Kekerasan di SMPN Negeri Kota Malang
Walikota Malang Geram Karena Tak Dapat Informasi Utuh Kasus Perundungan Siswa SMP
Sutiaji, Walikota Malang merasa geram atas kasus perundungan yang menimpa siswa SMP di Kota Malang, MS (13).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sutiaji, Walikota Malang merasa geram atas kasus perundungan yang menimpa siswa SMP di Kota Malang, MS (13).
Sebab ia tidak mendapatkam informasi utuh kasus itu saat kunjungan ke sekolah itu bersama Komisi D, Senin (3/2/2020).
Sedang yang dinyatakan oleh Kapolres Malang berbeda
“Karena ada kesan penggalan informasi yang tidak utuh saya terima (dari sekolah, red).”
“Apa yang diinformasikan dari perkembangan berita sebagaimana dilansir (narasumber berita) oleh Polres Kota Malang, dan dibenarkan Bapak Kapolresta, tidak kami dapatkan saat melakukan kunjungan ke sekolah beberapa hari yang lalu bersama Komisi D DPRD Kota Malang,” papar Sutiaji dalam rilis yang disampaikan humas Pemkot Malang, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya itu tidak bagus. Karena itu walikota minta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah pembinaan teknis.
Maka hari ini, Rabu (5/2/2020), para kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru guru BK diundang ke balaikota.
Ia tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Sedang Kabag Humas Pemkot Malang menyatakan jadwal pertemuan dinamis jamnya.
Sebab hingga pukul 11.00 WIB, walikota masih ada jadwal terkait pipa air PDAM di Balaikota.
Menurut dia, tanggung jawab mendidik anak memang tidak bisa dibebankan pada sekolah saja, memang harus ada keterlibatan aktif para orang tua dan pelibatan masyarakat.
“Namun saat anak anak di lingkungan sekolah maka itu tanggung jawab sekolah dimana kepala sekolah adalah top manajernya,” tegasnya.
Apalagi kejadian perundungan ini di sekolah.
“Saya tetap menyalahkan sekolah karena terjadi di sekolah,” kata Sutiaji pada wartawan usai kunjungan ke SMP itu, Senin (3/2/2020).
Dan sekolah baru tahu setelah keluarga korban mengkonfirmasi kejadian itu ke pihak sekolah.
Saat itu korban sudah dirawat di RS hingga kini. Bahkan semalam, salah satu jarinya diamputasi.
Adanya itu, lanjutnya, maka logis dilakukan pola reward atau pun sanksi kepada lembaga sekolah atau kepala sekolah dinamika yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut.
Walikota menyatakan akan terus memantau perkembangan siswa yang jadi korban dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, dokter pendamping serta kunjungan ke rumah sakit.