Forensik Sebut Sesak Napas Jadi Sebab Kematian Editor MetroTV, Keluarga Tanyakan Luka Tusuk di Tubuh
Ahli forensik menyebutkan jika sesak nanfas jadi sebab kematian Editor Metro TV. Hal tersebut membuat pihak keluarga pertanyakan luka tusuk di tubuh.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Satu per satu teka-teki penyebab kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo mulai terungkap.
Terbaru, ahli forensik menyebutkan jika sesak nafas menajdi penyebab kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo.
Hal tersebut membuat pihak keluarga Editor Metro TV mempertanyakan luka tusuk yang ada di tubuh Yodi Prabowo.

Hasil penyelidikan sementara polisi menyimpulkan Editor Metro TV Yodi Prabowo meninggal dunia karena bunuh diri menyimpan tanda tanya tersendiri bagi keluarga.
Kedua orangtua Yodi Prabowo, Suwandi dan Turinah tak percaya anaknya akan berbuat demikian.
Mengingat, Yodi telah menyampaikan mimpi-mimpinya termasuk harapannya untuk segera menikah.
Kejanggalan pun tak hanya dirasakan keluarga lantaran Yodi tidak menunjukkan tanda-tanda depresi.
Namun, perbedaan posisi luka tusukan yang ada di bagian dada dan leher pun meninggalkan kejanggalan.
Bagaimana bisa Yodi yang sudah kesakitan karena luka di dada masih sempat menghujamkan pisau ke lehernya?
Soal keraguan ini, Dokter Ahli Forensik RS Polri Arif Wahyono menjelaskan alasan banyaknya luka tusuk di tubuh Yodi Prabowo.
Menurut Arif Wahyono secara teori bila seseorang berniat bunuh diri ia akan melakukan percobaan.
"Secara teori bahwa orang sebelum melakukan bunuh diri melakukan percobaan pembunuhan dulu, kalau nyeri sakit mau coba lagi tanggung deh," kata Arif Wahyono dikutip dari Tribunnews, "Keluarga Janggal Tusukan Yodi Prabowo Ada di Dada & Leher".
Dalam kasus editor Metro TV Yodi Prabowo, tusukan pertama di dada meleset dari paru-paru.
Dengan begitu menurut Arif Wahyono, Yodi Prabowo masih memiliki kemampuan untuk melakukan penusukan ulang.
"Dalam kasus ini beliau meleset kena bawah paru-paru aja, itu bagian bawah paru-paru masih punya kemampuan lagi tanggung motong ke atas, potongan ini (leher) tidak terlalu dalam tidak terkena pembuluh darah utama hanya kena tenggorokan aja, jadi sebab matinya bukan karena pendarahan tapi karena sesak napas," jelas Arif Wahyono.