Otomotif
Pemilik Kendaraan Bermotor Harus Paham! Benarkah Oli Mesin Bisa Basi? Silakan Simak Ulasan Ini
Pemilik Kendaraan Bermotor Harus Paham! Benarkah Oli Mesin Bisa Basi? Silakan Simak Ulasan Ini
SURYAMALANG.COM - Benarkah oli mesin bisa basi atau kedaluwarsa? Silakan simak ulasan berikut ini.
Seperti diketahui, hingga saat ini masih banyak persepsi yang menggangap bila oli atau pelumas mesin bisa basi.
Hal ini terjadi karena oli terlalu lama didiamkan sehingga membuat kualitasnya menurun.
Kondisi tersebut ternyata dianggap salah kaprah bila merujuk pada oli yang sudah digunakan atau yang ada di dalam mesin, namun bisa terjadi untuk oli yang belum digunakan alias masih dalam kemasan.
Menurut Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants, oli mesin yang tak digunakan atau dalam kemasan memiliki masa kualitas yang harus diperhatikan.
Namun kondisi tersebut bukan dinamakan kedaluwarsa, karena beda terminologinya.
"Kalau kedaluwarsa itu untuk makanan atau obat-obatan, jadi beda."
"Pada intinya semua produk yang menyangkut teknologi kimia termasuk turunan petroleum memiliki validity period, pada bidang lubricant itu lebih dikenal dengan sebutan lubricant shelf life, jadi bukan kedaluwarsa," ucap Nurdin kepada Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).
Lebih lanjut Nurdin menjelaskan, lubricant shelf life atau validity period merupakan rentang waktu rata-rata dimana sifat fisika, kimia, maupun untuk kerja atau performace dari pelumas tersebut masih sesuai.
Ini berlaku hanya untuk pelumas yang statusnya belum terpakai atau masih dalam kemasan.
Untuk ketahanan atau panjang dari shelf life sendiri, menurut Nurdin sangat tergantung pada jenis oli dasarnya atau base oil, jenis adiktif yang digunakan, serta yang paling penting lagi adalah masalah penanganan dan prosedur penyimpanannya.
"Pada oli yang masih dalam kemasan, penanganan dan penyimpanan itu sangat penting untuk diperhatikan."
"Keduanya yang sangat mempengaruhi shelf life dari pelumas tersebut."
"Untuk rata-ratanya sendiri, jenis mineral oil shelf life-nya itu di rentang 3 sampai 7 tahunan," ucap Nurdin.
Agar oli tetap memiliki kualitas yang baik meski belum digunakan, baiknya konsumen perlu memperhatikan proses penanganan dan penyimpanannya.
Menurut Nurdin, caranya adalah dengan memastikan bila kemasan tidak rusak dan tidak terkontaminasi dengan hal-hal lain, apalagi air.
"Selain itu, jangan biarkan kemasan oli dalam kondisi terbuka untuk waktu yang lama."
"Bila sudah terbentuk pelumas berwarna susu atau tidak berwarna seperti pelumas biasanya, maka bisa dipastikan oli tersebut sudah tidak baik atau bahkan menjadi indikasi bila oli itu adalah palsu," ujar Nurdin.

Standar Samping Selalu Ada di Sebelah Kiri, Ternyata Alasannya Terkait Kuda
Tidak banyak diketahui orang, ternyata alasan penempatan standar samping motor berada di sebelah kiri karena berkaitan dengan kuda.
Selain itu, penempatan standar samping motor berada di sebelah kiri karena faktor keamanan dan kenyamanan.
Dilansir dari Cycleworld, jauh sebelum ditemukan motor dan sepeda, orang-orang menggunakan kuda untuk berpindah tempat.
Kebiasaan menaiki kuda ini yang konon katanya mengilhami letak standar samping yang selalu berada di kiri.
Ketika orang menaiki kuda, pasti dimulai dari sisi kiri, kemudian kaki kiri bertumpu pada pijakan pelana yang dijadikan sebagai tumpuan untuk menaiki kuda.
Hal itu membuat produsen motor merancang sebuah komponen untuk dipasang dengan cara yang sama seperti menaiki kuda, yaitu standar samping yang letaknya di kiri.
Hal tersebut berlaku secara universal, artinya baik aturan berkendara di sisi kiri maupun kanan, standar samping tetap berada di kiri.
Apalagi, kebiasaan menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas juga berpengaruh.
Head of Safety Riding Promotion Wahana, Agus Sani, mengatakan, standar samping yang berada di kiri sebenarnya lebih pada safety riding.
“Secara safety riding untuk lalu lintas Indonesia, jika kita ingin melewati atau menyalip kendaraan lain harus dari sisi kanan, jadi pengendara wajib turun dari kendaraannya dari sebelah kiri,” kata Agus saat dihubungi Kompas.com.
Agus juga menambahkan, secara umum orang akan lebih mudah menangani sepeda motor dari sisi kiri karena kebiasaan aktivitas pada tangan kanan.
“Meski begitu, ada juga beberapa motor yang standar sampingnya berada di kanan, tapi yang dibuat oleh ATPM motor di Indonesia semua di kiri,” ujarnya.