Bursa Transfer Liga 1 2020

Jika Persebaya adalah Kereta Api, Maka Andik Vermansah adalah Solar

Bursa transfer Liga 1 2020 menjadi kesempatan bagus bagi Persebaya Surabaya untuk berburu pemain.

Penulis: Eko Darmoko | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Habibur Rohman
Andik Vermansah (kanan) dalam laga Persebaya vs Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Rabu (19/6/2019). 

SURYAMALANG.COM - Bursa transfer Liga 1 2020 menjadi kesempatan bagus bagi Persebaya Surabaya untuk berburu pemain.

Dalam urusan pemain, tim beralias Bajol Ijo ini mempunyai standar yang harus dipenuhi, yakni pemain tersebut harus ngeyel dan ngosek sebagaimana karakter Arek Suroboyo.

Drama, tidak melulu terjadi dalam Persebaya, tapi juga selalu menyelimuti klub lain dan pemain dalam setiap proses transfernya.

Namun, setidaknya, dalam dua tahun belakangan ini semenjak Bajol Ijo mentas di kasta tertinggi, drama adalah santapan utama Persebaya dalam perburuan pemain.

Pecinta Persebaya yang kondang dengan sebutan Bonek dan Bonita, memiliki keinginan dalam setiap pembentukan tim di awal musim dan transfer window.

Mereka ingin Persebaya merekrut putra daerah atau produk asli hasil binaan klub Internal di Surabaya, khususnya adalah pemain yang menjadi simbol perlawanan ketika Persebaya ‘dibunuh’ PSSI dalam insiden dualisme.

Simbol perlawanan ini, jika tidak berlebihan, tersemat pada nama Andik Vermansah.

Nama gelandang enerjik langganan Timnas Indonesia ini sudah kadung melekat di kebanyakan hati Bonek dan Bonita.

Andik Vermansah bukan hanya simbol perlawanan, tapi juga kesetiaan.

Kala situasi Persebaya terjepit oleh dualisme dan upaya ‘pembunuhan’ yang dilakukan PSSI terhadap Persebaya, Andik tetap setia berkostum Bajol Ijo.

Simbol perlawanan dan kesetiaan inilah yang menjadi pemantik Bonek dan Bonita agar manajemen bersedia memulangkan Andik Vermansah.

Namun, hingga detik ini agaknya keinginan Bonek dan Bonita susah direalisasikan oleh manajemen Persebaya yang dinahkodai Presiden Azrul Ananda.

Dua musim belakangan, proses ‘balikan’ antara Andik dan Persebaya selalu kandas di tengah jalan.

Tidak ada kata sepakat di antara keduanya. Drama bertajuk cinta lama bersemi kembali (CLBK) antara Andik dan Persebaya pun menjadi penyedap di setiap bursa transfer.

Buntut dari kandasnya pulang ke Surabaya, Andik pun memilih berburu Ringgit di Liga Malaysia bersama Kedah FA di musim 2018, dan berlayar ke Pulau Garam bersama Madura United di musim 2019.

Bahkan ketika Persebaya mati suri, Andik enggan berlabu ke klub Indonesia lainnya, dan lebih memilih membela Selangor di Liga Malaysia selama bertahun-tahun.

Kegagalan Andik pulang ke Surabaya, juga dialami oleh putra daerah lainnya, yakni kreator serangan Timnas Indonesia, Evan Dimas.

Pemain yang identik dengan nomor punggung 6 ini juga memendam hasrat bisa kembali pulang ke rumah lawasnya : Persebaya.

Namun, meminjam penggalan syair lagu; entah apa yang merasuki pihak-pihak terkait hingga Andik dan Evan selalu gagal pulang ke rumah?

Nasib Andik dan Evan berbeda dengan Hansamu Yama.

Bek tangguh kelahiran Mojokerto ini mulus dipinang Persebaya dari Barito Putera pada bursa transfer 2019.

Hansamu Yama yang merupakan hasil didikan klub internal Persebaya, serta mengaku berdarah Bonek, menjadi salah satu rekrutan besar yang dilakukan Persebaya pada bursa transfer 2019.

Kini, ketika kursi pelatih Persebaya dipegang Aji Santoso—sang legenda hidup Persebaya—besar harapan terapung padanya untuk memulangkan putra daerah yang kini tercecer di tanah rantau.

Aji Santoso yang memahami pola permainan ngeyel dan ngosek yang melekat pada Persebaya, diharapkan bisa terus menghidupkan karakter itu dengan cara memulangkan bahan bakar yang sesuai.

Ibarat kata, bukan bermaksud memugar masa lalu atau gagal move on: jika Persebaya adalah kereta api, maka solarnya adalah Andik Vermansah.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved