
Dwi Wijayanti turut mengantar keberangkan jenazah suaminya ke Pulau Dewata, Jumat pagi. Pasangan ini dikaruniai seorang anak berusia 7 tahun.
Suyitno membenarkan bahwa Dewa merupakan anggota Polres Bangkalan yang berdinas di Polsek Arosbaya.
"Hasil otopsi diduga kuat bunuh diri. Senpi itu adalah miliknya," jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Suyitno, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium forensik dari Polda Jatim.
"Terkait motif kenapa bertindak seperti itu, kami masih mendalami," pungkasnya.
Sementara, mertua mendiang Dewa, H Wirya, tampak shock ketika mendengar menantunya meninggal dunia. Padahal selama ini tidak menjumpai permasalahan dalam keluarga Dwi dan Dewa.
"Keseharian biasa saja. Kepada keluarga baik-baik saja," tuturnya.
H Wirya menambahkan, dirinya tidak sempat melihat wajah mendiang Dewa untuk terakhir kalinya.
"Bagaimana kejadianya saya tidak tahu. Hanya diinfokan kecelakaan malam itu," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar Laporan internal kepolisian bahwa saksi yang mengetahui jenazah korbabn adalah Bripka Yuni Haryono saat akan berangkat patroli dan menuju mobil Strada.
Saksi melihat seorang tergeletak dan saat didekati ternyata diketahui sudah dalam keadaan meninggal dunia'.
Kondisi korban diterangkan 'mengalami luka tembak di kening kanan tembus di kening sebelah kiri, dengan posisi tangan kanan masih memegang senjata api dinas laras pendek jenis revolver, berisi peluru 4 butir dan satu selongsong sedangkan tubuh korban sudah tergeletak di tanah'.
Berdasarkan keterangan sementara dari Bagsumda Polres Bangkalan, korban mengalami permasalahan pribadi terkait utang piutang dan ada beberapa percakapan yang menagih utang kepada korban. Hal ini dikuatkan keterangan dari istri korban.
Pada bagian akhir, laporan awal itu menuliskan bahwa terkait kejadian tersebut disampaikan penekanan sbb (sebagai berikut):
Dikonfirmasi terkait perihal laporan itu, Kasubbag Humas Polres Bangkalan Iptu Suyitno menyatakan dirinya belum bisa memastikan kebenaran laporan yang telah beredar di masyarakat.
"Saya tidak bisa menjelaskan apakah benar atau salah. Karena Kasubbag Humas tidak mungkin mendapatkan laporan itu," kata Suytino.
Ia menjelaskan, pihak humas biasanya hanya mendapatkan laporan bersifat kriminal biasa yang disampaikan melalui jalur grup di internal.
"Biasanya kalau kasus begini, laporannya per japri (jalur pribadi) ke pimpinan," pungkasnya.