Media Sosial
ART Surabaya Jadi Sorotan Media Malaysia saat Tinggalkan Anak Majikan yang Diasuh Sejak Bayi
ART Surabaya jadi sorotan media Malaysia saat tinggalkan anak majikan yang diasuh sejak bayi.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Asisten Rumah Tangga (ART) Surabaya jadi sorotan media Malaysia saat meninggalkan anak majikannya.
Hal ini lantaran kedekatan yang sudah terjalin antara ART Surabaya itu dengan anak majikan yang sudah diasuhnya sejak kecil.
ART yang sudah lanjut usia tersebut harus pulang ke Surabaya, Indonesia setelah 8 tahun bekerja di Malaysia.
Melansir dari video yang diunggah akun Instagram @yatiekitchen terlihat momen haru perpisahan ART dan anak majikan yang masih berusia belia.
Majikan Malaysia itu bernama Yatie dan menyebut ART-nya dengan sebutan 'Bibi'.

Bibi merupakan pekerja yang sangat setia kepada keluarga Yatie.
Bibi merawat anak Yatie yang bernama Dinda semenjak sang anak masih bayi.
Maka tak heran jika Dinda dan bibinya memiliki hubungan yang sangat dekat.
Sayang, kebersamaan Dinda dan bibinya harus segera berakhir.
Setelah 8 tahun bekerja pada keluarga Yatie, bibi mereka memutuskan pulang ke Indonesia dan tidak akan kembali lagi.
Dalam salah satu unggahannya, Yatie merekam momen ketika sang bibi hendak pulang.
Yatie juga menulis caption haru untuk ART kesayangan.
'Selamat Tinggal Bibik
Bik, maafkan saya ya selama bibik tinggal dengan saya , bik, saya tak ada tempat nak luahkan sedih saya, gembira saya, kita membawang sama2 masa masak, dah tak ada bik
hancur luluh hati saya bik nak balik... tak pela bik , terima kasih byk2 jaga keluarga saya selama 8 tahun, terima kasih jugak jadi peneman saya ...
terima kasih jadi pendengar masalah saya hanya Allah yg dapat membalasnya ...' tulis Yatie di keterangan unggahannya.
Tak hanya itu, Yatie juga mengunggah video momen perpisahan bibi dengan putrinya.
Dalam video tersebut, Dinda dan bibi sudah seperti nenek dengan cucunya.
Dinda terlihat begitu nyaman berada di dalam dekapan bibinya.
Sementara itu, Yatie juga sering berbagi momen dengan bibiknya melalui panggilan video sampai ia tiba di Surabaya.
Yatie mengatakan Bibik tak mau memandang wajahnya karena dia merindukan keluarganya.
Tidak hanya itu, Bibik selalu menghubungi lewat video call setiap 15 menit.
Unggahan Yatie tentang perpisahannya dengan sang ART itu mencuri perhatian termasuk beberapa media di Malaysia seperti ohmymedia.cc dan mstar.com.
Banyak juga netizen yang merasa ikut terharu melihatnya.
'Saya haru sangat bacanya ibu uati..andai dulu majikanku bisa spt ibu....betapa bahagianya hati aq. Mungkin saya belom balik ke indonesia. Semoga bu yati sekeluarga selalu diberi kebahagiaan allah swt.'
'Mmg sedih kan.berpisah dgn bibik yg sdh lama mnjadi sbahagian dr kluarga kita.kjadian yg sama trjadi dlm kluarga kami 2tahun lalu.bibik blk brcuti tp kjadian gempa di lombok memisahkan kami.'
'Bibik saya pulang ke pangkuanNya selepas 21thn bersama..Alfatihah..'
'Kita rindu bibik kita jugak nama farida. Bila mak meninggal dia balik sana dah. Rindu mcm keluarga dah.'
'Kami adik beradik juga membesar dengan seorang yang digelar bibik. Tapi bibik dah berpindah ke Makkah dan sudah 3 tahun kami terputus hubungan. Moga bibik masih sihat dan ingat kami."
TKW Pulang Bawa Emas dan Uang
Kisah Tenaga Kerja Wanita (TKW) Malaysia lainnya juga pernah ramai jadi sorotan setelah pulang membawa uang dan emas.
TKW bernama Yuliana asal Kecamatan Oenlasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan itu awalnya sudah dianggap meninggal dunia oleh keluarganya di kampung SoE, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pasalnya, selama 12 tahun Yuliana mengadu nasib di Malaysia tanpa pernah memberi kabar sedikit pun.
Namun, dugaan keluarganya keliru, Yuliana ternyata masih hidup dan berhasil pulang.
Dikutip TribunPalu dari Pos-Kupang, Yuliana yang merantau sejak 2006 ini pulang ke Nusa Tenggara Timur dengan didampingi tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia.
Kebahagiaan Yuliana yang berhasil pulang terpancar dari senyum ceria yang mekar di wajahnya.

Apalagi saat berjumpa dengan kakaknya, Finus Misa di Kantor BP3TKI Kupang pada Senin (25/3/2019).
Yuliana mengungkapkan ia baru berusia 18 tahun saat memutuskan menjadi TKW di Malaysia.
"Saya pergi dengan ketidaktahuan, tujuan saya hanya satu, saya ingin merubah nasib, ingin cari uang," ungkap Yuliana kepada Pos-Kupang.
Ia juga mengaku tidak memiliki ijazah karena ia putus sekolah sejak kelas IV sekolah dasar.
"Orangtua susah payah menafkahi kami, saya dan empat orang kakak saya. Saya putus sekolah," ungkap Yuliana terbata-bata.
Kronologi kepulangan Yuliana
Yuliana berangkat ke Malaysia melalui salah satu agen atau PT yang merekrutnya.
Bahkan ia sudah lupa apa nama agen yang mengirimnya tersebut.
Selama di Malaysia Yuliana dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
"Selama saya kerja, saya memang aman-aman saja dengan majikan mereka tidak melukai saya, namun gaji saya tidak pernah dibayar," ungkapnya.
Ia tetap merasa bersyukur, meski tak dibayar, sekurang-kurangnya ia tetap diberi makan dan penginapan oleh sang majikan.
Beruntung, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) membantu Yuliana untuk menuntut majikan.
Tuntutan tersebut dilayangkan terkait gaji Yuliana yang tak kunjung dibayar agar Yuliana bisa pulang ke kampung halaman.
Namun, Yuliana mengaku sempat menolak bantuan KBRI.
"Waktu saya menolak tawaran KBRI, walaupun sebenarnya saya ingin pulang," tuturnya.
Ia menolak pulang karena Yuliana juga menganggap bahwa orangtuanya sudah meninggal dunia.
"Saya pikir keluarga, terutama kedua orangtua saya sudah meninggal jadi saya tidak mau pulang," jelas Yuliana.
KBRI di Malaysia tak cepat putus asa untuk membujuk Yuliana.
"Kami sempat bingung, bagaimana lacak keluarganya Yuliana di NTT. Kami yakin sekali Yuliana ingin pulang hanya saja dia sedang berada dalam kondisi yang menurut dia sendiri tidak memungkinkan," ungkap Shabda Thyan selaku Consular Affairs KBRI.
Pihaknya mencoba berkoordinasi dengan BP3TKI Kupang untuk melacak keberadaan keluarga Yuliana.
BP3TKI Kupang pun mengalami kesulitan lantaran data Yuliana Misa tidak ditemukan.
Sementara, KBRI terus membujuk Yuliana dan terus mendesak majikan membayar gaji Yuliana.