Berita Malang Hari Ini 6 Mei 2020 Populer: Kondisi Bayi Positif Covid-19 & Tukang Becak Gantung Diri
Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini Rabu 6 Mei 2020 yang dihimpun oleh SURYAMALANG.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini Rabu 6 Mei 2020 yang dihimpun oleh SURYAMALANG.
Berita Malang hari Ini mencakup tentang kondisi bayi yang dinyatakan positif terpapar virus corona atau Covid-19.
Selain itu ada juga kabar tentang seorang tukang becak yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di Malang.
Berikut ini rangkuman berita Malang hari ini dari liputan langsung wartawan di lapangan.
1. Bayi Positif Covid-19 di Kota Malang Kondisinya Membaik, Tunggu Hasil Swab Kedua

Kesehatan bayi satu tahun yang terinfeksi Covid-19 atau virus corona di Kota Malang terus membaik.
Kini, bayi itu sedang menunggu hasil swab agar dapat dinyatakan sembuh dari virus corona.
“Sudah dilakukan test swab. Saat ini sedang menunggu hasilnya,” ujar Jubir Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif, Selasa (5/5/2020).
Dia mengatakan swab telah dilakukan sekitar empat hari lalu di RSUD Kota Malang.
Puskesmas Arjowinangun juga terus memantau kondisi klinis balita laki-laki tersebut.
Menurut Husnul, bayi itu diduga tertular virus corona dari pembawa virus tanpa gejala atau OTG.
Sebab berdasarkan hasil rapid test kedua orang tua bayi, menunjukkan non reaktif SARS-CoV-2.
“Proses penularan bisa dari mana saja. Bisa dari orang yang menggendong. Tanpa disadari orang tersebut menularkan kepada si bayi,” tandas dia.
Sebagai catatan, balita positif Covid-19 di Kota Malang ini pertama kali mendapatkan perawatan di rumah sakit pada 12 April 2020.
Tanggal 16 April 2020 rumah sakit memperbolehkannya pulang karena kondisi membaik.
Namun pada 26 April 2020 hasil swab terhadap si balita keluar.
Hasilnya, balita itu positif terinfeksi Covid-19.
Namun karena kondisinya stabil, dia diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumahnya. (Aminatus Sofya)
2. Tukang Becak di Malang Mengakhiri Hidup Dengan Cara Gantung Diri

Seorang tukang becak bernama Suwoto ditemukan tewas menggantung di salah satu warung kopi yang berlokasi di Jalan Raya Hayam Wuruk, Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Selasa (5/5/2020).
Pria berusia 60 tahun diketahui hidup sebatang kara. Semasa hidupnya, Suwoto bekerja sebagai tukang becak yang biasa berkeliling di jalanan Gondanglegi.
Kanit Reskrim Polsek Gondanglegi, Ipda Sigit Hernadi menerangkan, saat ditemukan korban melakukan bunuh diri dengan cara menjerat leher dengan kabel listrik.
"Sehari-hari korban menumpang di tempat pemilik warung kopi. Tempat korban ditemukan gantung diri,” ungkap Sigit.
Secara kronologis, Sigit menerangkan, korban awal mula ditemukan oleh saksi bernama Miftahul Ifa (23) warga setempat. Miftahul merupakan pemilik warung.
Informasi yang didapat, korban sudah bertahun-tahun tinggal di warung kopi itu.
Warung milik Miftahul diketahui memang tutup akhir-akhir ini.
Hari ini, sekira pukul 09:45 WIB, salah seorang perangkat desa bernama Agus Hariyanto yang juga merupakan saksi tak mendapati korban keluar dari warung.
Merasa curiga, akhirnya Agus mengetuk pintu warung lalu memanggil nama korban.
Saat memanggil korban, Agus memang mendapati becak milik korban terparkir di pinggir warung.
Tak kunjung mendapat respon, Agus akhirnya memakai cara lain.
Ia membuka paksa pintu warung yang merupakan bangunan semi permanen.
Agus kemudian tercengang mendapati korban yang sudah menggantung tak bernyawa dengan jeratan kabel listrik di leher.
Tercengang dengan temuannya itu, Agus akhirnya melaporkan ke petugas kepolisian Polsek Gondanglegi.
Tak lama kemudian, petugas mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan dan evakuasi.
Petugas menduga kuat korban tewas dengan cara gantung diri.
Sigit mengungkapkan, hasil pemeriksaan menunjukkan, ditemukan bekas lilitan di leher dan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Temuan jarak tali yang diikat ke usuk atap, dan tanah memiliki ketinggian sekitar 2 meter.
Sigit menerangkan, saksi Miftahul juga membenarkan korban mempunyai riwat sakit juga kerap mengeluhkan sakitnya.
”Korban informasinya mempunyai riwayat penyakit jantung dan darah tinggi,” kata Sigit.
Usai diperiksa, akhirnya jenazah dievakuasi ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar.
”Korban tidak punya keluarga, segala kebutuhan pemakaman di tanggung Pemerintah Desa. Korban rencananya dimakamkan di TPU Gondanglegi Wetan," ucap Sigit. (Mohammad Erwin)
3. Angka Kematian Pasien Corona di Surabaya dan Jatim Masih Tinggi, Kemarin 1 Meninggal Lagi di Malang

Melewati sepekan, pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Surabaya Raya belum menunjukan hasil evaluasi yang menggembirakan. Bahkan, per hari Senin (4/5/2020) malam pukul 22.00 WIB, tren angka kematian pasien corona Surabaya dan juga Jatim masih menunjukkan angka yang tinggi.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Penangan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, mengungkapkan jumlah kematian pasien corona di Jatim ada sebanyak 3 orang, yaitu 1 orang di Kabupaten Malang dan dua di Kabupaten Bojonegoro.
"Angka kematian dari pasien covid-19 di Jatim masih tinggi, padahal upaya preventif sudah terus digalakkan, tim kuratif juga tak henti menambah jumlah tenaga kesehatan, training juga dilakukan, upaya juga sudah dilakukan, tapi angka kematian seperti ini," kata Joni, dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi malam.
Tim Kuratif mendata, berdasarkan data kumulatif selama sepekan pelaksanaan PSBB angka kematian akibat covid-19 masih tinggi secara kumulatif.
Misalnya dengan kondisi angka kematian dalam tiga hari terakhir, dikatakan Joni Surabaya masih menjadi yang tertinggi.
Kemarin angka kematian di Surabaya ada sebanyak 4 orang dan satu orang di Sidoarjo, sedangkan tiga hari lalu di Kota Surabaya yang meninggal ada sebanyak lima orang dan satu orang di Gresik.
"Secara kumulatif yang paling besar tentu Surabaya, yang meninggal tentu dengan penyakit penyerta. Sampai saat ini yang meninggal trenya bukan penurunan padahal sudah sepekan pelaksanaan PSBB, jadi intinya tren mortailitas kita belum menunjukkan angka yang menggembirakan," tegas Joni.
Padahal satu kriteria dalam kesuksesan PSBB adalah angka kematian pasien covid-19.
Penilaian angka kematian itu menjadi kriteria selain pertambahan kasus, adanya transmisi lokal, dan kajian epidemiologis. (Fatimatus Zahroh)