Berita Tulungagung Hari Ini
Koleksi Motor dan Sepeda Tua Warga Tulungagung, Satu Motor Tua Baru Terjual Seharga Rp 120 juta
Salah satu koleksi andalan Eko adalah sepeda BSA buatan Inggris.Sepeda ini buatan sekitar tahun 1928, jadi sudah berusia 92 tahun.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : David Yohanes , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Eko Suwandi (55) warga Desa Jarakan, Kecamatan Gondang memiliki puluhan koleksi motor dan sepeda tua yang kini memiliki nilai ekonomis puluhan juta.
Eko baru saja menjual satu unit motor tua koleksinya dengan harga Rp 120 juta.
Saat SURYAMALANG.COM berkunjung ke rumahnya, nampak puluhan sepeda tua terjejer rapi di ruang tengah rumah.
Ada pula deretan motor tua yang disimpannya di tempat terpisah.
Semua koleksi ayah satu anak ini, minimal berusia 50 tahun.
Meski tergolong barang-barang tua, semua koleksi Eko masih berfungsi dengan baik.
"Sebenarnya semua koleksi ini sudah layak masuk cagar budaya. Karena syarat cagar budaya, minimal berusia 50 tahun," terang Eko.
Salah satu koleksi andalan Eko adalah sepeda BSA buatan Inggris.
Sepeda ini buatan sekitar tahun 1928, jadi sudah berusia 92 tahun.
Sepeda ini masih terlihat kokoh dan masih bisa dikendarai.
"Hampir semua bagiannya masih orisinil. Hanya beberapa bagian kecil yang diganti," ujar Eko.
Di masanya, sepeda ini sudah dilengkapi dengan lampu untuk penerangan malam hari.
Namun karena belum ada dinamo untuk sepeda, lampu ini menggunakan bahan bakar layaknya pelita.
Untuk sepeda tertua, bahan bakar yang dipakai adalah minyak jarak.
"Karena barang lama, sudah tidak ada yang jual lampunya. Kalau ada orisinilnya, barang lama, harga termurah Rp 2.500.000," ungkap Eko.
Selain minyak jarak, ada pula lampu penerangan sepeda yang menggunakan bahan bakar karbit.
Semua masih berfungsi karena dirawat dengan baik oleh Eko.
Total ada sekitar 15 sepeda BSA yang dikoleksi Eko.
"Kalau harga, yang paling murah sekitar Rp 5.000.0000. Kalau yang paling mahal Rp 20 juta," tutur EKo.
Di saat demam sepeda ini, banyak orang menyatakan minat dengan koleksi langka milik Eko.
Namun kebanyakan mereka mundur setelah tahu harga koleksi antik ini.
Masih menurut Eko, penggemar sepeda tua ini rata-rata sesama kolektor.
"Yang sering ke sini orang dari Yogyakarta, Bandung dan Surabaya. Kadang hanya lihat-lihat, kadang juga saling melengkapi koleksi," katanya.
Selain sepeda BSA, ada pula koleksi sepeda tua buatan jepang.
Sedangkan sepeda motor tertua yang pernah dijual Eko adalah merek Filler buatan Eropa, tahun 1928.
Sepeda motor ini dijual Rp 120 juta setahun lalu, kepada seorang pensiunan TNI asal Mojokerto.
"Masih ada sekitar 9 motor tua yang saya koleksi. Orang dulu menyebutnya motor kebo," ucap Eko.
Eko mulai mengoleksi sepeda dan motor tua sejak 1988.
Saat itu Eko menjual sepeda motornya, untuk membeli tiga motor tua.
Seiring waktu minatnya terus bertambah, hingga merambah sepeda.
Sekurangnya masih ada 40 jenis sepeda tua yang tersimpan di gudang belakang rumahnya.