Media Sosial

Kebenaran Bakso Daging Kaki Tikus Terjawab, Tampar Status WhatsApp Garis Madiun yang Bikin Isu Hoaks

Kebenaran bakso daging kaki tikus terjawab, tampar status WhatsApp gadis Madiun yang bikin isu hoaks hingga viral di media sosial.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase Youtube SAKTI TV Official
Bakso yang difitnah memakai daging tikus dan pemiliknya 

SURYAMALANG.COM - Kebenaran bakso daging kaki tikus terjawab setelah video-nya viral di WhatsApp gadis asal Madiun, Jawa Timur. 

Setelah dilakukan penyelidikan dan serangkaian uji laboratorium, kabar jika daging bakso berisi kaki tikus tersebut dipastikan hoaks

Kini si penyebar video pun mengaku menyesal dan meminta maaf, sebab omzet penjual bakso turun drastis. 

Melansir TribunSolo, beredarnya video bakso kaki tikus berawal dari unggahan status WhatsApp wanita Madiun berinisial ADR (20) pada (25/1/2020) malam.

Video berdurasi 24 detik itu menunjukkan ia membeli bakso dan menemukan benda hitam seperti kaki tikus di dalamnya.

Orang dalam video tersebut menunjukkan benda warna abu-abu kehitaman menyerupai kaki dengan kuku di bagian ujung dari dalam bakso yang sudah ia remas-remas.

"Iki opo nek ra sikil'e tikus co," katanya dalam video.

Videonya Viral Saat Temukan Kaki Tikus di Baksonya, Wanita Ini Akhirnya Malu Sendiri Usai Polisi Sebut Tak Ada Kandungan Daging Tikus: Saya Ucapkan Minta Maaf Kepada Warga Madiun...
Videonya Viral Saat Temukan Kaki Tikus di Baksonya, Wanita Ini Akhirnya Malu Sendiri Usai Polisi Sebut Tak Ada Kandungan Daging Tikus: Saya Ucapkan Minta Maaf Kepada Warga Madiun... (Tribun Solo & Sajian Sedap)

Video tersebut diunggah oleh seorang perempuan warga Dusun Jatus, Dersa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

Melansir dari tayangan YouTube SAKTI TV Official pada Sabtu (1/2/2020), SR, si penjual bakso mengaku tidak mengolah daging bakso yang dijualnya.

SR mendapatkan daging olahan bakso dari pengepul di wilayah Nganjuk.

"Terus terang saya mbaksonya itu kulakan (pesan) bukan buat sendiri, bukan proses sendiri. Saya kulakan dari A yang berada di Sukorejo. A belum buat sendiri, dia kulakan di Nganjuk," terang SR.

Pihak Kapolsek Palingkenceng, AKP Sumantri akhirnya menyelidiki video yang viral tersebut.

Hasil uji laboratorium sampel daging bakso dari Balai Veteriner, Boyolali menyatakan tidak ada kandungan daging tikus di dalamnya.

"Hasil uji lab, dipastikan hasil sampel penjual bakso daging di Kecamatan Pilangkenceng dipastikan negatif daging tikus.

Bahkan juga tidak mengandung boraks dan formalin," kata Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono saat menggelar press conference di Mapolres Madiun, Jumat (31/1/2020) sore, dilansir Grid.ID pada Sabtu (1/2/2019).

Benda aneh di dalam bakso yang diduga kaki tikus
Benda aneh di dalam bakso yang diduga kaki tikus (Tangkap layar YouTube SAKTI TV Official)

Tak hanya itu, Ruhur juga mengungkap tidak adanya kaki tikus di dalam bakso.

Sementara terkait benda aneh penemuan ADR yang diduga kaki tikus adalah bagian dari mulut sapi.

"Ada tiga hal yg membedakan, satu kemarin yang menempel di bakso tidak terdapat kuku. Kalau kaki tikus asli terdapat kuku. Yang kedua, tidak terdapat telapak kaki, kalau kaki tikus ada telapak kakinya. Ketiga, tidak ada tulang, kalau kaki asli ada tulangnya," ungkapnya.

Namun, meski hasil dari uji lab menyatakan bakso tersebut nihil daging tikus, kenyataannya penjual sempat mengalami kerugian drastis.

"Setelah ramai di dunia maya, omzet saya menurun drastis. Sehari yang beli cuma satu-dua orang.

Setelah video itu tersebar ke mana-mana, omset saya biasanya sehari bisa Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta kini menjadi Rp 15 ribu. Semoga omset jualan saya bisa kembali normal," kata SR, si penjual bakso.

SR pun mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah membuktikan kalau bakso yang ia jual bersih dari bahan-bahan berbahaya.

"Terimakasih kepada Polres Madiun, yang telah membuktikan tidak ada daging tikus di bakso yang saya jual, hasilnya negatif," pungkasnya.

Sementara itu, ADR selaku pengunggah video akhirnya tak berani berkutik dan meminta maaf kepada penjual dan seluruh warga Madiun yang resah.

"Saya di sini selaku konsumen, mengucapkan minta maaf, saya ucapkan minta maaf kepada warga Madiun, khususnya warga Pilangkenceng. Karena waktu itu saya dan teman saya mengira itu kaki tikus," ujar ADR.

Kasus yang Sama 

Kasus yang sama juga pernah menimpa 'Warung Bakso Pakde' di jalan Lunjuk Jaya Bukit Lama Palembang. 

Sekitar bulan April 2019, warung bakso tersebut diisukan mengandung daging tikus.

Kabar itu menyebar lewat media sosial khususnya instagram tanpa konfirmasi dan data yang jelas seorang mahasiswi diduga pertama kali mempostingnya dan terus menyebar.

Nyatanya, setelah diperiksa dan diuji langsung oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Palembang, tidak ditemukan sama sekali kandungan tikus di dalam bakso seperti yang dihebohkan sebelumnya.

Warung Bakso Pakde di lunjuk Jaya yang mengalami kerugian pasca diisukan bercampur dengan kulit tikus.
Warung Bakso Pakde di lunjuk Jaya yang mengalami kerugian pasca diisukan bercampur dengan kulit tikus. (SHINTA ANGRAINI/TRIBUNSUMSEL.COM )

Mengutip Tribunsumsel.com yang mendatangi warung bakso Pakde (11/4/2019) melihat bagaimana dampak dari kabar buruk yang terlanjur menyebar ke masyarakat luas tersebut.

Pemilik warung bakso, Samsudin (55) atau yang kerap disapa Pakde mengatakan, pasca pemberitaan yang menyudutkan dagangannya, omset pendapatannya turun drastis hingga mencapai 80 persen.

"Gimana nggak rugi, wong saya difitnah. Dagangan saya dibilang mengandung tikus, pastinya banyak orang yang takut untuk makan disini," ujarnya dengan logat Jawa yang masih terdengar jelas dari mulutnya.

Dari biasanya memperoleh pendapatan kotor sekitar Rp.2 juta
perhari, kini Pakde hanya memperoleh pendapatan kotor kurang dari Rp.1.5 juta.

"Bahkan selama empat hari setelah fitnah itu beredar, saya jualan sama sekali nggak balik modal, alias rugi,"tegasnya dengan mata berkaca-kaca.

Dikatakannya, sekitar tiga Minggu lalu isu bakso tikus pada dagangannya beredar luas di masyarakat.

Orang yang pertama kali menyebarkan berita tersebut merupakan seorang mahasiswi jurusan farmasi di salah satu universitas kota Palembang yang saat itu membeli bakso di tempatnya.

"Ceritanya, cewek itu makan bakso di sini. Terus di mangkuknya ada seperti gumpalan kulit. Tapi cewek itu nggak bilang sama saya dan langsung disembunyikannya di tisu terus di kantongi,"tuturnya.

"Setelah itu dia langsung bayar dan pergi dari sini. Nah kulit yang disembunyikan tadi, dia lihat lagi di jalan dan menyimpulkan kalau itu kulit tikus,"sambungnya.

Pakde menegaskan bahwa kulit tersebut merupakan kulit sapi yang biasa terdapat pada kuah bakso sebagai penyedap rasa.

"Lah, kan juga sudah terbukti sama orang Dinkes. Itu bukan kulit tikus, tapi kulit sapi. Lagian, bakso ini saya buat sendiri, nggak mungkin saya masukan daging tikus. Ini kan mata pencarian saya,"ucapnya.

Pakde sendiri, baru tahu bakso dagangannya diisukan mengandung daging bakso dari saudaranya yang berada di Jakarta.

"Karena saya nggak ngerti main-main hp. Jadi saya nggak tahu informasi-informasi seperti itu. Tapi memang, saat itu sudah mulai terasa, dagangan ini sepi terus,"ujarnya dengan suara lemah.

Setelah itu Pakde tak tinggal diam. Dia lantas mencari informasi keberadaan orang yang pertama kali menyebarkan isu tersebut.

"Orang itu datang, terus minta maaf. Tapi dia nggak berani kesini sendiri. Sama temannya dia nemui saya," ujarnya.

"Saya tahu cerita dia pertama kali ketemu kulit yang dikiranya kulit tikus, langsung dari orang itu,"sambungnya.

Tak sampai disitu, pihak Dinkes pun juga turun tangan dan langsung menguji kandungan bakso dagangan Pakde.

"Terbukti, hasilnya menunjukkan bakso dagangan saya aman, untuk dimakan,"ucapnya

Bahkan, pemberitaan ini juga sampai ke pihak kepolisian. Namun pakde lebih memilih untuk tidak memperpanjang permasalahannya tersebut. Dia juga mengaku sudah memaafkan perbuatan orang tersebut.

"Orang itu sekarang nggak tahu kemana. Mestinya dia membuat surat permintaan maaf ditandatangani materai. Tapi sampai sekarang nggak muncul-muncul lagi. Ya sudahlah, nggak apa-apa. Soalnya saya juga malas ribut lama-lama,"ujarnya.

Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan, warung bakso Pakde terlihat cukup ramai.

Pelanggannya yang mayoritas anak muda terlihat silih berganti mendatangi warungnya.

"Alhamdulillah, kalau sekarang mulai ramai. Berangsur-angsur langganan saya mulai datang lagi,"ucap Pakde.

Sementara itu saat dihubungi, pihak Kepala Dinas Kesehatan kota Palembang dr.Letizia M.Kes belum berkomentar terkait pemberitaan warung bakso Pakde.

"Nanti saya cek dulu,"ucapnya melalui pesan WhatsApp.

Sumber: Suar.id
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved