Berita Surabaya Hari Ini

Berstatus ODP Virus Corona, Pemuda Diciduk Karena Kluyuran di Bundaran Waru, Katanya Bosan di Rumah

Berstatus ODP Virus Corona, Pemuda Diciduk Karena Kluyuran di Bundaran Waru, Katanya Bosan di Rumah

Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM
Posko PSBB di Bundaran Waru, Perbatasan Surabaya - Sidoarjo. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Hari ketiga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, petugas check point yang berjaga di Bundaran Waru tepatnya depan City of Tomorrow (Cito) kembali mendapati satu Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona, Kamis (30/4/2020).

Petugas Linmas, Joko mengatakan, temuan itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.

"Siang tadi benar ada satu ODP masih muda warga Surabaya," kata dia saat ditemui di Posko PSBB Waru, Kamis (30/4/2020).

Joko menceritakan, awal mula petugas mendapati satu pemuda berstatus ODP itu.

Temuan itu bermula ketika petugas menghentikan laju motor ODP tersebut karena berkendara secara berboncengan.

Mengingat hal tersebut menjadi poin larangan selama penerapan PSBB berlangsung.

Setelah diperiksa, akhirnya petugas mengetahui yang dibonceng adalah ibunya.

Namun saat petugas melakukan pengecekan suhu badan dengan thermo gun petugas mendapati suhu tubuhnya 37,6 derajat celcius.

Dari pemeriksaan itu, Pemuda tersebut akhirnya menunjukan surat dari Rumah Sakit Tangerang yang menjelaskan bahwa statusnya merupakan ODP.

Dalam surat itu, pihak rumah sakit juga menginstruksikan agar pemuda tersebut menjalani masa karantina selama 14 hari.

"Jadi dari keterangan dia, seminggu lalu dia dari Tangerang pas di Surabaya dikucilkan sama warga. Dia sudah karantina di rumah cuma karena bosen akhirnya keluyuran," ucap dia.

Kata Joko, ODP tersebut langsung disarankan oleh tim medis Dinas Kesehatan Surabaya untuk segera pulang dan melanjutkan kembali masa karantinanya.

"Sudah diminta untuk melanjutkan karantina dan nanti dipantau puskesmas setempat," pungkas Joko. (SURYAMALANG.COM)

Ilustrasi virus corona atau Covid-19 dalam bentuk 3D
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 dalam bentuk 3D (SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO)

Dua Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Meninggal Dunia Akibat Virus Corona

Dua karyawan PT HM Sampoerna Tbk meninggal dunia karena terinfeksi virus corona baru atau Covid-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun memberikan pernyataan perihal dua karyawan yang meninggal dunia ini.

Bu Risma menyebut, kasus Covid-19 di pabrik rokok itu bermula dari pasien PDP yang tidak jujur alias bohong.

Dua pasien PDP tersebut, yang kini berstatus positif Covid-19 dan telah meninggal, kata Risma, semestinya harus menjalani karantina.

Namun, dua pasien tersebut tetap bekerja.

"Sebetulnya dia (pasien) saat itu (status) sudah PDP. Tapi, dia kerja, jadinya nulari (menularkan). Tapi, mudah-mudahan enggaklah," kata Risma, saat ditemui di SDN Ketabang 1, Surabaya, Kamis (30/4/2020).

"Jadi, yang di awal itu, waktu itu kan puskesmas nangani sendiri, jadi pengawasannya kurang. Sehingga, dia tetap kerja, sebetulnya dia (pasien Covid-19 meninggal) sudah PDP saat itu," ujar dia.

Bu Risma menyampaikan, saat ini, Pemkot Surabaya tengah melakukan tracing atas temuan kasus positif Covid-19 di pabrik rokok tersebut.

Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan rapid test dan tes swab terhadap ratusan karyawan pabrik Sampoerna secara bertahap.

Hal itu dilakukan untuk memutus rantai persebaran Covid-19.

Sebanyak 323 karyawan yang telah menjalani rapid test juga sudah diisolasi dan ditempatkan di salah satu hotel di Surabaya.

"Makanya mereka (karyawan Sampoerna) dimasukkan hotel (menjalani karantina) dan semua biaya ditanggung Sampoerna," kata Risma.

Sebelumnya diberitakan, salah satu kompleks Pabrik PT HM Sampoerna Tbk di kawasan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, ditutup setelah ditemukan dua orang karyawan pabrik rokok itu meninggal terinfeksi virus corona baru atau Covid-19.

Setidaknya terdapat 500 karyawan yang diliburkan karena berpotensi tertular virus corona.

Ketua Tim Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi telah berkoordinasi dengan pimpinan PT HM Sampoerna terkait masalah tersebut.

Joni menyebut, Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim telah menindaklanjuti temuan itu dan sudah menetapkan sembilan orang karyawan di kompleks pabrik itu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

Tenaga medis juga menindaklanjuti dengan mengambil sampel swab terhadap 163 orang karyawan lainnya.

Mereka diperiksa menggunakan metode tes polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium, sambil menunggu hasil swab yang diperkirakan keluar dalam satu atau dua hari ke depan.

Selain itu, 323 karyawan di pabrik rokok itu telah menjalani rapid test.

Hasilnya, 100 orang di antaranya reaktif.

Sampai saat ini, Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 belum mengetahui dari mana riwayat transmisi atau penularan dua karyawan pabrik rokok Sampoerna yang meninggal karena tertular virus corona itu.

Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim tengah melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mendalami temuan tersebut sebagai upaya memutus rantai penularan virus corona.

Dengan adanya kasus tersebut, Surabaya masih menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.

Setelah klaster pasar dan asrama haji, pabrik rokok Sampoerna di kawasan Rungkut, Surabaya, ini berpotensi menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Berikut ini hasil penelusuran sementara yang dilakukan Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim terhadap karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Surabaya:

- 2 orang meninggal positif Covid-19

- 9 orang berstatus PDP dan dirawat di rumah sakit

- 163 orang sudah menjalani swab tes PCR (menunggu hasil PCR)

- 100 orang dari 323 karyawan dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani tes cepat Covid-19 atau rapid test. (Kompas.com)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved