Kabar Jombang

Misteri Kematian Guru Matematika Jombang di Rumahnya, Pisau dan Bercak Darah di Batako Jadi Bukti

Misteri kematian guru Matematika Jombang di rumahnya, pisau dan bercak darah di batako jadi bukti.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase siap-sekolah.com/ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM/KOMPAS/MOH. SYAFIÍ
Misteri Kematian Guru Matematika Jombang di Rumahnya, Pisau dan Bercak Darah di Batako Jadi Bukti 

SURYAMALANG.COM - Misteri kematian guru matematika Jombang membuat polisi berusaha keras menemukan pelaku. 

Mayat guru matematika Jombang ditemukan sekitar pukul 12.00 WIB di rumahnya sendiri Sabtu (21/12/2019). 

Saat ditemukan ada pisau dan bercak darah di batako bukti kejahatan pelaku yang diduga bermotif perampokan. 

Guru Matematika Jombang itu bernama Eli Maridah, wanita berusia 47 tahun yang juga bertatus sebagai Wakil Kepala Sekolah di SMPN 1 Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. 

Dari data yang berhasil dirangkum SURYAMALANG.COM, berikut ulasan lengkap mengenai kematian Eli Maridah. 

1. Sempat Membagikan Rapor 

ilustrasi guru mengajar di dalam kelas
ilustrasi guru mengajar di dalam kelas (www.chinadaily.com)

Sebelum ditemukan tewas, Eli Maridah masih menjalankan aktivitasnya sebagai guru dan Wakil Kepala Sekolah di SMPN 1 Perak.

Eli Maridah masih sempat membagikan rapor hasil studi muridnya. 

"Usai mengikuti kegiatan pembagian rapor, korban pamit untuk mengurus konsumsi yang akan dijadikan bekal untuk peserta kegiatan rekreasi yang dilaksanakan pihak sekolah," kata Supriyatno, rekan sesama guru di SMPN 1 Perak.

2. Sosok Eli Maridah

Diduga Dirampok, Elly Marida Guru SMP Negeri 1 Perak Jombang Tewas Bersimbah Darah di Kamarnya. Elly Marida guru SMP Negeri 1 Perak Jombang
Diduga Dirampok, Elly Marida Guru SMP Negeri 1 Perak Jombang Tewas Bersimbah Darah di Kamarnya. Elly Marida guru SMP Negeri 1 Perak Jombang (siap-sekolah.com)

Dikatakan Supriyatno, kegiatan rekreasi pada masa liburan semester 1 tersebut, direncanakan berangkat dari sekolah pada Sabtu malam.

"Beliau ini panitia kegiatan sekolah. Rencananya ada kegiatan rekreasi dan berangkat nanti (Sabtu) malam," tuturnya.

Menurut dia, Eli Maridah dikenal sebagai sosok yang baik dan aktif.

3. Pamit Beli Roti dan Pulang ke Rumah 

Barang bukti yang dibawa polisi, berupa batako atau paving, pisau dapur dan sejumlah perhiasan penuh bercak darah yang ditemukan di sekitar mayat korban.
Barang bukti yang dibawa polisi, berupa batako atau paving, pisau dapur dan sejumlah perhiasan penuh bercak darah yang ditemukan di sekitar mayat korban. (ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM)

Kata Supriyatno, Eli Maridah diketahui meninggalkan sekolah sekitar pukul 10.00 WIB.

Selain pamit pergi ke toko roti, Eli juga berpamitan akan mampir ke rumahnya dulu sebelum kembali sekolah.

Namun, kata Supriyatno, pada tengah hari, dia dan teman-temannya di SMPN 1 Perak menerima kabar duka.

"Tadi sekitar jam 12.00 lebih, kami terima kabar itu. Kami kaget dan semua langsung kesini untuk memastikan kabar itu," katanya.

4. Ditemukan Tewas Siang Hari 

Suasana saat petugas mengevakuasi jenazah Eli Maridah (47), guru SMPN 1 Perak yang diduga menjadi korban pembunuhan, Sabtu (21/12/2019). Korban bertempat tinggal di Dusun Tondowulan, Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Suasana saat petugas mengevakuasi jenazah Eli Maridah (47), guru SMPN 1 Perak yang diduga menjadi korban pembunuhan, Sabtu (21/12/2019). Korban bertempat tinggal di Dusun Tondowulan, Desa Temuwulan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ)

Sementara itu, Lilik, salah satu tetangga korban menuturkan, peristiwa yang dialami Eli Maridah, diketahui para tetangganya sekitar pukul 12.00 WIB.

Dia mengaku, tidak mengetahui siapa yang pertama kali melihat insiden yang dialami oleh tetangganya itu.

Kabar yang dia terima, hanya peristiwa perampokan yang dialami Eli Maridah.

"Tadi (kabarnya) sekitar jam 12-an. Sekarang (mayatnya) masih di dalam," katanya.

5. Dilakukan Otopsi 

Sejak Sabtu siang, para tetangga dan teman-teman korban mendatangi rumah duka.

Sekitar pukul 15.21 WIB, petugas identifikasi dari Polres Jombang mengevakuasi jenazah korban dari rumah duka.

Jenazah Guru SMPN 1 Perak itu dibawa ke RSUD Jombang untuk diotopsi.

6. Dugaan Motif Pembunuhan 

Kapolres Jombang, AKBP Bobby P Tambunan mengatakan, hasil olah TKP mengungkap adanya luka di kepala dan pelipis mata korban.

Selain itu, terdapat batako dan pisau yang masih terdapat bercak darah.

Berdasarkan hasil identifikasi sementara, polisi menyebut ada indikasi perampokan dan pembunuhan.

Namun, untuk memastikan penyebab dan motif kematian korban, polisi masih perlu melakukan identifikasi lanjutan.

"Nanti kita lihat, ini masih kita lidik. Barang-barang yang hilang, diantaranya handphone milik korban," kata Bobby.

Kasus Serupa

Sebelumnya, kasus pembunuhan terhadap guru juga dialami Alexander Werupangkey.

Pria 54 tahun tersebut tewas ditikam muridnya sendiri seusai menegur siswanya yang merokok di lingkungan SMK Ichthus di Manado, Senin (21/10/2019).

Kini izin operasional SMK Ichthus dicabut sehingga para murid kemungkinan akan dimutasi.

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WITA di Kompleks SMK Ichthus, Mapanget Barat Lingkungan I, Kecamatan Mapanget.

Olah TKP penikaman guru SMK Ichthus Manado dan korban saat dirawat di RS
Olah TKP penikaman guru SMK Ichthus Manado dan korban saat dirawat di RS (TRIBUNMANADO/PASCHALIS SERTY/JUFRI MANTAK)

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Auri dan dirujuk ke Rumah Sakit Malalayang.

Namun, dokter mengabarkan korban meninggal dunia pada malam harinya.

Terdapat dua tersangka dalam kasus ini, mereka berinisial FL (16) dan OU (17).

Akibat tindakan kejinya, FL dijerat Pasal 340 KUHP, sedangkan OU dijerat Pasal 340 KUHP subsider 338 KUHP jo Pasal 55 dan 56 KUHP.

Kronologi Kejadian

Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, ketika diwawancarai awak media, Selasa (22/10/2019) siang, sekitar pukul 14.30 Wita, mengatakan, bahwa kasus ini sedang ditangani Polresta Manado.

"Jadi, kronologis kejadian ini, berawal, Senin (21/10/2019) pagi, tersangka FL (16) warga Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, dan satu temannya terlambat masuk sekolah," kata Bawensel.

Lanjutnya, tersangka dan temannya itu diberi sangsi untuk menanam bunga di plastik.

"Setelah selesai melaksanakan sangsi, mereka berdua duduk di halaman sekolah, sambil merokok," ucap Kapolresta.

Perilaku kedua siswa itu dilihat oleh korban yang merupakan guru agama mereka.

"Di situlah, korban menegur tersangka dan temannya, agar tidak merokok," ujarnya.

Tersangka tak terima dengan teguran tersebut.

 Sehingga siswa kelas XI itu pergi ke rumahnya untuk mengambil pisau jenis stanlis.

Saat tersangka kembali ke sekolah, dia bertemu dengan korban yang saat itu sudah berada di atas sepeda motor.

Seketika, tersangka langsung menikam korban berulang kali.

"Korban terjatuh dari sepeda motornya dan lari ke halaman sekolah, sambil minta pertolongan," ujar Bawensel.

Sayangnya tersangka terus mengejar korba  dan kembali menikam korban berulang kali saat di halaman sekolah.

"Meski sudah kena tikam, korban sempat berdiri, dan kembali berjalan keluar dari halaman dan meminta pertolongan kepada guru lainnya," ujarnya.

Setelah puas menikam korban, tersangka, langsung lari dari lokasi kejadian.

"Korban dilarikan ke rumah sakit Auri, dan dirujuk ke rumah sakit Malalayang. Namun sayangnya, korban meninggal dunia di rumah sakit Malalayang," jelasnya.

Tersangka saat ini sudah dibawa ke Polresta Manado untuk proses lanjut.

"Memang tersangka dibawa umur, tapi untuk proses kasusnya, kami mengenakan KUHP pasal 340 terhadap tersangka, dengan ancaman 20 tahun penjara," tegasnya.

Motifnya hanya karena tersangka tidak terima teguran dari korban.

"Tersangka memang ada pengaruh alkohol semalam. Saat itu, korban tegur tersangka jangan merokok, dan tersangka sakit hati, pergi mengambil pisau di rumahnya, dan kembali menikam korban," jelasnya. 

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved