Jarang Bermain di Kompetisi Eropa, Kurniawan Dwi Yulianto Jadi Striker Subur di Liga Indonesia
Kurniawan Dwi Yulianto termasuk pemain Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di Eropa.
SURYAMALANG.COM - Kurniawan Dwi Yulianto termasuk pemain Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di Eropa.
Legenda Timnas Indonesia ini mendapat peluang emas ini ketika belum belum berusia 20 tahun.
Kurniawan menjadi bagian dari klub Liga Italia, Sampdoria pada tahun 1994.
Saat itu Kurniawan masuk ke Samdoria sebagai bagian dari program Primavera bersama pemain asal Indonesia lain, Kurnia Sandy, yang berposisi sebagai kiper.
Setahun menimba ilmu di Sampdoria, Kurniawan menjalani debut profesional di Eropa bersama FC Luzern di Liga Swiss.
Namun, dia jarang mendapat kesempatan bermain.
Akhirnya Kurniawan memutuskan hengkang setelah bertahan selama satu setengah musim.
Dalam bincang-bincang di kanal Youtube Garuda Nusantara, Kurniawan mengaku mendapat banyak hal dari perjalanannya di Eropa.
Setelah pergi ke Benua Biru, pelatih asal Magelang itu menyadari bahwa pemain terbaik di Indonesia tetap ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan pemain di Eropa.
"Ini berdasarkan yang saya alami. Saat pertama datang ke Italia, ada uji coba."
"Pelatih saya waktu itu langsung geleng-geleng kepala, ini sepak bola apa," ucap Kurniawan.
"Walaupun saya dan teman-teman itu merupakan yang terbaik di Indonesia, ternyata untuk sepak bola kita seperti belajar dari nol, masih ketinggalan jauh," ujarnya.
Kurniawan mengatakan perbedaan paling mendasar antara sepak bola Eropa dan Indonesia terletak pada pembinaan pemain di usia dini.
Menurutnya, para pemain di Eropa sudah mendapat pengetahuan menyeluruh tentang sepak bola sejak masih kecil.
Hal itu tentu berbeda dengan pemain di Indonesia yang kurang mendapat pelajaran tentang wawasan sepak bola di tingkat sekolah.
"Di sana kami dididik pentingnya menjadi pesepak bola profesional yang benar-benar memahami sepak bola," ungkap Kurniawan.
"Di sana mulai dari usia dini sudah dikenalkan sepak bola secara baik. Artinya, ditanamkan dalam-dalam makna sepak bola. Kalau lengah, ancamannya karier selesai," tandasnya.
Pengalaman selama di Eropa ternyata berbuah manis bagi Kurniawan Dwi Yulianto.
Ketika kembali ke Indonesia, pelatih Sabah FA itu langsung menjadi striker subur di Liga Indonesia maupun Timnas.
Kurniawan pun menjadi pemain kedua yang tampil terbanyak bersama timnas Indonesia di bawah Bambang Pamungkas.
Selama 10 tahun berseragam Merah Putih, Kurniawan telah bermain dalam 59 laga dan menyumbang 33 gol.
Kurniawan juga berjaya di Liga Indonesia dengan menjuarai Divisi Utama Ligina 1999/2000 bersama PSM Makassar, juara Divisi Utama Ligina 2004 bersama Persebaya, juara Divisi Utama Ligina 2009/2009 bersama Persisam Putra Samarinda, dan juara Piala Gubernur Jatim 2009 bersama Persela Lamongan.
Berita ini sudah dimuat di Bolasport.com dengan judul Dibanding Pemain Eropa, Pemain Terbaik Indonesia Masih Nol Besar, https://www.bolasport.com/read/312184349/dibanding-pemain-eropa-pemain-terbaik-indonesia-masih-nol-besar?page=all