IKIP Budi Utomo Malang

IKIP Budi Utomo Sosialisasikan Pembelajaran Milenial Tanpa Kertas ke Mahasiswa Baru

Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Dr Nurcholis Sunuyeko menyosialisasikan pembelajaran milenial non paperless atau tanpa kertas pada mahasiswa baru.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
sylvianita widyawati
Walikota Malang, Sutiaji menghadiri kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Kamis (26/9/2019) di Gedung Kartini. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Rektor IKIP Budi Utomo (IBU) Malang, Dr Nurcholis Sunuyeko menyosialisasikan pembelajaran milenial non paperless atau tanpa kertas pada mahasiswa baru (maba) di Gedung Kartini, Kamis (26/9/2019). Hal itu disampaikan di hari pertama POSMA_IBU 2019.

POSMA adalah Program Orientasi Mahasiswa Baru dengan tema Harmoni Dalam Keberagaman.

"Jangan kaget nanti dapat pembelajaran yang milenial. Sehingga tak hanya pembelajaran konvensional," kata Sunu pada 1020 maba. Semua dosen sudah siap melaksanakan pembelajaran yang non paperless ( tanpa kertas). Sehingga mahasiswa tak perlu bawa alat tulis. Alasan dilakukan ini karena era milenial cepat berubah. "Ini tidak bisa ditawar lagi," jelasnya. Setelah menjalani Posma, maba akan diberi perangkat pendukungnya berupa tab.

Namun ini tidak gratis. Tapi bagi mahasiswa berprestasi akan diberikan gratis. Sedang yang reguler harus tetap membayar. Dosen-dosen juga harus mengikuti perkembangan ini. "Pada mahasiswa lama sudah jadi pilot project. Sedang maba kami sampaikan hari ini," ujar Sunu pada suryamalang.com di sela acara.

Pembelajaran milenial menyesuaikan kondisi saat ini. "Kalau ada dosen yang belum IT minded ya gak papa dan tetap konvensional," jawabnya. Tapi IBU harus menyosong itu. Ia ingin pembelajaran milenial itu proses belajarnya serius tapi menyenangkan. "Diusahakan semua mata kuliah sudah paperless. Sekarang sudah mencapai 60 persen," ujar pria berkacamata ini. Untuk presensi mahasiswa juga sudah tak menggunakan manual.

Dengan pemanfaatan IT, maka proses pembelajaran juga tak kenal waktu. Namun ia juga berpesan pada dosen agar mengenal waktu sehingga tidak seperti mesin. Selain itu pada maba, rektor juga menekankan agar mereka bisa kuliah tepat waktu empat tahun atau delapan semester atau maksimal sembilan semester. "Kalau nanti lebih dari itu, kena sanksi khusus atau denda ya? Bagaimana? Setuju?," tanya Sunu maba. Mereka menjawab setuju.

Ini disosialisasikan agar maba bisa membuat mereka kuliah selesai tepat waktu. "Kalau soal denda belum tahu berapa. Yang penting merrka tahu dulu. Ini buat memacu mereka saat kuliah," imbuhnya. Sedang Walikota Malang, Sutiaji yang hadir di acara itu menyatakan agar maba di masa transisi ini lebih berhati-hati atau peka pada ajakan kanan kiri. Sehingga harus pandai menfilter apa yang ada di sekitarnya.

Sutiaji juga menyarankan maba selain kuliah juga aktif di kegiatan aplikatif seperti ikut organisasi intra kampus. "Tapi jangan lupa belajar," pesannya. Maba IBU dari berbagai daerah di Indonesia dan sebanyak 26 orang dari luar negeri. Empat orang ada yang ikut program BIPA dan sisanya mahasiswa reguler. Antara lain dari Korea Selatan, Sudan, Afganistan, Mesir, Jepang dll. Kegiatan POSMA_IBU dilaksanakan tiga hari. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved