Berita Malang Hari Ini Populer, Kuli Perdayai Dosen Pakai Seragam TNI, Penyebab Jembatan Dau Roboh

Berita Malang Hari Ini Populer, Kuli Perdayai Dosen Pakai Seragam TNI, Penyebab Jembatan Dau Roboh

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
KOLASE SURYAMALANG.COM
Berita Malang Hari Ini Populer, Kuli Perdayai Dosen Pakai Seragam TNI, Penyebab Jembatan Dau Roboh 

SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini, Rabu 19 Februari 2020 yang dihimpun oleh SURYAMALANG.

Berita Malang hari Ini mencakup tentang kuli bangunan yang berbekal seragam TNI palsu berhasil memperdayai janda muda, mahasiswa hingga dosen.

Selain itu ada juga kabar soal penyebab jembatan di Dau roboh sampai buat warga takut untuk lewat jembatan darurat.

Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini dari liputan langsung wartawan di lapangan. 

1. Ngaku Sebagai Anggota TNI, Kuli Bangunan Asal Malang Ini Perdayai Janda Muda, Mahasiswi, dan Dosen

Kapolres Mojokerto, AKBP Feby DP Hutagalung membeberkan barang bukti dari kejahatan yang dilakukan tersangka Kusnan Ghoibi dengan modus TNI gadungan.
Kapolres Mojokerto, AKBP Feby DP Hutagalung membeberkan barang bukti dari kejahatan yang dilakukan tersangka Kusnan Ghoibi dengan modus TNI gadungan. (SURYAMALANG.COM/Mohammad Romadoni)

Hanya berbekal pengakuan sebagai anggota TNI AL, Kusnan Ghoibi (29) memperdayai lima wanita.

Lima wanita itu memiliki latar belakang berbeda, ada yang dosen, janda muda, mahasiswi, dan sebagainya.

Padahal pria asal Turen, Kabupaten Malang ini hanya kuli bangunan.

Dalam aksinya, tersangka berjanji akan menikahi korban.

Tersangka mengajak korban untuk berhubungan badan, dan mencuri harta berharga milik korban.

Kusnan mengaku berbuat jahat dengan memanfaatkan Tantan dan Instagram selama empat bulan.

Kusnan memajang foto dengan mengenakan atribut TNI AL di akun media sosial tersebut. 

Kusna mengakui tujuan menjadi TNI gadungan memang agar bisa kencan dengan janda sekaligus mencari uang dari para korbannya.

“Hasil kerja tidak cukup buat makan, biaya tempat tinggal, dan kirim uang ke orang tua,” ucap Kusnan kepada SURYAMALANG.COM di Polres Mojokerto, Senin (18/2/2020).

Sebagai kuli bangunan, Kusnan hanya mendapat bayaran sebesar Rp 135.000 per hari.

Makanya tersangka mengincar cewek yang bisa dikuras hartanya.

Awalnya mereka kenalan di media sosial, lalu dilanjutkan ketemuan.

Bahkan tersangka sempat memperdayai dosen wanita perguruan tinggi swasta (PTS) di Surabaya berinisial TS.

“Awalnya saya kenalan, kemudian ketemu dengan dia di Taman Bungkul, Surabaya,” jelasnya.

Tersangka menemui korban dengan mengenakan baju biasa dan sepatu TNI.

Dia berupaya meyakinkan korban dengan mengajaknya ke Lantamal V Surabaya.

Tersangka mudah masuk ke dalam kompleks tentara lantaran bekerja sebagai kuli bangunan di Lantamal V Surabaya.

“Saya masuk ke proyek, tapi dia langsung pulang,” ujarnya.

Kini tersangka hanya bisa menyesali perbuatannya.

“Saya baru pertama melakukan seperti ini. Saya sangat menyesal,” terangnya.

Sementara itu, Kapolres Mojokerto, AKBP Feby DP Hutagalung menjelaskan tersangka menyamar menjadi TNI gadungan sejak April 2019.

Tersangka menjanjikan akan menikai korban,” ujar Feby.

Daftar korban TNI gadungan :

1. Kusnan Ghoibi mencuri harga dan menipu janda berinisial SJ di Krian, Sidoarjo pada April 2019.

Modusnya, tersangka mengajak korban menikah.

2. Tersangka menipu dan mencuri motor Vario nopol W 3680 WU dan ponsel milik janda berinisial NL pada Agustus 2019.

3. Tersangka menipu dan mencuri laptop, KTP, ATM, dan uang Rp 200.000 milik mahasiswi berinisial UH di Songgoriti, Kota Batu pada Oktober 2019.

4. Tersangka menipu dan mencuri ponsel milik cewek berinisial IS di Kenjeran, Surabaya pada November 2019.

5. Tersangka menipu dan mencuri dosen cewek berinisial TS di Pacet pada Februari 2019. (Mohammad Romadoni)

2. Kejelasan dan Penyebab Robohnya Jembatan di Dau Versi Pemerintah Kabupaten Malang

Pengendara roda dua melewati jembatan darurat penghubung antara Desa Solorejo dengan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Hingga kini, jembatan itu masih belum juga diperbaiki. Selasa (18/2/2020).
Pengendara roda dua melewati jembatan darurat penghubung antara Desa Solorejo dengan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Hingga kini, jembatan itu masih belum juga diperbaiki. Selasa (18/2/2020). (SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin)

Dinas Pekerjaan Umum dsn Bina Marga Kabupaten Malang tengah menyiapkan desain guna membangun kembali jembatan penghubung Desa Selorejo dan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni menerangkan desain yang disiapkan disesuaikan dengan kontur wilayah setempat.

"Kami persiapkan desain barunya. Lalu, kami sesuaikan dengan kondisi di lapangan dan karakter aliran air yang sudah pernah terjadi kali ini (banjir bandang)," ujar Romdhoni ketika dikonfirmasi, Kamis (13/2/2020).

Romdhoni menambahkan, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 500 juta. Tapi ada skema yang harus dilalui.

"Untuk penganggaran 2020 sudah final, kalau ada evaluasi ada yang bisa kami pending sementara, ya kami alihkan ke Dau (jembatan). Kalau urgent semua ya kami carikan alternatif lain," jelas Romdhoni.

Ditanya soal kapan realisasi pembangunan jembatan, Romdhoni berasalan ada hal yang harus ditunggu terlebih dahulu.

"Realisasi pembangunan menunggu penganggaran. Jadi sementara ya pakai jembatan darurat," ucap Romdhoni.

Terkait fungsi pembangunan jembatan, Romdhoni mengaku pihaknya berupaya memudahkan masyarakat yang ingin pergi ke wisata petik jeruk Desa Selorejo.

"Sebenarnya pembangunan jembatan itu guna mendukung wisata petik jeruk. Kalau akses umumnya relatif kecil, karena bukan jalur utama. Jadi kawasan jeruk dengan adanya jembatan bisa memudahkan pengunjung," beber Romdhoni.

Bupati Malang, Muhammad Sanusi menyebut robohnya jembatan pengubung antara Desa Gadingkulo dan Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, akibat bencana alam.

Bahkan, Sanusi menilai konstruksi jembatan sudah kuat. Tapi nyatanya, kondisi jembatan itu roboh padahal baru dibangun beberapa bulan lalu.

"Setelah saya melihat di lokasi, kontruksi jembatannya itu cukup bagus. Karena pondasinya tergerus air mau apalagi karena bencana. Kalau gak ada bencana gak akan ambruk itu. Jatuhnya itu bukan karena konstruksi yang tidak bagus," kata Sanusi saat ditemui di Pendapa Peringgitan Pemkab Malang, Rabu (12/2/2020).

Sanusi menambahkan, kondisi hutan di atas wilayah Kecamatan Dau yang sudah gundul, jadi biang kerok timbulnya banjir bandang. Bencana itulah yang berimbas pada goyahnya kekuatan jembatan.

"Hutan di atas wilayah itu sudah gundul. Ceritanya warga sana gak pernah banjir. Karena gundul, jadi jadi dampaknya banjir. Membawa banyak material air dan pohon tumbang. Ya karena itu," jelas Sanusi.

Terkait perbaikan, untuk sementara waktu pihaknya telah membangun jembatan darurat, yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

"Kami akan menganggarkan lewat PAK (perubahan anggaran keuangan). Kamo tidak bisa nganggarkan kegiatan itu tanpa APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah.​ ​ Akan diperkuat konstruksinya," tandas Sanusi.  (Mohammad Erwin)

3. Warga Takut Lewati Jembatan Darurat Dau Malang, Apalagi Saat Hujan, Ingin Jembatan Dibangun Kembali

Pengendara roda dua melewati jembatan darurat penghubung antara Desa Solorejo dengan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Hingga kini, jembatan itu masih belum juga diperbaiki. Selasa (18/2/2020).
Pengendara roda dua melewati jembatan darurat penghubung antara Desa Solorejo dengan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Hingga kini, jembatan itu masih belum juga diperbaiki. Selasa (18/2/2020). (SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin)

Sejak roboh ada Kamis (30/1/2020), Jembatan penghubung antara Desa Solorejo dengan Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang masih belum juga diperbaiki hingga kini, Selasa (18/2/2020).

Alhasil, jembatan darurat yang terbuat dari bambu menjadi tumpuan akses menuju dua desa yang memiliki wisata petik kebun jeruk itu.

Jembatan darurat yang dibangun hanya selebar tak lebih dari satu meter. Dengan ditopang beberapa batang bambu yang ditancapkan ke tanah.

Hanya kendaraan roda dua yang bisa melewati jembatan itu. Jika berpapasan, salah satu kendaraan harus mengalah.

Kondisi jembatan darurat yang hanya terbuat dari bambu, membuat Shodikin (39) warga Desa Selorejo, Kecamatan Dau khawatir.

"Takut kalau melewati jembatan ini apalagi dari bambu. Kalau lagi bawa jeruk saya gak berani mas," ucap pria yang berprofesi sebagai pengantar jeruk usai melewati jembatan.

Shodikin merasa tak berani jika melewati jembatan itu dikala hujan. Rawan terjatuh menurutnya.

Sekali pengantaran jeruk, ia bisa membawa beban hingga 60 kilogram dengan motor bebeknya.

"Akhirnya saya memutar Jadi saya memutar jalur via Tegalwaru - Sempu. Jadi menempuh jarak yang lebih jauh. Apalagi kalau hujan. Saya takut lewat sini. Takut terpeleset," keluhnya.

Shodikin berharap ada solusi dari pemerintah, terkait perbaikan jembatan yang menurutnya menjadi akses penting tersebut.

"Dulu jembatan ini kecil. Terus diperlebar. Baru dibangun tapi sekarang sudah roboh. Lebih cepat memang lewat jembatan. Semoga agar cepat dibangun dan memudahkan saya bekerja juga," harap Shodikin.

Pengguna jalan lain, Huda Tahril (26) menerangkan, jembatan selayaknya harus diperbaiki. Tak hanya itu, kondisi jalan di area wisata jeruk juga tidak baik. Aspal banyak mengelupas.

"Sering juga kesini beli jeruk di area Tegalweru - Selorejo. Kalau memang mau dikembangkan pariwisatanya akses jembatan atau jalan ya harus baik," kata pria asal Pekalongan, Jawa Tengah itu. (Mohammad Erwin)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved