Jendela Dunia
Profil Wali Kota Seoul Park Won-soon yang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Tengah Tuduhan Pelecehan
profil singkat Wali Kota Seoul, Korea Selatan, Park Won-soon, yang ditemukan tewas gantung diri di Gunung Bugak
SURYAMALANG.COM - Inilah profil singkat Wali Kota Seoul, Korea Selatan, Park Won-soon, yang ditemukan tewas gantung diri di Gunung Bugak, Jumat (10/7/2020).
Ia dikenal sebagai orang terkuat kedua di Korea Selatan dan aktivis HAM.
Pria yang meninggal di usia 64 tahun ini menjabat sebagai Wali Kota Seoul sejak 26 Oktober 2011.
Park Won-soon lahir di Provinsi Gyeongsang pada 26 Maret 1956, dan ditemukan tak bernyawa di Gunung Bugak, Seoul, selepas tengah malam pada Jumat waktu setempat.
Kematiannya diduga karena bunuh diri.
Suami Kang Nan-hee ini termasuk wali kota yang menjabat lama di kota terbesar Korea Selatan.
Tahun ini genap 9 tahun dia menjabat dan dijadwalkan selesai pada 2022.
Park Won-soon pertama kali dilantik sebagai wali kota pada 2011 dan dipilih kembali pada 2014 dan 2018.
Setelah berjalan 9 tahun masa jabatannya, dia diyakini akan jadi calon presiden untuk Partai Demokrat yang berkuasa di "Negeri Ginseng".
Melansir CNN pada Jumat (10/7/2020), dia dipandang sebagai harapan bagi kaum liberal negara dalam pemilihan presiden 2022.
Sepak terjangnya dalam politik kemanusiaan masih menjadi perhatian publik, di mana dia memperjuangkan proyek-proyek kesejahteraan kota dan menjadi simbol reformasi pada 2019 di kota yang memiliki populasi sekitar 10 juta penduduk itu.
Awal kiprah Park Won-soon di kancah politik pun langsung menarik perhatian publik, karena ia terpilih sebagai wali kota dengan jalur independen dan tanpa pengalaman politik.
Saat itu, ia mendapatkan kemenangan besar yang tak terduga karena melawan partai yang berkuasa hampir satu dekade.
Melansir dari New York Times pada Kamis (9/7/2020), sebelum menjabat sebagai wali kota Seoul, Park Won-soon dikenal sebagai pengacara hak asasi manusia terkemuka yang membela hak-hak kelompok sipil.
Sebagai seorang pengacara, ia memenangkan beberapa kasus besar termasuk kasus pelecehan seksual pertama Korea Selatan.
Dia juga berkampanye untuk hak-hak wanita penghibur dan budak seks, wanita yang dipancing atau dipaksa bekerja di rumah bordil untuk Tentara Jepang selama Perang Dunia II.
Selama kediktatoran militer pada 1980-an, Park Won-soon membantu memenangkan putusan bersalah terhadap seorang perwira polisi, yang mencabuli seorang aktivis mahasiswa perempuan selama interogasi.
Pada 1990-an, ia membantu memenangkan tuntutan ganti rugi untuk seorang asisten dosen di Universitas Nasional Seoul.
Dalam kasus itu, Park Won-soon membantu seorang asisten yang menuduh profesornya menolak mempekerjakannya kembali, setelah si asisten memprotes pelecehan seksual yang dialaminya.
Itu adalah kasus pelecehan seksual pertama dalam sejarah Korea Selatan.
Namun, belum lama ini Park Won-soon tengah terjerat tuduhan kasus pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap salah satu sekretaris wali kota, seperti kontak fisik yang tidak senonoh pada 2017 silam.
Wanita itu melaporkannya kepada tim penyelidik, bahwa beberapa staf wanita di City Hall telah mengalami pelecehan seksual serupa oleh Park Won-soon.
Sampai kini, pihak kepolisian dan kantor wali kota masih belum bisa mengonfirmasi laporan tersebut.
Tuduhan pelecehan seksual
Melansir New York Post, Park yang telah lama dipandang sebagai calon presiden potensial Korea Selatan menghadapi tuduhan kasus pelecehan seksual.
Jaringan TV SBS yang berbasis di Seoul melaporkan bahwa salah satu sekretaris wali kota telah mengajukan keluhan kepada polisi tentang pelecehan seksual yang dilakukan Park terhadapnya.
Seperti kontak fisik yang tidak diinginkan, yang dimulai pada 2017 silam.
Wanita itu melaporkan kepada tim penyelidik bahwa beberapa staf wanita di City Hall telah mengalami pelecehan seksual serupa, yang dilakukan oleh Park.
Sampai kini, pihak kepolisian dan kantor wali kota masih belum bisa mengonfirmasi laporan tersebut.
Juru bicara kepolisian, Lee Byeong-seok mengatakan bahwa Park terakhir kali diidentifikasi oleh kamera keamanan pada pukul 10:53 siang waktu setempat, di depan pintu masuk wilayah perbukitan.
Lebih dari 6 jam sebelum putrinya melaporkan bahwa Park menghilang.
Park sendiri adalah seorang aktivis sipil dan pengacara HAM yang telah menjadi wali kota sejak 2011 lalu.
Dia dipandang sebagai presiden potensial yang diharapkan dapat maju pada pemilihan presiden 2022.
Dia sendiri memposisikan dirinya sebagai lawan kuat dari mantan presiden Korea Selatan yang konservatif, Park Geun-hye dan menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam penggulingan Park Geun-hye.
Park Geun-hye yang berhasil ditumbangkan dari jabatannya sebagai presiden pada 2017 menjalani hukuman penjara atas dakwaan penyuapan, korupsi serta dakwaan lainnya.