Fakta Berjemur di Bawah Terik Matahari Cegah Virus Corona, Ramai Dilakukan Warga Surabaya Pagi Hari
Fakta berjemur di bawah terik matahari cegah Virus Corona, ramai dilakukan warga Surabaya di pagi hari.
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Fakta berjemur di bawah terik matahari mampu mencegah diri dari penularan virus corona diungkap seorang pakar.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya warga khususnya di Surabaya yang melakukan aksi berjemur di pagi hari.
Berjemur di bawah terik matahari diyakini mampu menangkal virus corona mencuat sejak merebaknya informasi tersebut di media sosial.
Ramai Dilakukan Warga Surabaya
Aktivitas berjemur di bawah terik matahari salah satunya terlihat di kampung Klampis Semolo Tengah III Surabaya, Kamis (26/3/2020).
Amin, warga setempat berpendapat menjemur tubuh dapat membunuh virus Corona, sehingga ia melakukan kegiatan tersebut hampir setiap hari.
"Kalau di luar matahari sedang hangat saya gunakan untuk berjemur di depan, ya sekitar jam 9 pagi atau jam 3 sore, kalau siang jam 12 gitu saya tidak berjemur karena tidak kuat dengan panas sinar matahari, hal ini saya lakukan supaya tidak terkena virus Covid-19," kata Amin.
Berbeda hal dengan Stevan, setelah ia mengisolasi diri selama 2 minggu lebih tidak keluar rumah, menjemur tubuh dirasa baginya sebagai kegiatan menyehatkan sekaligus sedikit mengurangi kejenuhan yang ia rasakan.
"Bosan di kamar terus, jadinya sedikit refreshing dengan menjemur diri seperti ini, tahu dari artikel kalau menjemur dapat memberi vitamin D yang baik untuk mencegah virus Covid-19," kata Stevan saat diwawancarai di depan rumah.
Fakta Berjemur Tangkal Virus Corona
Menanggapi keyakinan warga soal berjemur, Pakar Microbiologi Klinik Universitas Ciputra Surabaya, Wira Widjaya Lindarto menerangkan, sinar matahari mengandung sinar ultra violet dan virus Covid-19 ini bersifat peka terhadap UV.
"Namun bukan berarti berjemur bisa membantu kita terhindar dari virus tersebut," kata Wira Widjaya Lindarto saat dihubungi TribunJatim.com melalui telepon, Kamis (26/3/2020).
Hal ini disebabkan karena memerlukan waktu paparan tertentu, di mana dalam paparan tersebut malah akan menyebabkan iritasi pada kulit manusia.
"Berbeda dengan pembentukan vitamin D pada tubuh manusia dengan bantuan UV matahari, di sini biasanya UV yang digunakan adalah UV dari sinar matahari pagi," tambahnya.
Wira Widjaya Lindarto menilai berjemur bukan saran yang baik, karena sinar UV yang dipakai menimbulkan efek panas (minimal 60 derajat celsius selama 30 menit).
"Bisa dibayangkan bagaimana efek kerusakannya bagi manusia karena minimal dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar ringan yang ditandai rasa nyeri dan kulit kemerahan, lebih parah dapat mengalami luka bakar tingkat 2 B di mana kulit kemerahan dan timbul bullae yang berisi cairan serum," ujar dosen Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra tersebut.
"Pada keadaan ekstrim dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel lapisan basal epidermis bahkan hingga kerusakan lapisan dermis kulit," imbuhnya.
Wira Widjaya Lindarto khawatir masyarakat yang berjemur bersama-sama meskipun menerapkan sosial distancing sekalipun beresiko terkena transmisi virus Covid-19.
"Droplet secara garis besar dibedakan menjadi 2 macam droplet ukuran makro yang dapat ditransmisikan hingga 1-3 meter dan yang mikro (ukuran 1 mikron) yang dapat ditransmisikan hingga 5 meter," katanya.
"Karena mikro droplet (droplet ukuran sangat kecil) bisa mencapai jarak 5 meter bahkan lebih bila ditiup angin," imbuhnya.
Wira Widjaya Lindarto menyarankan, yang terpenting masyarakat dapat sementara mengisolasi diri, menerapkan social distancing, menjaga stamina serta makan makanan yang sehat.
Pendapat Dokter Vinci Edy Wibowo
Ajakan berjemur di bawah matahari belakangan memang viral di media sosial untuk menangkal diri dari virus corona atau Covid-19.
Imbauan berjemur ini ternyata disampaikan oleh dokter spesialis paru, Vinci Edy Wibowo melalui media sosialnya.
Ajakan dokter Vinci untuk berjemur tersebut sontak menjadi jadi perbincangan warganet.
Sebab, dokter Vinci sendiri kini telah terpapar virus corona tersebut setelah sebelumnya sempat menangani pasien suspek Covid-19.
Kini dokter Vinci pun melepaskan tugasnya sebagai dokter untuk sementara dan menjalani isolasi.
Melansir tayangan YouTube tvOneNews (20/3/2020), kabar bahwa ia telah terpapar pun dibenarkan oleh dokter Vinci.
Dokter Vinci mengatakan bahwa saat ini dirinya harus diisolasi untuk sementara waktu.
"Iya, kebetulan saya juga kontak dengan pasien yang dicurigai Covid-19, saya harus diisolasi dulu sementara waktu," ujar dokter Vinci.
Dokter Vinci mengaku belum tahu betul sampai kapan ia harus menjalani isolasi.
Namun dokter Vinci memastkan jika ia terbukti negatif Covid-19, maka ia akan kembali bertugas dan merawat pasien.
"Ya sampai saya terbukti negatif (Covid-19),"
"Insyaallah kalau memang negatif saya akan kembali bertugas lagi," ujarnya.
Disinggung soal videonya yang mengajak masyarakat untuk berjemur, dokter Vinci memberikan penjelasan serta khasiat apabila tubuh berjemur di bawah sinar matahari.
Dokter Vinci mengatakan berjemur bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh dalam menangkal virus.
Meski begitu, kita tetap tidak boleh melupakan pencegahan dasar dengan mencuci tangan dan menggunakan APD.
"Tetap kita kembali ke pencegahan dasar, cuci tangan tetap, masker, APD juga tetap,"
"Tapi yang selalu terlupakan pasti gaya hidup sebenarnya sih," ujar dokter Vinci.
Dokter Vinci menyebutkan berjemur di bawa terik matahari merukan satu di antara cara yang bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selain berjemur merupakan cara sederhana, sinar matahari bisa didapatkan siapa saja secara gratis.
"Nah yang paling sederhana itu kan dari matahari,"
"Matahari itu di kita selalu ada tapi tidak dimanfaatkan dengan baik," ungkap dokter Vinci.
"Itu yang sayang sekali saya lihat," lanjutnya.
Belajar dari pengalamannya menangani pasien, dokter Vinci mengungkapkan sebagian besar pasien-pasiennya disebabkan oleh kurangnya asupan sinar matahari ke dalam tubuh.
"Sebgaian besar pasien saya sih, rata-rata kurang matahari," kata dokter Vinci.
Dalam tayangan tersebut, dokter Vinci mengaku sempat menangani dua pasien positif Covid-19, dan pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut.
"Sementara 2 (pasien), kalau yang lain-lain sementara ada yang belum confirm," ujarnya.
Lebih lanjut, dokter Vinci mengungkapkan, biasanya orang-orang yang mudah terserang pilek dan batuk mereka adalah orang yang kekurangan asupan sinar matahari ke dalam tubuhnya.
Dokter Vinci mengatakan, kurangnya asupan sinar matahari ke dalam tubuh bisa menyebabkan menurunnya data tahan tubuh.
Sehingga kampanyenya untuk mengajak masyarakat rajin berjemur diharapkan bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan tidak mudah terpapar virus.
"Untuk infeksi secara umum, pada pasien-pasien yang sering batuk pilek berulang, salah satu penyebabnya kalau saya (amati) pasti penyebabnya salah satunya karena kurang matahari," terang dokter Vinci.
Sekali lagi, ia menegaskan bahwa intinya berjemur di bawah sinar matahari yang terik.
"Intinya matahari terik," ujarnya.
Ia mengatakan matahari terik biasanya terdapat pada pukul 8.00 pagi hingga pukul 4.00 sore.
"Matahari terik itu di atas jam 8.00 (pagi),"
"Ya di jam 12.00 pun kalau mau bisa, sampai jam 4.00 sore," ujarnya.
Selain berjemur, dokter Vinci juga menyarankan agar tidur cukup.
Terutama bagi para petugas medis yang bekerja siang malam untuk merawat pasien.
"Tidur (yang cukup) saya katakan,"
"Rata-rata tenaga kesehatan yang lagi berjuang ini pasti tidurnya kurang," ujarnya.
Menurutnya kurang tidur juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh secara drastis.
"Itu salah satu yang menyebabkan daya tahan tubuhnya turun drastis," ujarnya.
Ia juga menyarankan agar tidur cukup yang ideal, yakni 6-8 jam.
"Idealnya tidur malam, kalau tidak bisa karena bekerja tetap diusahakan 6 jam. Jangan sampai tidurnya kurang," katanya.
Tidur di malam hari memang lebih baik, namun apabila bagi para pekerja yang tidak bisa tidur saat malam hari.
Sebab malam hari merupakan waktu tubuh untuk meregenerasi sel-sel dalam tubuh.
Kebutuhan tidurnya bisa diganti pada waktu siang hari.
"Bila mau tidur pagi atau siang, dibikin kondisinya segelap mungkin, supaya menyerupai malam,"
"Jadi pada saat kondisi tidurnya gelap, kualitas tidurnya akan lebih baik dibandingkan kalau tidur dalam kondisi terang," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/berjemur-cegah-virus-corona.jpg)