Inspirasi Usaha

Warkop di Mojokerto Disulap Jadi Usaha Masker Kain, Berdayakan Warga Sekitar saat Pesanan Membludak

Khoirina Melanie sang pemilik usaha warkop di Mojokerto mengubah usahanya menjadi usaha konveksi pembuatan masker setelah warkop ditutup akibat corona

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: isy
mohammad romadoni/suryamalang.com
Para penjahit memproduksi masker kain di warung kopi yang disulap menjadi tempat konveksi di Jalan Suromulang Timur Gang VI Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Pemilik warung kopi, Khoirina Melanie, memutuskan membuka usaha konveksi berupa pembuatan masker setelah pemerintah setempat menerapkan social dan physical distancing. 

Wabah virus corona mengubah struktur kehidupan manusia di dunia dan membawa dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi.

Namun, setiap kesulitan pasti ada jalan keluar bagi mereka yang terus berusaha dan tak mau menyerah.

Seperti halnya Khoirina Melanie yang tak mau menyerah dengan keadaan ketika usaha warung kopinya terpaksa ditutup lantaran kebijakan social dan physical distancing akibat dampak corona.

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Sebuah warung kopi di pinggir Jalan Suromulang Timur Gang VI Kelurahan Surodinawan, Prajuritkulon, Kota Mojokerto, disulap menjadi tempat konveksi pembuatan masker kain.

Di tempat sederhana tersebut dapat memproduksi ribuan masker kain yang banyak dipesan masyarakat di tengah merebaknya wabah virus corona.

Adalah Khoirina Melanie sang pemilik usaha warkop yang sekarang berubah menjadi usaha konveksi pembuatan masker tersebut.

Melanie mengatakan warung kopi yang dikelolanya itu ditutup seusai diterapkannya kebijakan pemerintah daerah terkait pembatasan kerumunan orang (Physical Distancing) untuk mencegah potensi penyebaran Virus Corona di Kota Mojokerto.

Para penjahit memproduksi masker kain di warung kopi yang disulap menjadi tempat konveksi di Jalan Suromulang Timur Gang VI Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Pemilik warung kopi, Khoirina Melanie, memutuskan membuka usaha konveksi berupa pembuatan masker setelah pemerintah setempat menerapkan social dan physical distancing.
Para penjahit memproduksi masker kain di warung kopi yang disulap menjadi tempat konveksi di Jalan Suromulang Timur Gang VI Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Pemilik warung kopi, Khoirina Melanie, memutuskan membuka usaha konveksi berupa pembuatan masker setelah pemerintah setempat menerapkan social dan physical distancing. (mohammad romadoni/suryamalang.com)

Perempuan 22 tahun ini pun berinisiatif memanfaatkan tempat warung kopi untuk usaha konveksi pembuatan masker kain.

"Kita tidak boleh berpangku tangan meskipun warung kopi tutup, tapi usaha harus tetap berjalan supaya karyawan bisa terus bekerja. Kemudian ada tawaran memproduksi masker kain dan ini peluang yang harus dimanfaatkan," kata Melanie di lokasi, Jumat (10/4/2020).

Anak kedua dari tiga bersaudara ini mengungkapkan sebenarnya mempunyai dua usaha yaitu warung kopi dan penjahit pakaian baju seragam.

Dia fokus mengembangkan bisnis konveksi seragam sekolah dan baju drum band.

Setelah warung kopi miliknya ditutup, usaha konveksinya ia ubah menjadi pembuatan masker kain.

"Banyak permintaan masker kain yang pada akhirnya saya beralih dari membuat pakaian seragam sekolah untuk fokus produksi masker kain," ungkapnya.

Masih kata Melanie, mulai intensif memproduksi masker kain sesuai pesanan.

Gadis berhijab ini juga memasarkan masker kain ini ke media sosial situs jual beli online dan Story Whtasapp.

"Sudah dua minggu memproduksi masker kain sekarang banyak pesanan sampai kewalahan," terangnya.

Ditambahkannya, ada tiga jenis masker kain yang diproduksinya yakni masker kain satu lapis berbahan semi katun berharga satuan Rp 5.000 dan satu lusin Rp 50 ribu.

Masker kain berbahan dua lapis semi katun dijual satuan Rp 6.000 dan satu lusin Rp 60 ribu.

Namun, produk unggulan yaitu masker dua lapis katun yang dijual satu lusin Rp 70 ribu.

Omzet usaha konveksi dari produksi masker kain ini sekitar Rp 10 juta.

"Satu hari bisa memproduksi 1.000 masker kain," jelasnya.

Khoirina Melanie memutuskan membuka usaha konveksi berupa pembuatan masker setelah pemerintah setempat menerapkan social dan physical distancing.
Khoirina Melanie memutuskan membuka usaha konveksi berupa pembuatan masker setelah pemerintah setempat menerapkan social dan physical distancing. (mohammad romadoni/suryamalang.com)

Melanie yang masih lajang ini menuturkan usaha konveksi pembuatan masker kain ini menyerap tenaga kerja dari masyarakat setempat.

Lulusan Desain Busana PS-Pro Malang ini memberdayakan ibu rumah dan remaja puteri untuk dipekerjakan membuat masker di rumah.

Apalagi, permintaan masker saban hari membludak sehingga ia melibatkan banyak orang untuk mencukupi kebutuhan produksi masker kain.

Katanya, saat ini ada 10 pekerja yang memproduksi masker kain di tempat warung kopi tersebut.

"Saya juga melibatkan masyarakat untuk menjahit masker kain di rumahnya masing-masing karena tempat warung kopinya sudah tak cukup," ujarnya lalu tersenyum.

Hasil produksi masker kain ini dipasarkan hingga ke luar Kota Mojokerto seperti di Sidoarjo, Surabaya, Lamongan, Malang, Jakarta sampai Kalimantan.

Paling banyak masker kain dipesan oleh pejabat Kecamatan dan instansi pemerintah.

"Masker yang paling diminati masker kain dua lapis berbahan katun karena nyaman dipakainya," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved